Berita Viral
'Udah Lompat ke Sungai' MIRIS Ibu Penyapu Koin di Subang Diprank Pemudik, Dikira Dapat Rp 15 Juta
Kisah pemudik prank seorang ibu penyapu koin terjadi di Jembatan Sewoharjo, Desa Karanganyar Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Editor: Nafis Abdulhakim
Menyapu koin sudah tradisi dan budaya masyarakat disekitaran jembatan Sewoharjo.
Setiap hari baik siang mau pun malam, di atas jembatan tersebut ada puluhan orang yang berada di pinggir jalan dengan membawa sapu lidi panjang.
Mereka mengais rejeki diatas jembatan tersebut, karena banyak pengendara yang melintas melemparkan uang receh atau koin.
Mak Iye bercerita ada yang percaya dengan memberikan uang receh di Jmebatan Sewo, maka mereka akan terhindar dari marabahaya.
"Ini tidak lepas dari dua mitos yang menyebabkan banyak pelintas jalan yang selalu melemparkan uang receh saat melintas jembatan Sewo. Kalau pengendara yang melintasi jembatan Sewoharjo tak melempar uang receh, maka selama perjalanan akan diganggu oleh makhluk halus bahkan sampai celaka," ungkapnya
Menurut Mak Iye, mitos tersebut berawal dari kisah cerita Saedah dan Saeni yakni dua orang saudara kembar yang menjadi penari ronggeng.
Saeni mengingkari perjanjiannya dan menceburkan diri kemudian berubah menjadi buaya putih.
"Mendengar anaknya berubah wujud menjadi buaya putih dan kemudian Sarkawi, ayah Saeni bersama istrinya Maemunah menceburkan diri ke Kali Sewo di bawah jembatan Sewoharjo untuk mencari anaknya tersebut," katanya.
Sementara itu Saedah terus menunggu kehadiran adik dan ayahnya di pinggir jembatan sampai akhirnya berubah wujud menjadi bambu.
Baca juga: Nasib Artis Cilik Puteri Rafasya Lumpuh Setelah Kena Prank Kursi Ditarik, Pelaku Ngaku Cuma Iseng
"Tempat menceburkan diri Sarkawi diberi nama Balai Kambang dan kemudian tragedi tersebut membuat masyarakat ada yang meyakini penghuni Kali Sewo adalah penjelmaan keluarga Sarkawi, Maemunah dan Saeni si penari ronggeng. Sehingga untuk tolak bala dan nyawer Saeni maka banyak pelintas yang memberikan uang receh saat melintas jembatan Sewo ini," tuturnya
Lalu Mitos kedua adalah tragedi kecelakaan yang menimpa salah satu rombongan bus yang hendak membawa transmigran asal Boyolali, pada 11 Maret 1974.
Rombongan transmigran tersebut hendak menuju Sumatera Selatan.
Namun, salah satu bus yang membawa rombongan tersebut tergelincir dan masuk ke sungai dan terbakar di kali Sewo Desa Sukra Kabupaten Indramayu.
"Musibah tersebut terjadi pada pukul 04.30 dini hari. Sebanyak 67 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tewas akibat kejadian tersebut," ujarnya
Di antara rombongan yang mengalami musibah, hanya tiga anak-anak saja yang selamat.
Sumber: Tribun Cirebon
Kronologi Remaja Dapat Richard Mille Ahmad Sahroni Rp11 M, Ibu Bingung Anak Pulang Bawa Barang Mewah |
![]() |
---|
Sosok Remaja yang Jarah Jam Rp 11 Miliar Ahmad Syahroni, Ternyata Masih Tetangga, Ortu Syok |
![]() |
---|
Sakit Hati Ditinggal Suami, Wanita di Lubuklinggau Bakar Rumahnya yang Ternyata Sudah Dibeli Orang |
![]() |
---|
Viral Sosok Siswa Pamerkan Porsi Semangka 'Setipis Tisu' di MBG, Langsung Banjir Komentar |
![]() |
---|
Dari Antar Pesanan ke Maut: Kronologi Ojol Terlindas Rantis, Roda Besi Brimob Hentikan Napas Affan |
![]() |
---|