Berita Viral
Pihak Ronald Datangi Keluarga Dini Sera, Ngaku Ingin Beri Santunan, Pengacara Curiga: Mau Nyuap?
Keluarga Dini Sera curhat jika pihak Ronald Tannur ingin beri uang santunan, namun pihak pengacara korban menduga jika itu adalah uang suap.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Pihak keluarga tersangka Gregorius Ronald Tannur (31) mendatangi keluarga almarhumah Dini Sera Afrianti (29) di Sukabumi.
Diketahui, Dini Sera merupakan wanita yang tewas dianiaya oleh Ronald di Surabaya, Jawa Timur.
Ronald yang merupakan anak anggota DPR RI itu telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan.
Semenjak kasus ini viral, pihak Ronald telah berusaha mendatangi keluarga Dini untuk meminta maaf.
Baca juga: Mah Dini Mau Pulang Ibu Dini Sera Sempat Senang Dengar Kabar Anak, Ternyata yang Datang Jenazah
Seperti yang dikatakan oleh adik almarhumah Dini, Elsa Rahayu (25), dia mengungkapkan, sepekan pasca-kematian kakaknya ada seorang laki-laki bersama orang yang dikenalnya datang ke rumah.

"Kemarin pagi ada yang datang ke saya.
Bilang kalau saudaranya yang datang itu di sana (DPR RI) satu komisi sama ayahnya Ronald.
Dia disuruh sama bapaknya Ronald untuk ketemu sama keluarga saya," ujar Elsa kepada Tribunjabar.id di rumahnya, Rabu (11/10/2023).
Elsa menuturkan, keluarganya akan diberikan santunan kalau mau bertemu dengan keluarga Ronald.
"Keluarga Ronald katanya mau ke sini, " tuturnya.
Orang yang datang tersebut tidak menyebut atau menegaskan meminta damai.
Alasannya mau bantu anaknya Dini.
Namun, dia meminta untuk tidak diketahui pihak kuasa hukumnya.

"Bukan ada embel apa-apa, katanya, buat bantu si dedek (anak Dini) saja.
Cuma mau via transfer karena dalam jumlah besar. Tapi dilarang buat ngasih tahu pengacara.
Saya iyain saja dulu, saya juga tidak berani (ambil keputusan)," kata Elsa.
"Nah itu saya kasih tahu ke Pak Dimas (kuasa hukum). Katanya itu sama saja mau nyuap keluarga korban," tambah Elsa.
Elsa sebagai keluarga tidak menerima jika harus berdamai dan mencabut laporan polisi atas kasus meninggalnya Dini.
"Ditolak lah, meski dia ngomongnya tidak ada embel apa-apa. Saya enggak berani lah, itu sama saja (mengorbankan kakak)," ucapnya.
Kuasa hukum keluarga Dini, Dimas Himaura, mengungkapkan pihaknya mengklarifikasi dugaan intervensi dari pihak-pihak tertentu yang mencoba untuk memengaruhi keluarga untuk melakukan perdamaian ataupun menerima uang dengan tujuan untuk meringankan hukuman tersangka.
"Dalam video ini saya sampaikan bahwa, keluarga menolak segala bentuk pemberian apapun.
Apakah itu santunan, uang tali asih yang sifatnya adalah untuk mengintervensi jalannya proses hukum yang saat ini sedang berjalan," ujar Dimas saat berada di rumah keluarga korban di Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu (11/10/2023).
"Artinya jika ingin memberikan santunan atau tali asih, maka berikanlah tali asih itu tanpa ada embel-embel perdamaian pencabutan perkara dan lain sebagainya," tutur Dimas.
Baca juga: Kelakuan Ronald Anak DPR Aniaya Dini hingga Tewas, Tertawa Ketika Ditanya Satpam: Saya Gak Kenal Pak
Dimas menyebut, sebagai seorang bermoral, pejabat publik, keluarga yang bermartabat dan memiliki cukup banyak materi, seharusnya memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang beradab.
"Tidak melakukan tindakan di luar proses hukum, menyuruh orang untuk datang ke sini, meminta rekening kekuarga korban dengan alasan jangan sampai pihak kuasa hukum itu tahu," ucapnya.
Menurutnya, itu sangat mencederai proses hukum yang sedang berjalan.
"Kami tim kuasa hukum akan melakukan langkah lebih lanjut terhadap oknum-oknum tersebut.
Bila memang terbukti pejabat tersebut melakukan tindakan itu, maka kami akan juga melakukan proses hukum lebih lanjut," ucapnya.
Terkait anaknya almarhumah Dini yang masih kecil, pihak pengacara pun akan menjamin masa depan pendidikannya.
"Untuk adik D (anak Dini) setiap bulannya maka tim kuasa hukum yang akan memberikan upaya untuk melanjutkan pendidikannya.
Jadi tim kuasa hukum siap untuk menjamin tetap bisa bersekolah," ungkap Dimas.
Sebagai kuasa hukum pihaknya pun memastikan, proses hukum yang berjalan harus dilaksanakan dengan seberat- beratnya dengan pasal 338 KUHP.
"Keluarga berkomitmen bahwa tidak akan pernah mau menandatangani surat perdamaian.
Apabila diberikan embel-embel santunan sebagai alat untuk melakukan perdamaian atau pencabutan perkara," kata Dimas.
Sebelumnya dikabarkan, tersangka penganiayaan Ronald Tannur, sempat membuat laporan palsu ke polisi dengan maksud menghindari jerat hukum.
Ronald diketahui sempat melindas Dini hingga terseret sejauh meter.
Dini sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayang nyawanya tak tertolong.

Demi hindari jeratan hukum, Ronald saat itu sempat membuat laporan palsu ke polisi.
Ronald Tannur saat itu mendatangi Polsek Lakarsantri usai dokter National Hospital menyatakan Dini tewas.
Di kantor polisi, Ronald mengatakan kalau ada perempuan meninggal di Apartemen Orchid, Pakuwon, setelah asam lambung kambuh.
Dari informasi tersebut Polsek Lakarsantri dan Inafis mendatangi lokasi.
Awal-awal itu polisi sempat percaya dengan pengakuan Ronald.
Bahkan pejabat polsek setempat mengatakan kalau Andini tewas karena penyakit bawaan, yaitu asam lambung.
Ketika berita itu teman-teman Dini menyebarkan bukti-bukti kondisi terakhir ketika dari Blackhole KTV Club, Lenmarc Mall, bersama Gregorius.
Satreskrim Polrestabes Surabaya kemudian memutuskan mengambil alih kasus tersebut.
Beberapa tim pun disebar untuk mencari informasi.
Di situlah kejanggalan mulai terungkap.
Baca juga: SOSOK Ronald, Anak DPR RI yang Lindas Dini Sera hingga Terseret 5 Meter, Jadi Tersangka Penganiayaan
Rabu 4 Oktober 2023 sekira pukul 23.00 Jenazah Andini diautopsi di RSUD dr Soetomo.
Saat itu status Gregorius yang merupakan anak pejabat belum terungkap. Rabu sore informasi itu baru mencuat.
Gregorius diketahui anak dari Edward Tannur anggota DPR RI Komisi IV fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) asal Nusa Tenggara Timur.
Instagram simpatisan ayah Ro saat itu dikunjungi banyak netizen.
Ada yang menyebut bapak Ronald berusaha mencegah kasus ini viral.
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI Imron Amin baru-baru ini menyebut akan mengirim tim ke Surabaya untuk mendalami ada atau tidak intervensi Edward ke polisi dalam menangani kasus anaknya.
Dini Sempat Dilindas Mobil
Gregorius Ronald Tannur (GR) anak anggota DPR RI menguak bagaimana dirinya menghabisi nyawa Dian sang kekasih.
Ternyata Gregorius Ronald Tannur tega melakukan tiga tindakan kekerasan terhadap Dini.

Hal tersebut diungkap Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce dalam konferensi pers kasus kematian Dini pada Jumat (6/10/2023).
Diungkap Kombes Pasma Royce, Dini dan GR telah berpacaran sejak bulan Mei 2023.
Pada Selasa malam, Dini dan GR diundang rekannya untuk berkaraoke di bersama.
"Pada pukul 21.32 Wib, korban dan GR datang ke karaoke Blackhole dan bergabung dengan lima temannya dan meminum minuman keras," kata Kombes Pasma Royce melansir Tribunnewsbogor.com, Sabtu, (7/10/2023).
Selang 2,5 jam kemudian, Dini dan GR keluar dari ruangan karaoke hendak pulang.
Namun di momen tersebut, Dini dan GR bertengkar hingga diketahui oleh pihak security.
"Rabu 4 Oktober 2023 pukul 00.10 Wib, korban dan GR disaksikan oleh security sedang pulang menuju lift dan saat itu terjadi cekcok," ujar Kombes Pasma Royce.
Awal mula pertengkaran tersebut diurai GR kepada pihak kepolisian.
Ternyata perselisihan dimulai gara-gara GR menendang kaki kekasihnya.
Aksi sadis pertama yang dilakukan GR itu sampai membuat Dini terjatuh.
"Dalam pertengkaran itu bahwa saksi GR telah melakukan penendangan terhadap kaki kanan DSA.
Hingga korban terjatuh sampai posisi duduk," ungkap Kombes Pasma Royce.
Bak tak puas, GR pun kembali menganiaya kekasihnya dengan kejam.
Aksi sadis kedua adalah GR memukul kepala Dini menggunakan botol miras yang ia bawa.
"Setelah terduduk, GR melakukan pemukulan kepada DSA sebanyak dua kali menggunakan botol minuman (miras)," pungkas Kombes Pasma Royce.
Baca juga: Doa Cak Imin untuk Dini Sera, Janda yang Tewas Dianiaya Ronald Anak DPR RI dari PKB: Saya Prihatin
Tiba di basement parkiran, GR kembali melakukan hal sadis kepada kekasihnya.
Aksi ketiga itulah yang akhirnya membuat Dini terkulai lemas hingga meninggal dunia.
Betapa tidak, GR secara tiba-tiba melindas Dini yang kala itu sedang bersandar di mobilnya.
"Korban berduduk sandar pada pintu sebelah kiri pintu mobil. Saksi GR masuk mobil pada posisi driver.
Selanjutnya mobil dijalankan dan belok ke kanan, sedangkan korban di posisi kiri terduduk.
Sehingga menyebabkan korban terlindas sebagian tubuhnya dan terseret lima meter lebih," ungkap Kombes Pasma Royce.

Usai mengetahui pacarnya terlindas dan terseret, GR pun membawanya menuju apartemen.
Tiba di apartemen satu jam kemudian, GR syok lantaran Dini dalam kondisi lemas.
Di momen itulah GR sempat panik hingga memberikan napas buatan kepada sang pacar.
"Pukul 01.15 Wib, GR tiba di apartemen dan memindahkan DSA ke kursi roda.
Korban sudah lemas. Dalam kondisi tersebut GR mencoba untuk memberikan napas buatan dan sambil menekan dada DSA namun tidak ada respon," imbuh Kombes Pasma Royce.
Hingga akhirnya GR pun membawa Dini ke rumah sakit.
Namun nahas nyawa Dini tak tertolong.
"DSA dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan medis oleh pihak rumah sakit.
Kemudian pukul 02.30 Wib korban DSA dinyatakan meninggal dunia," ujar pihak kepolisian.
Atas kasus tersebut, GR resmi ditetapkan sebagai tersangka.
GR pun telah diamankan pihak kepolisian.
***
Artikel ini diolah dari TribunJabar
Sumber: Tribun Jabar
Drama Akad Nikah di Pinrang: Wajah Dibuka, 'Pengantin Cantik' Berubah Jadi Pria Berjenggot |
![]() |
---|
Misteri Darah di Purwakarta, ART Berpura-Pura Panik, Ternyata Dialah Pembunuh Dea Permata |
![]() |
---|
Insiden Viral RSUD Sekayu Berakhir Manis: Keluarga Pasien Akhirnya Minta Maaf ke dr Syahpri |
![]() |
---|
Jejak Karier Dokter Syahpri: Dari Konsultan Ginjal Berprestasi hingga Jadi Amukan Pasien RSUD Sekayu |
![]() |
---|
Kekerasan di Ruang Perawatan: dr Syahpri Polisikan Keluarga Pasien RSUD Sekayu, Tak Ada Maaf |
![]() |
---|