Arti Istilah Viral
Apa Arti Grooming, Istilah Viral di TikTok? Kata Ini Kerap Dipakai Warganet di Berbagai Medsos
Inilah arti istilah viral Grooming yang berseliweran di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Tribunners berikut ini arti kata Grooming yang viral di TikTok belakangan ini.
Kata ini ternyata juga kerap dijumpai di berbagai media sosial lainnya seperti di Instagram, Facebook hingga Twitter.
Lantas apa arti dari kata viral Grooming ini?
Baca juga: Apa Arti Closure Istilah Viral TikTok? Bahasa Gaul Sering Digunakan dalam Percintaan Anak Muda
Inilah arti kata grooming, sering kali menyerang anak-anak yang bermain media sosial.
Tribunners mungkin pernah mendengar istilah gaul ini saat bermain media sosial, bukan?
Biasanya, grooming disebut dalam sebuah berita kejahatan hingga akhirnya ramai diperbicarakan netizen.
Selain itu, segelintir orang tak jarang pula dituding melakukan 'grooming' terhadap anak di bawah umur.
Sesuai pernyataan di atas, grooming kerap terjadi pada anak-anak.
Sebab itu, para orang tua harus mengerti arti kata grooming agar dapat mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Arti kata grooming
Media sosial berpotensi berbahaya, jika digunakan anak-anak sejak dini.
Dr. Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A.R(K) mengatakan bahwa risiko anak menggunakan media sosial sejak dini salah satunya bisa terkena kejahatan asusila, seperti grooming.
"Semakin dini penggunaan media sosial, semakin membuka celah atau jendela untuk mereka (anak-anak) menjadi korban dari tindak kejahatan dunia maya," kata dr. Anggia dalam webinar pada Jumat (21/7/2023), seperti yang dikutip dari Antara.
Pakar kejiwaan subspesialis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia ini menerangkan bahwa grooming adalah bentuk kejahatan asusila pada anak, dengan si pelaku biasanya merayu dan melakukan tipu muslihat pada korban melalui media sosial.
Dikutip dari Social Media Victims, grooming saat ini marak dalam bentuk online.
Itu terjadi ketika orang dewasa menjalin hubungan emosional dengan seorang anak melalui komunikasi di media sosial (grooming online).
Tujuan si pelaku adalah untuk mendapatkan kepercayaan anak-anak, yang pada akhirnya bisa mengeksploitasi mereka.

"Para predator" itu biasanya pada tahap awal tampak bersikap normal, tetapi secara bertahap membangun keintiman.
Setelah menjalin interaksi yang ramah dengan anak, "si predator" dapat memperkenalkan topik seksual, mengirimkan gambar atau video eksplisit kepada anak tersebut.
Itu dapat membentuk semacam "hubungan khusus" atau rahasia bersama.
Si pelaku kemudian dapat menggunakan rahasia bersama mereka sebagai ancaman untuk mencoba meyakinkan si anak untuk terlibat dalam perilaku tidak pantas lainnya.
Baca juga: Apa Arti Askew Istilah Viral TikTok? Ternyata Fitur Rahasia Google, Belum Banyak yang Tahu Fungsinya
Itu sering kali merupakan upaya untuk menarik korban ke dalam skenario kompromi lebih lanjut yang dapat digunakan sebagai pemerasan untuk memperdalam hubungan mereka.
"Para predator" dapat mengancam untuk memberi tahu orang tua atau figur otoritas lainnya tentang hubungan mereka, jika korban tidak memenuhi tuntutannya.
Tuntutan tersebut dapat mencakup permintaan untuk mengirimkan gambar atau video yang tidak pantas dari korban atau permintaan untuk bertemu langsung.
"Sudah pasti penggunaan media sosial secara dini meningkatkan risiko child grooming," tutur dr. Anggia.
Oleh karena itu, orangtua harus mencegah dampak media sosial ini.
Salah satunya adalah memfasilitasi media sosial di saat usia anak telah siap.
Dr. Anggia mengatakan bahwa anak usia setidaknya 13 tahun dapat mulai dikenalkan dengan media sosial karena sudah bisa mandiri dalam memanfaatkan gawai dan menatap layar.
Meski begitu, anak tersebut tetap membutuhkan pengawasan orangtua.
Menurut Parents, anak usia 13 tahun masih dalam proses mengembangkan identitas dirinya.
Sementara, media sosial sering menciptakan pandangan menyimpang tentang harga diri dan relasi antarindividu.

Pada usia 13 tahun ke atas, Dr. Anggia menyarankan orangtua masih menerapkan batasan terbuka untuk penggunaan media sosial disertai penjelasan apa saja yang boleh dan tidak boleh.
"Ketika sudah di luar batas, anak dan remaja kita ingatkan baik dampaknya, profil akademiknya, hasilnya, maupun cara mereka bergaul," ucapnya.
Dikutip dari Child Mind Institute, tidak hanya usia berdasarkan angka yang harus diperhatikan orangtua.
Orangtua juga harus mempertimbangkan kedewasaan anak sebelum mengenalkannya pada dunia maya.
Kedewasaan anak penting sebagai "modal" bermain media sosial, karena itu membantunya membaca isyarat sosial, kontrol impuls diri, dan menghadapi kritik atau penolakan di dunia maya.
Oleh karena itu, orangtua harus mempersiapkan kedewasaan anak untuk bermain media sosial sebelum anak mencapai usia 13 tahun yang dianggap sudah bisa mandiri.
Diolah dari artikel TribunJatim
Apa Arti Aura Farming Istilah Viral di TikTok? Bahasa Gaul Gen Z Dikenal Lewat Tarian Pacu Jalur |
![]() |
---|
Apa Arti Doksli Istilah Viral TikTok? Singkatan Populer Kini Jadi Bahasa Gaul, Sering di Medsos |
![]() |
---|
Apa Itu Black Dandyism Dikaitkan dengan Met Gala 2025? Ketahui Makna di Baliknya & Asal-usulnya |
![]() |
---|
Apa Arti Demure Viral di TikTok? Istilah Populer Kini Jadi Bahasa Gaul, Ketahui Maknanya! |
![]() |
---|
Apa Arti Not My Style Istilah Viral di TikTok? Sering Dipakai Kalangan Gen Z, Ternyata Ini Maknanya |
![]() |
---|