Berita Viral
Terbukti Lalai! Karier Perawat Hancur Gegara Bayi Tertukar di Bogor, Pihak RS Sentosa Minta Maaf
Direktur Rumah Sakit Sentosa, drg Margaretha Kurnia minta maaf usai viralnya kasus bayi tertukar di Bogor, nasib para perawat terungkap.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Direktur Rumah Sakit Sentosa, drg Margaretha Kurnia akhirnya muncul ke publik usai pihak kepolisian mengumumkan hasil tes DNA bayi yang tertukar di Bogor.
drg Margaretha Kurnia meminta maaf atas keteledoran yang dilakukan oleh pihak rumah sakitnya.
Dalam kesempatan itu sang manajer mengungkap penyebab bayi tertukar di Bogor yang terjadi satu tahun lalu.
Akibat dari kesalahan fatal tersebut, Siti Mauliah dan Dian sampai harus merawat bayi yang bukan anak kandungnya.
Siti Mauliah dan Dian bahkan harus sampai menjalani tes DNA demi bisa membuktikan bayi tertukar di Bogor.
Baca juga: SOSOK Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, Nangis Lihat Kasus Bayi Tertukar, Trenyuh Pangku 2 Bayi

Setelah proses yang cukup panjang, Siti dan Dian kini bisa bernafas lega.
Perasaan mengganjal yang dirasakannya selama setahun ke belakang, kini telah sirna.
Ya, dugaan bayi tertukar yang dirasakan selama ini rupanya benar adanya.
Bayi Siti dan Dian tertukar saat menjalani persalinan di Rumah Sakit Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor.
Terlepas dari itu, pihak Rumah Sakit Sentosa mengakui kesalahan fatal yang dilakukan perawatnya.
Manajer Rumah Sakit Sentosa, drg Margaretha Kurnia meminta maaf atas keteledoran yang dilakukan.
"Terjadi karena karena ada ketidakhati-hatian dalam petugas kami melaksanakan prosedur yang sudah ada," kata Margaretha.
Ia mengaku menyesali perbuatan perawat tersebut.
"Kami sangat menyesali, saya sebagai pimpinan juga sedih hal ini terjadi di rumah sakit pada kedua ibu," katanya.
Margaretha Kurnia mengungkap penyebab utama bayi tertukar di Bogor terjadi saat pasien akan dipulangkan.
"Dalam proses yang ada ketidakhati-hatian itu di dalam proses identifikasi saat bayi pulang," ungkapnya.
Terkait alasan bayi tertukar, Margaretha Kurnia mengakui ada tahapan yang terlewat dari si perawat.
"Ada proses yang harusnya dilakukan, tapi ada ketidakhati-hatian dalam proses identifikasi bayi," katanya.
Baca juga: Kesabaran 2 Ibu di Bogor Diuji, Bayinya yang Tertukar Selama 1 Tahun Belum Bisa Dibawa Pulang

Nasib karir perawat
Sementara itu, Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengatakan pada awalnya terdapat 15 perawat yang akan dikenai sanksi.
Namun, jumlah itu akhirnya dikurangi.
"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," kata Gregg.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada kelalaian yang dilakukan perawat dan bidan saat memasang gelang ke bayi tersebut, sehingga menyebabkan bayi pasien D dengan bayi Siti Mauliah tertukar.
"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya,” ujar Gregg.
“Jadinya yang 10 orang kita SP1 saja. Sedangkan yang lima perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan,” imbuhnya.
Gregg menyebutkan, perawat dan bidan yang terlibat dalam kasus tersebut telah dibebaskan dari semua pekerjaannya.
Baca juga: MOMEN Pertemuan 2 Bayi Tertukar di Bogor, Beda Sikap Disorot, Anak Ibu D Aktif, Putra Ibu Siti Kalem
Respon Ibu Bayi Tertukar di Bogor
Siti Mauliah (37), pun tersenyum bahagia saat mengetahui hasil tes DNA anaknya.
Pasalnya, setelah setahun berupaya terus mencari, kini setelah penantian panjang itu pun menemukan titik terang.
Kebenaran bayi tertukar dengan pasien bernama Dian yang sebelumnya masih menjadi dugaan kini terjawab sudah.
Fakta bayi keduanya tertukar berdasarkan hasil tes DNA silang yang dilakukan di Puslabfor Polri di Sentul Kabupaten Bogor.
Siti Mauliah pun mengaku sangat lega karena keberadaan anak biologisnya kini sudah jelas tertukar dengan orang lain yang sudah dicurigainya sejak awal.
"Untuk perasaan saya waktu itu langsung lega, dan juga bahagia bahwa bener dugaan saya tidak salah, feeling saya tidak salah, kontak batin saya ke bayi yang di sana tidak salah," ujarnya dikutip dari TribunnewsBogor.com di kediamannya, Sabtu (26/8/2023).
Ketika pengumuman hasil tes DNA itu dibacakan di Polres Bogor pada Jumat (25/8/2023), ia mengaku merasakan rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata.
Terlebih saat dirinya kembali dipertemukan dengan anak biologisnya setelah setahun terpisah lantaran tertukar.
"Kebahagiaan itu muncul sejak kemarin juga setelah denger si bayi yang di sana itu memang darah daging saya.
Pas ketemu langsung bahagia banget, emang bener dia itu punya saya dari awal juga emang langsung kan itu bayi saya" katanya.
Siti Mauliah mengungkapkan, suasana haru campur sedih pun menyelimuti salah satu ruangan di Polres Bogor yang digunakan sebagai tempat mediasi antar kedua belah pihak.
Baca juga: HASIL Tes DNA Sudah Keluar, Kedua Bayi di Bogor Dipastikan Tertukar, Polisi : Fix 99,9 persen

Dalam mediasi tersebut, melibatkan Deputi Bidang Perlindungan Anak Nahar, Wakil Ketua KPAI Jasra Putra dan Asisten Deputi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Kemenko PMK Imron Rosadi, kedua belah pihak keluarga, dan Kapolres Bogor.
Bahkan, kata Siti Mauliah, semua yang ada di dalam ruangan tersebut tak kuasa menahan air mata ketika hasil tes DNA dibacakan.
"Kemarin itu bener-bener mengharukan, bukan dari saya sama bu Dian aja yang shock dan terharu, dari semua orang yang ada di dalem situ ikut terharu, ikut bersedih, ada yang seneng juga masalah ini udah mau clear, seneng dan gembira juga," pungkasnya.
Meski sudah fix bayinya dengan pasien bernama Dian tertukar, pertukaran tidak biaa dilakukan secara langsung. Diperlukan waktu untuk keduanya melakukan perkenalan dan adaptasi dengan bayinya masing-masing.
(*)
Artikel ini diolah dari TribunBogor
Sumber: Tribun Bogor
24 Jam dari Waktu Kejadian Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, 38 Korban Masih Dicari Tim SAR |
![]() |
---|
Kesedihan Ibunda Alvan, Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, Putra Bungsu Kesayangan Keluarga |
![]() |
---|
Sosok Alvan Korban Meninggal Tragedi Robohnya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Baru 4 Bulan Mondok |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Diberondong Karangan Bunga, Bentuk Protes Pembatalan Kenaikan Cukai Rokok |
![]() |
---|
Evakuasi Ponpes Al Khoziny: Terdengar Tangisan dari Balik Beton, Tujuh Nyawa Bertahan di Reruntuhan |
![]() |
---|