Breaking News:

Berita Viral

Fakta Baru Aksi Bullying Siswa di Langkat, Berteman Sejak SMP, Kondisi Terkini Korban: Masih Takut

Sempat viral aksi bullying di Langkat, ternyata korban dan pelaku berteman sejak SMP.

Kolase Instagram
Viral aksi bullying di Langkat, ternyata korban dan pelaku berteman sejak SMP 

TRIBUNTRENDS.COM - SMAN 1 Stabat, Kabupaten Langkat tengah jadi sorotan lantaran viral aksi bullying seorang siswa kepada teman sekelasnya.

Kini terungkap fakta baru terkait pelaku, BNQ, dan korban, A.

Rupanya keduanya telah berteman sejak duduk di bangku SMP.

Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat, Syaiful Bahri, mengatakan aksi yang dilakukan oleh BNQ terhadap A itu merupakan candaan lama yang diduga sering dilakukan sejak dahulu.

Baca juga: Siswi SMA Pelaku Bullying di Langkat Tak Di-DO, Diduga Ponakan Anggota DPRD, Kepsek: Punya Cita-cita

Foto korban ketika jilbabnya ditarik oleh terduga pelaku di dalam ruang kelas SMA N 1 Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Minggu (15/10/2023).
Foto korban ketika jilbabnya ditarik oleh terduga pelaku di dalam ruang kelas SMA N 1 Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Minggu (15/10/2023). (TRIBUN MEDAN/HO)

"Pelaku dan korban satu kelas, dan mereka ini bukan murid yang baru tapi sebenarnya mereka dari SMP udah berteman, sama-sama satu SMP, mereka kawan lama."

"Sehingga hal-hal yang dilakukan seperti yang ada di dalam video viral itu, lebih bersifat candaan teman lama," ujar Syaiful Bahri, Selasa (17/10/2023), dikutip dari TribunMedan.

Meski begitu, Syaiful Bahri menegaskan candaan yang dilakukan BNQ terhadap A sudah di luar batas.

Sebab, dalam video yang beredar di media sosial, BNQ tak hanya mengolok-olok A, namun juga melepas jilbab hingga memegang area sensitif korban.

Meski begitu, usai kasus bullying itu viral, kini A telah mendapat pendampingan dari psikolog.

Bahkan, Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat akan melakukan terus memantau korban serta pelaku.

Sehingga, tidak akan ada lagi yang menjadi korban dan merugikan masa depan setiap siswa-siswi.

"Karena dari SMP 5 mereka sudah satu sekolah. Dan satu hal lagi, di SMA ini satu kelas. Mungkin ini candaan yang sangat tidak terkontrol."

"Sehingga menjadi viral di tengah-tengah masyarakat, yang merugikan anak kita sendiri dan orangtuanya," ujar Syaiful. 

"Jadi kesimpulannya, bahwa anak kita yang menjadi korban, akan dilakukan pendampingan oleh psikolog, sampai korban tidak lagi mendapatkan trauma."

"Menurut keterangan orang tua korban, anaknya mau masuk sekolah.

Tapi korban masih merasa takut atau rasa malu jumpa dengan teman-temannya. Sehingga korban tidak masuk sekolah," sambungnya. 

Baca juga: Miris! Siswi SMA di Langkat Dibully di Kelas, Pelakunya Anak Polisi, Orangtua Korban Tak Terima

Pihak Sekolah Adakan Pertemuan antara Keluarga Korban dan Pelaku

SMAN 1 Stabat saat mengelar pertemuan soal kasus bullying yang menimpa seorang siswi berinisial A.
SMAN 1 Stabat saat mengelar pertemuan soal kasus bullying yang menimpa seorang siswi berinisial A. (Tangkap layar kanal YouTube Tribun MedanTV)

Usai, aksi bullying itu viral, pihak sekolah lantas memanggil orang tua korban dan pelaku di ruang perpustakaan SMAN 1 Stabat, Senin (16/10/2023).

dalam pertemuan tersebut juga dihadiri orang tua salah satu pelaku lain yang berinisial FDM yang disebut-sebut seorang anggota Polri yang bertugas di Polres Langkat.

Pertemuan tersebut pun berjalan alot, sebab keluarga korban menginginkan agar para pelaku dikelaurkan dari sekolah.

Sementara, Kepala Sekolah SMP N 1 Stabat, Nano Prihatin, mengatakan ketiga pelaku akan tetap bersekolah di SMA N 1 Stabat.

Meski keluarga dan orangtua korban meminta ketiganya dikeluarkan dari sekolah.

"Kita sudah mengambil keputusan, pelaku tetap di sekolah, toh dia punya cita-cita.

Jadi orang tua sepakat, pelaku tetap sekolah di sini, yang penting korban diberikan pendampingan psikolog untuk memperbaiki mental," ujar Nano. 

Terkait hal tersebut, pria berinisial H yang merupakan keluarga dari A mengaku tak puas dengan keputusan pihak sekolah yang tetap mempertahankan para terduga pelaku.

Sebab, keinginan keluarga A yakni agar para terduga pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

Meski begitu, H tetap menghargai pertemuan antara pihak terduga pelaku dengan keluarga A.

"Dibilang puas tak puas lah, ya bagaimana lagi. Kita dengan adanya pertemuan ini, proses lah sampai waktu minimal dua minggu menerima psikologi yang datang ke rumah," kata pria berinisial H yang mewakili keluarga korban di sekolah, Senin, dikutip dari TribunMedan. 

"Dibilang ngambang gak, karena di sekolah, tidak di luar sekolah, harus dihargai," serunya. 

Diberitakan sebelumnya, aksi bullying yang dilakukan BNQ dan dua temannya terhadap A viral di media sosial. 

Dalam video yang beredar, para pelaku mengolok-olok korban yang saat itu duduk di bangkunya. 

Bahkan, terduga pelaku juga melepas jilbab dan juga memegang area sensitif korban. 

Saat dibully, terlihat korban hanya terdiam dan tidak melakukan perlawanan apapun. 

(Tribunnews.com/Linda) (TribunMedan.com/Muhammad Anil Rasyid)

Diolah dari artikel Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
berita viral hari inibullyingLangkat
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved