Berita Viral
Awalnya 6 Bulan, Proses Pengembalian Bayi Tertukar Dipercepat Jadi 1 Bulan, Polisi Ungkap Alasannya
Polisi percepat proses pengembalian bayi tertukar di Bogor, awalnya 6 bulan, berubah jadi 1 bulan, terungkap alasannya.
Editor: jonisetiawan
"Itu tergantung si bayi sama si ibu, benar-benar sudah dekat atau belum.
Keinginan saya juga bisa tetap memantau beliau (bayi yang tertukar), biar bagaimanapun dia kan anak saya," ungkap Siti Mauliah.
Baca juga: Terbukti Lalai! Karier Perawat Hancur Gegara Bayi Tertukar di Bogor, Pihak RS Sentosa Minta Maaf
Di lain sisi, Direktur Rumah Sakit Sentosa, drg Margaretha Kurnia akhirnya muncul ke publik usai pihak kepolisian mengumumkan hasil tes DNA bayi yang tertukar di Bogor.
drg Margaretha Kurnia meminta maaf atas keteledoran yang dilakukan oleh pihak rumah sakitnya.
Dalam kesempatan itu sang manajer mengungkap penyebab bayi tertukar di Bogor yang terjadi satu tahun lalu.

"Terjadi karena karena ada ketidakhati-hatian dalam petugas kami melaksanakan prosedur yang sudah ada," kata Margaretha.
Ia mengaku menyesali perbuatan perawat tersebut.
"Kami sangat menyesali, saya sebagai pimpinan juga sedih hal ini terjadi di rumah sakit pada kedua ibu," katanya.
Margaretha Kurnia mengungkap penyebab utama bayi tertukar di Bogor terjadi saat pasien akan dipulangkan.
"Dalam proses yang ada ketidakhati-hatian itu di dalam proses identifikasi saat bayi pulang," ungkapnya.
Terkait alasan bayi tertukar, Margaretha Kurnia mengakui ada tahapan yang terlewat dari si perawat.
"Ada proses yang harusnya dilakukan, tapi ada ketidakhati-hatian dalam proses identifikasi bayi," katanya.
Baca juga: Kesabaran 2 Ibu di Bogor Diuji, Bayinya yang Tertukar Selama 1 Tahun Belum Bisa Dibawa Pulang

Nasib karir perawat
Sementara itu, Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengatakan pada awalnya terdapat 15 perawat yang akan dikenai sanksi.
Namun, jumlah itu akhirnya dikurangi.
"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," kata Gregg.
Sumber: Tribun Bogor
Merah Putih: One For All Sepi Penonton, Hanya 3 Orang Hadir di Satu Bioskop, Slot Tayang Menyusut |
![]() |
---|
Dari Salah Tafsir Jadi Petaka: 37 Siswa MAN 1 Padang Gagal Lulus Gara-gara Robek Bendera Merah Putih |
![]() |
---|
Nasib Tragis Merah Putih: One For All, Rating Terendah Sepanjang Sejarah Animasi Indonesia |
![]() |
---|
Bupati Landak Kalbar Geram ASN Abai Upacara HUT RI, Perilaku Tak Disiplin: Kami Pastikan Ada Sanksi |
![]() |
---|
Sosok Painem Pedagang Tegur Wisatawan Telaga Sarangan Magetan, Sudah Jualan di Situ 50 Tahun |
![]() |
---|