Breaking News:

Berita Viral

'YA AMPUN' Gadis 15 Tahun Dirudapaksa 11 Pria, dari Guru, Polisi Hingga Kades, Kondisi Korban Pilu

Seorang gadis 15 tahun di Sulawesi Tengah dirudapaksa 11 pria, para pelaku mulai dari guru, oknum polisi hingga kepala desa.

Editor: Monalisa
YouTube Tribunnews.com, freepik
Gadis 15 tahun dirudapaksa 11 pria, dari guru, polisi hingga kepala desa 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang gadis berusia 15 tahun di Sulawesi Tengah menjadi korban rudapaksa.

Parahnya gadis 15 tahun ini telah dilecehkan oleh total 11 orang pria.

Dari 11 pelaku, terungkap di antaranya adalah seorang guru, oknum polisi hingga kepala desa.

Kini kondisi korban begitu memilukan setelah dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: Sopir Angkot di Cianjur Nekat Rudapaksa Siswi SMK, Terungkap Motifnya, Disekap di Kos 4 Hari

Ilustrasi pelecehan -
Ilustrasi pelecehan - (ISTIMEWA)

Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Joko Wienartono mengungkap peristiwa itu ternyata sudah terjadi berulang sejak Mei 2022 hingga Januari 2023.

Mulai bulan Mei 2022 sampai dengan Januari 2023," kata Kombes Joko mengutip Kompas TV, Selasa (30/05/2023).

Ia menerangkan, jumlah persetubuhan terhadap anak remaja ini antara satu dengan pelaku lain berbeda.

Ada yang lebih dari 1 kali, 2 kali, 4 kali sampai 6 kali untuk masing-masing tersangka.

Baca juga: Kamu Tega! Murka Ganjar Pranowo, Pengasuh Ponpes Ngaku Cabuli 17 Santriwati: Korbanmu Anak-anak!

"Ini dari hasil keterangan mereka menyatakan hubungan badannya lebih dari sekali, ada yang 2, 4, 6 kali," tutur dia.

Sementara terkait waktu dan tempat kejadian pemerkosaan ini berbeda-beda untuk setiap pelakunya.

"Bahkan salah satu pelaku pernah melakukannya di dalam mobil mobilnya sudah kita sebagai barang bukti," urai dia.

Disampaikan Joko, 11 pelaku tersebut terdiri dari oknum polisi, guru, kepala desa, hingga wiraswasta.

Saat ini Polres Parigi Montong tengah memburu 5 tersangka lagi.

Beberapa pelaku yang rudapaksa gadis 15 tahun sudah diamankan polisi
Beberapa pelaku yang rudapaksa gadis 15 tahun sudah diamankan polisi (YouTube Tribunnews.com)

"Kelima orang ini identitasnya udah diketahui polisi untuk masing-masing identitas tersangka sudah kita kantongi tinggal kita melakukan penangkapan terhadap 5 orang ini," terang dia

Terungkapnya peristiwa berawal dari korban yang merasa sakit perut dan dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya.

Saat di rumah sakit tersebut korban menyampaikan kepada orang tuanya bahwa telah melakukan beberapa kali hubungan layaknya suami istri

"Dengan kejadian tersebut pihak keluarga dalam hal itu orang tua langsung melaporkan peristiwa ini kepada Polres Parigi Montong," tegas dia.

"Menanggapi laporan Polres pun menyelidiki kasus tersebut," sambung Joko.

'Direstui Nabi' Modus Pimpinan Ponpes di NTB, Rudapaksa Santriwati, Korban Lapor Tak Kuat Melayani

 Seorang pemimpin Pondok Pesantren di Lombok Timur tega rudapaksa sejumlah santriwati.

Bukannya mendidik, LM (40) pemimpin Pondok Pesantren di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB justru merusak masa depan sejumlah santriwati.

Dengan iming-iming bisa membuat korban masuk surga, LM memperdaya beberapa santriwati.

Kasat Reskrim Polres Lombok Timur, AKP Hilmi Manosson Prayogo menjelaskan LM telah ditetapkan sebaga

i tersangka dan ditahan di sel Mapolres Lombok Timur.

Baca juga: DIJANJIKAN Berkah Keturunan, 14 Santriwati Dicabuli Pengasuh Ponpes, Dinikahi Siri tapi Tanpa Saksi

Ilustrasi korban rudapaksa.
Ilustrasi korban rudapaksa. (Kompas.com)

"Modus tersangka ini meyakinkan korban anak, bahwa hubungan mereka telah direstui oleh nabi kemudian korban termakan bujuk rayu tersangka sehingga terjadilah pemerkosaan tersebut," terang Hilmi pada Kompas.com, Sabtu (6/5/2023).

Sejak 2022 Menurut Hilmi, pemerkosaan tersebut diduga dialami oleh sejumlah santriwati.

Namun sementara baru dua santriwati yang melaporkan peristiwa itu ke polisi.

"Sementara sudah ada dua orang yang melaporkan LM, dan kami juga membuka ruang bagi korban lainnya untuk seger melapor dan berani mengungkap kasus ini.

Kami dari kepolisian sangat membutuhkan informasi dan kesaksian dari para korban agar kita bisa membuat terang benderang perkara ini," tekannya.

Salah satu pelapor adalah NN (17).

Baca juga: KAGET, Ibu Santri di Tasikmalaya Pasrah Kena Denda Rp37 Juta karena Anak Kabur dari Pondok Pesantren

Berdasarkan keterangan NN, pemerkosaan yang dilakukan LM terjadi sejak tahun 2022 hingga Maret 2023.

Kasus tersebut terungkap karena korban NN merasa tertekan dan sudah tidak sanggup melayani tersangka.

NN memutuskan untuk menceritakan pada orangtuanya.

Tak terima, orangtua NN melaporkan LM pada aparat kepolisian.

Korban trauma Sementara itu para korban masih dalam penanganan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana ( P3AKB) Lombok Timur.

Kondisi mereka masih tertekan dan trauma sehingga membutuhkan penanganan serius dengan pendampingan psikolog anak.

Ilustrasi belasan santriwati dicabuli pengasuh pondok pesantren
Ilustrasi belasan santriwati dicabuli pengasuh pondok pesantren (YouTube TribunJateng/ ist)

Kepala Dinas DP3AKB Lombok Timur, H Ahmat mengatakan bahwa saat ini pihaknya tetap berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur dan Dinas Sosial.

"Kasus ini memang tengah kita tangani dan kami berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelamatkan psikis korban anak anak kita ini, agar mereka tidak semakin trauma, sementara ini mereka dibawah pengawasan kami," katanya.

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com dan Kompas.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Sulawesi Tengahrudapaksapelakukorbangadis
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved