Breaking News:

Berita Viral

Pembunuh Keluarga di Bekasi & Cianjur Ternyata Sama, Polisi Sebut Kasus 'Serial Killer Supranatural'

Teka-teki kematian keluarga di Bekasi akhirnya terungkap. Ternyata dibunuh oleh pelaku yang sama di kasus pembunuhan di Cianjur.

Editor: Monalisa
TribunJakarta.com/ Yusuf Bachtiar
Kasus kematian keluarga di Bekasi akhirnya terungkap, ternyata pelaku yang sama juga bunuh keluarga di Cianjur 

TRIBUNTRENDS.COM - Teka-teki kematian seorang ibu dengan tiga anaknya di Bekasi akhirnya terungkap.

Bukan keracunan, ibu dan dua anaknya yang tewas di rumah kontrakan di Bekasi ternyata korban pembunuhan.

Siapa sangka, pelaku pembunuhan keluarga di Bekasi ini ternyata adalah orang yang sama dengan pembunuhan keluarga di Cianjur, Jawa Barat.

Polisi menyebut dua kasus pembunuhan ini layaknya 'serial killer supranatural'.

Diketahui kini ketiga pelaku yaitu Wowon Erawan alias AKI, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin sudah diamankan pihak kepolisian.

Baca juga: FAKTA Satu Keluarga Tak Sadarkan Diri di Bekasi: Diduga Keracunan, 2 Orang Tewas, Terdengar Rintihan

Polisi melakukan olah TKP di rumah kontrakan ditemukan satu keluarga diduga keracunan di Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis (12/1/2023).
Polisi melakukan olah TKP di rumah kontrakan ditemukan satu keluarga diduga keracunan di Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis (12/1/2023). (TribunJakarta.com/ Yusuf Bachtiar)

Dalam penyelidikan, kata Fadil Imran pihak kepolisian menemukan adanya tiga lubang di rumah pelaku Wowon di Cianjur, Jawa Barat.

Di 3 lubang itu ditemukan di jenazah korban aksi pembunuhan yang dilakukan 3 pelaku terhadap lima korban lain.

Pelaku Wowon dan Solihin alias Duloh diduga membunuh korban jauh sebelum menghabisi nyawa keluarganya di Bekasi.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, tim Polda menindaklanjuti temuan, fakta baru, ke Cianjur bersama tim dokter forensik dan tim labfor di sana ditemukan ada 3 lubang," kata Fadil, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (19/1/2023).

Dalam penyelidikan itu, Fadil menuturkan lubang pertama yang ditemukan berisi kerangka balita bernama Bayu (2).

Lubang kedua, kata Fadil, berisi kerangka tulang dua jenazah yang diduga atas nama Noneng dan Wiwin.

Baca juga: NEKAT Nikahi Ayah Tiri, Nasib Al Pilu, Kini Tewas Bareng 2 Anaknya, Diduga Keracunan, Suami Kabur

Selanjutnya, di lubang ketiga, ditemukan kerangka tulang jenazah diduga atas nama Farida.

Namun, satu jenazah lainnya masih belum diketemukan lantaran tersangka baru mengakui jika ada lima korban yang dibunuh di Cianjur.

"Untuk membuktikan tentu proses identifikasi primer, pemeriksaan DNA karena ada yang sudah meninggal 2 tahun lebih, ada yang baru 2 bulan.

Tentu proses-proses memastikan identitas korban perlu dilakukan, tidak hanya pengakuan tersangka," ucapnya.

Fadil mengatakan jika kasus pembunuhan di Bekasi ini merupakan hasil kejahatan tersangka Wowon alias Aki dan Solihin alias Duloh.

"Hasil penyelidikan, tersangka mengakui pernah melakukan kejahatan sebelumnya dengan modus yang sama yakni diracun.

Partner in crime, tadi segitiganya," ucapnya.

Serial Killer Supranatural

Polisi melakukan olah TKP di rumah kontrakan ditemukan satu keluarga diduga keracunan di Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis (12/1/2023).
Polisi melakukan olah TKP di rumah kontrakan ditemukan satu keluarga diduga keracunan di Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis (12/1/2023). (TribunJakarta.com/ Yusuf Bachtiar)

Polisi memastikan sekeluarga keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat merupakan korban pembunuhan dengan cara diracun dengan pestisida.

Fadil Imran menyebut kasus pembunuhan ini adalah serial killer yang dikemas supranatural dengan janji membuat menjadi kaya.

"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut serial killer denagn motif janji janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," ujar Fadil Imran.

Fadil mengatakan salah satu pelaku yakni Wowon merupakan suami siri dari korban meninggal dunia bernama Ai Maimunah (40).

Sedangkan dua korban tewas lainnya yakni Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) merupakan anak Maimunah dari mantan suaminya.

Sementara itu satu korban lainnya yang masih dirawat, yakni NAS (5).

Satu orang lainnya yang masih dirawat juga adalah pelaku M Dede Solihin yang ikut keracunan.

Fadil mengatakan Wowon tega melakukan aksinya itu karena para korban ini dianggap berbahaya karena mengetahui praktik kejahatan tersebut.

"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain," ucapnya.

Peran 3 Pembunuh Berantai

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran beberkan kasus pembunuhan keluarga di Bekasi
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran beberkan kasus pembunuhan keluarga di Bekasi (Warta Kota/Ramadhan LQ)

Teka-teki kematian 3 orang satu keluarga yang tewas di Bantar Gebang, Bekasi, terungkap.

Mereka merupakan bagian dari rangkaian pembunuhan berantai atau serial killer oleh 3 pelaku.

Ketiga korban tewas akibat diracun menggunakan dua jenis racun, yaitu racun pestisida dan racun tikus.

Selain itu mereka juga dicekik untuk mempercepat kematiannya, dalam suatu pembunuhan berantai atau serial killer.

Korban adalah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20), dan Muhammad Riswandi (16).

"Hasil pemeriksaan di TKP ditemukan bahwa tidak ada tanda kerusakan, pintu depan maupun belakang.

Tidak terdapat kerusakan di dalam kamar tidur dan area belakang rumah," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, saat konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Tamu Sudah Datang, Mempelai Pria Minum Racun 4 Jam Sebelum Akad, Ucapan Terakhir Dikira Bercanda

"Yang menarik, terdapat lubang galian 1x2 meter dengan kedalaman 2 meter di area belakang rumah.

Tadinya tidak ditemukan lubang ini.

Tidak terdapat cipratan darah dan tembok di dalam rumah.

Patut diduga besar kemungkinan dan olah TKP dengan teknologi deteksi darah memang tidak ada cipratan darah, kemungkinan sebab kematian karena sebab lain, bukan kekerasan," sambungnya.

Selain itu, terdapat sisa bakaran sampah di belakang rumah dekat galian. Kemudian ditemukan plastik diduga bekas bungkus racun di area pembakaran sampah.

Adapun tiga pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Ketiga orang itu memiliki peran yang berbeda-beda.

Mulai dari pemberi dana untuk melakukan pembunuhan hingga menggali lubang di sekitar sumur TKP.

Adapun peran Wowon adalah menyuruh melakukan pembunuhan.

Tak hanya itu, pria beralamat Kampung Babakan Mande, RT 001 RW 002, Gunungsari, Ciranjang, Cianjur merupakan pemberi dana untuk melakukan pembunuhan.

Solihin berperan mengontrak rumah sebagai TKP pembunuhan dan mengantar korban dari Cianjur ke kontrakan di Bekasi (TKP).

Ilustrasi racun
Ilustrasi racun (Kompas.com)

Ia yang beralamat di Kampung Babakan Mande, RT 005 RW 002, Gunungsari, Ciranjang, Cianjur juga yang membeli racun, meracik racun ke dalam kopi, memberikan kopi berisi racun kepada korban.

Sedangkan peran Dede yang beralamat di Kampung Kademangan RT 003 RW 003, Kademangan, Mande, Cianjur, adalah menggali lubang di sekitar sumur TKP atas perintah tersangka Solihin.

Kemudian membeli kopi 5 sachet dan bersama Solihin menyeduh kopi dengan racun untuk dibagikan kepada korban.

"Dari fakta awal, scientific crime investigation, ditemukan fakta baru bahwa narasi yang dikembangkan bahwa ketiga korban mati karena keracunan itu tidak benar, tapi itu adalah pembunuhan dengan diracun.

Akan didalami apakah pembunuhuan berencana, disertai tindak pidana lain, atau murni pembunuhan," ujar Fadil.

"Setelah fakta-fakta scientific, olah TKP, hasil labfor, hasil visum et repertum, penyidik cari tahu siapa pelakunya.

Dan berdasarkan hasil investigasi, pelakunya adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan saudara M Dede Solehudin.

Ketiganya ternyata orang dekat dari para korban, bahkan salah satu pelaku ini merupakan suami dari korban," lanjut dia.

Menurut Fadil, pelaku dan korban memiliki keterkaitan. Salah satunya adalah Wowon, suami siri dari korban tewas bernama Maimunah.

Ia mengatakan, kasus itu merupakan penipuan berupa janji-janji yang dikemas kemampuan supranatural untuk membuat kaya atau sukses seseorang.

Wowon menyuruh untuk melakukan pembunuhan terhadap korban yang dianggap berbahaya lantaran mengetahui aksi kejahatannya.

Ilustrasi mayat, pembunuhan
Ilustrasi mayat, pembunuhan (via Tribunnews.com)

"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain berupa pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," tutur Fadil.

"Ending-nya adalah bagaimana ambil uang dari korban yang terkena tipu daya.

Jadi perjalanan perjuangan pembunuhan itu diawali dengan penipuan, janji dan motivasi untuk capai kesuksesan hidup."

"Setelah korban serahkan harta bendanya, lalu kemudian para korban dihilangkan, termasuk saksi-saksi yang mengetahui. jadi itu yang dia sebut perjuangan," sambung dia.

Solihin, kata Fadil, menganggap dirinya punya kemampuan untuk meningkatkan kekayaan, lalu kemudian menyuruh tersangka Wowon untuk mencari korban.

Setelah Wowon mendapat target atau korban yang ingin mencapai kesuksesan, kemudian para tersangka mengambil uang korban.

"Ketika kesuksesan tidak kunjung diraih, mereka (korban) menagih.

Aki melapor pada Duloh, kemudian Duloh yang mengeksekusi korban dengan cara ajak ke rumahnya, kasih minum racun.

Orang yang mengetahui juga dihilangkan (nyawanya)," ucap Fadil.

"Berdasarkan hasil penyelidikan scientific, ada potensi para pelaku sudah pernah melakukan kejahatan sebelumnya dengan modus operandi yang sama.

Mengapa mereka dibunuh, karena ada potensi kejahatannya (pelaku) terbuka.

Para tersangka mengakui memang pernah melakukan tindak pidana dengan modus operandi yang sama," lanjut dia.

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 3 Pelaku Pembunuhan Berantai Satu Keluarga di Bekasi, Racuni 5 Orang di Cianjur Hingga Tewas

Sumber: Warta Kota
Tags:
BekasiCianjurpembunuhanpelakukeluargakorbankeracunan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved