Arti Istilah Viral
Apa Arti Puh Sepuh, Istilah Viral di TikTok? Kata Ini Juga Kerap Dipakai Netizen di IG hingga FB
Berikut arti istilah viral Puh Sepuh yang berseliweran di media sosial seperti Facebook, TikTok, Instagram, dan Twitter
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Berikut ini arti kata Puh Sepuh yang viral di TikTok baru-baru ini.
Kata ini juga dijumpai di berbagai media sosial lainnya seperti di Instagram, Facebook hingga Twitter dan juga kerap digunakan remaja zaman sekarang saat ngobrol.
Lalu apa arti dari kata viral Puh Sepuh ini? Simak penjelasannya.
Baca juga: Apa Arti OOTD Istilah Viral TikTok? Singkatan Bahasa Inggris Sering Muncul di Sosmed, Ini Maknanya
Seperti kata Sepuh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya campuran bahan-bahan yang dipakai untuk membuat warna emas tua.
Dalam arti lain, sepuh adalah cara mengeraskan sabit atau pisau dengan membakar kemudian mencelupkannya ke dalam air.
Sedangkan dalam bahasa Jawa arti kata sepuh adalah sebutan untuk orang yang sudah tua atau orang yang dihormati karena sudah berusia lanjut.

Sedangkan dalam bahasa gaul kata ini memiliki arti orang yang sudah berpengalaman atau memiliki kemampuan yang hebat di bidangnya.
Di media sosial kata ini biasanya digunakan untuk memuji orang yang hebat atau punya kemampuan diatas rata-rata, seperti orang yang hebat dalam bermain game, orang yang sangat berprestasi, dan lain sebagainya.
Buat yang pengen ikutan meramaikan viralnya kata sepuh ini, berikut beberapa contoh kalimat yang bisa digunakan.
1. Wah jago banget sih, sungkem dulu sama sepuh.
2. Semakin sepuh seseorang semakin mendekati inti bumi merendahnya.
3. Ngeri sepuh, gambarnya bagus banget, mau dong diajarin.
4. Mana ada gue sepuh, cuma kebetulan kok aslinya biasa aja.
5. Awas ada sepuh, kita sungkem dulu.
6. Aku mah masih pemula puh, belum jago banget.
7. Ajarin aku dong puh, biar hebat kayak sepuh. 8. Sedang Mencatat ilmu tingkat tinggi para sepuh.
9. Selalu merendah padahal aslinya sepuh.

Arti Suhu Bahasa Gaul
Kata Suhu banyak ditemukan di sosmed, maka kamu harus tahu apa arti suhu Bahasa Gaul , berikut di antara contoh suhu dalam kalimat gaul :
Soal cewek jangan ditanya, dia suhu nya
Play boy jangan lawan suhu deh
Cewek satu ini suhu ghosting
Masak iya suhu cengeng, masih banyak cewek lain bro
Motor loe rusak, serahkan kepada suhu nya
Dia itu suhu dalam urusan permesinan
Nah, penasaran kan, berikut penjelasan tentang apa arti suhu dalam bahasa gaul dan suhu artinya dalam Bahasa Gaul .
Suhu bukanlah arti yang sebenarnya dalam Bahasa Gaul.
Suhu yang dimaksud dalam Bahasa Gaul meruapakan istilah yang merujuk pada seseorang yang memiliki kemampuan lebih dari kita.
Baca juga: Apa Arti Kidult, Istilah Viral di TikTok? Kata Ini Juga Kerap Dipakai Netizen di Berbagai Medsos
suhu yang dimaksud bukan temperatur, melainkan julukan untuk seseorang yang dianggap jauh lebih hebat dan berpengalaman dalam suatu hal.
Contoh penggunaan kata Suhu dalam percakapan:
Kelvin: "nilai ujian lo dapet apa, van?"
Zivan: "alhamdulillah gue dapet A nih, vin."
Kelvin: "gila banget. ampun suhu. gue ga ada apa-apanya ini."
Jadi sekarang kamu sudah tahu apa itu Suhu dalam Bahasa Gaul bukan?
Apa Arti Kidult, Istilah Viral di TikTok? Kata Ini Juga Kerap Dipakai Netizen di Berbagai Medsos
Fenomena kidult atau saat orang-orang dewasa menyukai mainan anak-anak ramai diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir.
Hal itu salah satunya dipicu saat pandemi Covid-19 dan orang-orang banyak berdiam di rumah. Untuk mengatasi kebosanan, banyak yang kembali pada mainan masa kecilnya.
Kidult bisa juga dimaknai sebagai menciptakan kembali kenangan masa kecil dengan mengambil bagian dalam kegiatan yang umumnya dianggap untuk anak-anak.
Lantas, apa itu fenomena kidult?

Apa itu kidult?
Dikutip dari Kompas.com, istilah kidult berasal dari gabungan kata kid-adult yang diperkenalkan pertama kali oleh psikolog Jim Ward-Nichols dari Steven Institute of Technology di New Jersey, AS.
Fenomena Kidult saat itu banyak muncul di kalangan masyarakat urban di negara-negara maju pada medio 1980-an.
Kidult adalah fenomena mengenai seseorang yang sebenarnya secara umur sudah dewasa, tapi masih senang menikmati kehidupan dan kebiasaan anak-anak atau remaja belasan tahun.
Singkatnya, mereka adalah sosok yang menolak menjadi dewasa karena tak mau kehilangan zona nyaman masa kanak-kanak yang tak menuntut tanggung jawab besar.
Masing-masing negara memiliki istilah berbeda untuk fenomena kidult ini. Seperti misalnya Kippers di Inggris, Nesthockers di Jerman, Mammones di Perancis, atau Freeeters di Jepang.
Sejarah fenomena Kidult, tak semata-mata mainan
Meskipun banyak berkembang di tahun 1980-an, namun sejumlah penelitian menyebut, fenomena Kidult mulai ada sejak 1960-an.
Salah satunya ditandai oleh banyaknya orang dewasa yang masih tinggal bersama orangtuanya atau menolak untuk dewasa.
Saat itu di Amerika Serikat, jumlah orang dewasa di atas usia 26 tahun yang masih tinggal bersama orangtuanya meningkat dari 11 persen di 1970 menjadi lebih dari 20 persen di 2005.
Menunda pernikahan hingga tak miliki rencana
Padahal di Amerika, sudah menjadi tradisi bahwa mereka akan "keluar rumah" saat masuk bangku kuliah dan belajar mandiri.
Namun saat ini, fenomena "tinggal bersama orangtua" meski sudah bekerja secara mapan muncul sebagai kebiasaan dan tradisi.
Ahli kependudukan Bernard Salt menyebutkan, fenomena Kidult mulai mempengaruhi orang dewasa di atas 25 tahun.
Kebanyakan dari mereka ini menunda pernikahan, menunda punya anak, menunda membeli rumah, lebih memilih liburan keliling dunia, dan membelanjakan uang tanpa rencana.
Penyebab fenomena Kidult
Meluasnya fenomena Kidult dapat disebabkan sejumlah faktor, seperti misalnya kondisi keuangan dan ekonomi orangtua yang mapan.
Selain juga lapangan kerja yang kompetitif bagi laki-laki dan perempuan usia muda, serta gaya hidup mewah.
Sifat kidult ini dinilai tidak berhubungan dengan intelegensia seseorang. Tak sedikit mereka yang kidult memiliki kecerdasan dan karir yang cemerlang.
Sementara dilansir dari Huffington Post ada banyak faktor yang diduga menyebabkan orang dewasa untuk membeli mainan anak-anak.
Profesor psikiatri dan psikologi di University of Pittsburgh, Beatriz Luna percaya bahwa orang berusia 20-an dipengaruhi oleh aktivitas berlebihan remaja dan tidak menjadi dewasa sampai usia 25 tahun.
Di sisi lain, orang dewasa yang membeli mainan anak-anak disebut sedang berupaya untuk bernotalgia ke masa kecilnya.
Disebutkan Fox Bussiness, sorang dewasa menyumbang hingga 9 miliar dollar Amerika untuk membeli mainan anak-anak. Tren ini menggemparkan industri mainan anak-anak.

Dampak fenomena kidult
Saat pandemi Covid-19 memicu keinginan orang dewasa untuk membeli mainan anak-anak.
Sejumlah orang tua dikabarkan menghabiskan waktu bersama anak mereka dengan bermain mainan seperti lego.
Secara psikologis, keinginan memiliki mainan anak-anak ini juga bisa menjadi salah bentuk penafian orang dewasa akan ketakutan mereka terhadap penuaan.
Sementara itu, dosen psikologi UNISA, Ratna Yunita menjelaskan bahwa kedewasaan merupaka proses mental.
"Dewasa itu proses mental, tidak diukur dari seberapa usianya tapi seberapa matang seseorang secara mentalnya," tuturnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Minggu (25/12/2022).
Oleh karena itu, ada istilah usia mental dan usia fisik seseorang.
Ratna mengatakan bahwa orang dengan usia fisik dewasa belum tentu bwrpikir dewasa, sehingga perilaku yang muncul terkadang terlihat seperti kekanakan.
"Hal ini dikarenakan egosentris mereka masih tinggi," kata Ratna.
Selain itu, keinginana orang dewasa untuk miliki barang yang identik dengan anak-anak juga bisa dipicu karena pemenuhan keinginan yang belum terwujud.
"Hal ini membuat mereka hanya fokus pada pemenuhan psikologis terhadap ego diri saja tanpa mempertimbangkan nilai lainnya," ungkap Ratna.
Memunculkan sifat kekanak-kanakan
Menurut Ratna, fenomena kidult yang terus dilakukan bisa menimbulkan dampak yang mempengaruhi sikap seseorang.
"Hal ini akan memunculkan sikap kekanakan yang membuat seseorang nantinya jika ia sudah menikah, ia kurang mampu bertanggungjawab terhadap figurnya sebagai seorang Ibu atau seorang ayah," terang Ratna.
Hal ini karena pemenuhan kebutuhannya masih bertumpu pada dirinya sendiri
Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menimbulkan ketergantungan
"Dimana jika seorang dewasa tergantung dengan benda dari masa kecil anak, ini akan menjadi sebuah gangguan psikologis," tandas Ratna.
Gangguan psikologis itu bisa berupa munculnya rasa sakit hingga tidak percaya diri ketika benda tersebut tidak ada.
Diolah dari artikel TribunPekanbaru dan Kompas.com
Sumber: Tribun Pekanbaru
Arti Kata ACAB dan 1312, Viral Saat Demo Buruh 2025, Kerap Dipakai Warganet di Unggahan IG hingga WA |
![]() |
---|
Apa Arti Aura Farming Istilah Viral di TikTok? Bahasa Gaul Gen Z Dikenal Lewat Tarian Pacu Jalur |
![]() |
---|
Apa Arti Doksli Istilah Viral TikTok? Singkatan Populer Kini Jadi Bahasa Gaul, Sering di Medsos |
![]() |
---|
Apa Itu Black Dandyism Dikaitkan dengan Met Gala 2025? Ketahui Makna di Baliknya & Asal-usulnya |
![]() |
---|
Apa Arti Demure Viral di TikTok? Istilah Populer Kini Jadi Bahasa Gaul, Ketahui Maknanya! |
![]() |
---|