Berita Viral
Pria Ditemukan Tewas Peluk Uang Rp 24 Juta Dibelah 2, Bukan Hasil Ngemis, Depresi Ditinggal Pacar
Uang Rp 24 juta dibelah 2 ditemukan dalam pelukan jasad seorang pria di Samarinda, bukan hasil ngemis, begini akhirnya.
Editor: ninda iswara
TRIBUNTRENDS.COM - Seorang pria ditemukan tewas memeluk segepok uang sejumlah Rp 24 juta.
Uang Rp 24 juta tersebut dibungkus kantong plastik.
Warga Samarinda, Kalimantan Timur, pun dibuat heboh dengan ditemukannya pria tewas memeluk uang Rp 24 juta ini.
Uang yang ada di dalam kantong plastik tersebut diketahui dalam beragam pecahan.
Kini diketahui identitas pria yang memeluk uang segepok tersebut.
Pria tersebut ditemukan meninggal di samping warung makan Jalan Flores, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Kota Samarinda, pada Jumat (16/6/2023) lalu.
"Di tubuh korban memegang plastik dengan jumlah uang rupiah yang disobek menjadi dua oleh korban," jelas Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Rengga Puspo, dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (7/7/2023).
Baca juga: UANG Rp 50 Ribu Jadi Pemicu, Pemuda di Nganjuk Nakat Habisi Nyawa Temannya Dibacok Tiga Kali

Karena pria tersebut diduga terlantar, akhirnya Kanit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda, Aiptu Harry Cahyadi, mencoba koordinasi dengan Ketua RT terdekat dari pos pantau mereka yang ada di Jalan Mulawarman, Kecamatan Samarinda Kota, untuk membantu proses pemakaman korban.
"Tapi ditolak sama Ketua RT-nya. Katanya korban tidak pernah melapor, dan otomatis tidak masuk rukun kematiannya," ungkapnya.
Didorong rasa kemanusian, Aiptu Harry Cahyadi akhirnya menggunakan dana pribadi.
Ia akhirnya menguburkan korban di Pekuburan Muslim, Jalan Setosa, Gang Kenanga 7, Kecamatan Sungai Pinang, pukul 10.00 WITA.
Sehari setelah dimakamkan, atau Sabtu (17/6/2023), Aiptu Harry Cahyadi hendak membersihkan barang peninggalan korban.
Hanya ada satu potong celana pendek cokelat, sarung hijau bermotif kotak-kotak, dan bungkusan plastik yang dikira isi baju korban.
Biasanya pakaian para korban yang tak memiliki keluarga akan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Namun ketika dibuka, alangkah terkejutnya, sebab bungkusan plastik kuning tersebut berisi potongan lembaran mata uang rupiah.
Bukan tersobek menjadi dua bagian.
Namun uang pecahan 1000, 2000, 5000, 10.000, 20.000, 50.000, dan 100.000 rupiah ini dibelah menjadi dua bagian utuh, hingga sisi depan belakang terpisah.
"Uangnya bagus tidak robek. Ada uang lama dan baru. Semuanya utuh," beber Aiptu Harry Cahyadi.
Baca juga: Ingat Pelaku Pencabulan Anak Kandung di Depok? Nasibnya Tragis, Tewas Dikeroyok Tahanan Lain di Sel

Dengan temuan ini, akhirnya ia mendatangi kantor perwakilan (Kanwil) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mengkonsultasikan hal tersebut.
"Niat saya kalau BI mau mengganti, karena tidak keluarga korban, uang itu akan saya belikan Alquran, Yasin, dan disumbangkan kepada anak yatim dan pondok pesantren," ungkapnya.
Ia menjelaskan, pihak BI pun sempat dibuat terkejut dengan temuan ini.
Pimpinan Kanwil BI Kaltim pun sampai turun bersama tim investigasi untuk menyelidiki lembaran uang tersebut.
Pihak BI menyatakan, uang tersebut asli.
Bahkan tim pusat tak bisa memecahkan bagaimana cara pria membelah dua seluruh uang kertas tersebut tanpa terobek sedikitpun.
"Mereka (BI) juga heran, karena biasa temuannya itu robek, terbakar atau dimakan rayap. Makanya mereka menyatakan ini temuan pertama di Indonesia," bebernya.
Waktu berlalu, pasca pertemuan dengan pihak BI tersebut, mendadak sejumlah orang datang ke Pos Pantau Inafis dan mengaku sebagai keluarga korban.
Aiptu Harry Cahyadi mengungkap, sejumlah orang tersebut menunjukan Kartu Keluarga (KK) yang memperlihatkan nama korban tertera di sana.
Yakin dengan itu, pihaknya pun mengajak keluarga korban untuk bertemu dengan pihak BI, guna membahas penggantian uang tersebut.
"Pihak BI setuju untuk mengganti seluruh uang tersebut, dengan syarat harus dilem menjadi satu kembali," lanjutnya.
Mendengar hal itu, Kanit Inafis menyerahkan lembaran uang kepada pihak keluarga untuk dilakukan penggabungan kembali.
Dua minggu berlalu, pihak keluarga berhasil menyatukan seluruh lembaran uang tersebut.
Namun ada sisa sebanyak Rp700 ribu yang tak terselamatkan.
"Rabu (5/7/2023) lalu, saya ke BI menukarkan uang-uang tersebut."
"Setelah dihitung, totalnya Rp24 juta lebih. Ada juga Rp700 ribu yang tidak bisa ditukar karena potongannya hilang," bebernya.
Setelah ditukar, uang itu pun diserahkan kepada Kasat Reskrim Polresta Samarinda untuk diserahkan kembali kepada keluarga korban.
Baca juga: Innalillahi, Niat PKL Berubah Duka, Mahasiswi Itera Tewas Terlindas Truk, Motor Oleng Jadi Penyebab

Serah terima uang itu pun dilakukan di Mapolresta Samarinda pada Jumat (7/7/2023).
Pihak keluarga mengatakan, uang tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kuburan korban, zakat, infaq, sedekah, serta keperluan tahlilan almarhum.
Belakangan identitas jasad tersebut adalah Ahmad Usuf (66) yang hidup terlunta-lunta selama bertahun-tahun meski ada keluarga.
Adik kandung korban, Arida (63) mengungkap, korban sudah lama mengasingkan diri dari keluarga.
Sebenarnya pihak keluarga sudah berulang kali membujuknya untuk pulang, namun korban tidak pernah mau.
Ia juga menjelaskan, mereka mengetahui kematian anggota keluarganya tersebut setelah melihat pemberitaan mengenai penemuan jasad Ahmad Usuf.
"Uang yang ditemukan merupakan uang pemberian dari orang lain. Bukan hasil mengemis," ucap Arida.
Lebih dalam lagi, terungkap bahwa korban pernah berkuliah di Universitas Mulawarman (Unmul) dan lulus pada tahun 1978.
Pihak keluarga menduga, Ahmad Usuf mengalami depresi setelah ditinggalkan oleh sang kekasih.
Sejak itu, tepatnya di tahun 1978, Ahmad Usuf mulai mengasingkan diri dari keluarga.
Biasanya Ahmad Usuf terlihat tidur di emperan Jalan Mulawarman, Pelabuhan, dan Komplek Citra Niaga Samarinda.
Beberapa kali dibujuk untuk pulang, korban nyatanya kembali pergi setelah menulis akan memiliki uang senilai Rp1 miliar.
Namun hingga akhir hayatnya, Ahmad Usuf hanya mampu mendekap impiannya tersebut.
Ia juga membawa rahasia mengapa dan bagaimana ia membelah lembaran demi lembaran rupiah yang ia dapatkan.
"Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses identifikasi tersebut."
"Uang almarhum ini akan kami gunakan untuk zakat, infak, sedekah dan keperluan tahlilan almarhum," pungkas Arida.
(TribunJatim)
Diolah dari artikel di TribunJatim.com
Merah Putih: One For All Sepi Penonton, Hanya 3 Orang Hadir di Satu Bioskop, Slot Tayang Menyusut |
![]() |
---|
Dari Salah Tafsir Jadi Petaka: 37 Siswa MAN 1 Padang Gagal Lulus Gara-gara Robek Bendera Merah Putih |
![]() |
---|
Nasib Tragis Merah Putih: One For All, Rating Terendah Sepanjang Sejarah Animasi Indonesia |
![]() |
---|
Bupati Landak Kalbar Geram ASN Abai Upacara HUT RI, Perilaku Tak Disiplin: Kami Pastikan Ada Sanksi |
![]() |
---|
Sosok Painem Pedagang Tegur Wisatawan Telaga Sarangan Magetan, Sudah Jualan di Situ 50 Tahun |
![]() |
---|