Breaking News:

'Perkataan Adalah Doa' Yel-yel Suporter Arema Kini Disorot Usai Tragedi Kanjuruhan: Walau Harus Mati

Setelah tragedi Kanjuruhan, netizen kini menyoroti lirik pada yel yel suporter Arema, bukti perkataan adalah doa.

SURYA/PURWANTO/Twitter/Hernomo_Al1
Yel-yel supporter Arema saat mendukung Arema FC pada laga kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan 

TRIBUNTRENDS.COM - Ratusan nyawa melayang karena tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu malam (1/10/2022) lalu.

Tragedi ini bermula dari kekalahan Arema pada laga kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan.

Wakil Gubernur Emil Dardak sempat mengungkapkan korban tewas berjumlah 131 orang setelah sebelumnya dikabarkan mencapai 174 orang.

“Saya menghindari kesalahan data, tapi merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, di mana per 10.30 WIB itu angkanya menjadi 174 meninggal dunia,” ucap Emil dalam program Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).

Namun, kemudian Emil meralat pernyataannya tersebut.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Tarik Perhatian Internasional, Lee Min Ho Ikut Prihatin, Unggah Ucapan Duka di IG

Baca juga: MIRIS Bocah 11 Tahun Jadi Yatim Piatu setelah Ayah dan Ibu Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan

Dalam siaran pers yang diterima Kompas TV, dia mengatakan ada kesalahan dalam penghitungan jumlah korban.

"Tadi saya dikutip menyampaikan data BPBD tapi setelah saya cek ada potensi data ganda atau double counting karena ada korban jiwa yang tidak teridentifikasi maka bisa double entry dari sumber-sumber yang berbeda yang direkap BPBD," jelasnya dalam pesan tertulis.

Lalu untuk luka-luka berat ada 31 korban, sedangkan untuk luka ringan hingga sedang ada 253 korban yang dilaporkan.

Sementara itu, terkait kericuhan yang berujung hilangnya nyawa ratusan suporter Arema pun membuat lagu yel-yel yang dinyanyikan para suporter sebelum pertandingan menjadi sorotan netizen.

Pasalnya, lagu tersebut dianggap memiliki lirik yang seram hingga akhirnya benar-benar terjadi peristiwa berdarah di Stadion Kanjuruhan.

Berikut lirik lagu yel-yel yang dinyanyikan suporter Arema seperti dikutip dari akun Twitter @Hernomo_Al1, Senin (3/9/2022).

Tragedi Kanjuruhan tewaskan ratusan orang, yel yel suporter Arema jadi sorotan

(Twitter/Hernomo_Al1)

Tragedi Kanjuruhan tewaskan ratusan orang, yel yel suporter Arema jadi sorotan

"Satu tekad dukung Arema

Di bawah bendera singo edan

Ayo maju ayo maju Aremaku

Jangan kembali pulang

Sebelum Arema menang

Walau harus mati di tengah lapang

Arema teruslah berjuang."

Sang pengunggah video pun merasa seram dengan lirik yel yel suporter Arema yang justru jadi kenyataan.

"Dengerin suporter Arema nyanyi sblm pertandingan..syairnya syereem.. padahal perkataan adalah Doa..," tulis @Hernomo_Al1.

Atas unggahan ini, ternyata banyak pula netizen yang merasa merinding mendengar yel yel tersebut hingga menyetujui cuitan sang pengunggah video.

"Semangat sih ga salah ya tapi kalau semangatnya kelewat gitu sampai liriknya begituu bener bener ngeri," kata @Lihatberita5.

"'Jangan pulang sebelum menang, walau harus mati ditengah lapang' Lagu dukungan macam apa begitu? Terus kalo pas lagi kalah, rebut kemenangan dengan onar di tengah lapangan, sampe mati. Yaa gabisa aduh aduuh.. Al-Fatihah buat semuanya," tutur @amokitsi.

"Gilaa sii ini liriknyaa ckck... dinyanyiin terus meneruss yaa jadi do'a," ujar @Rizkiia_chia

MIRIS Bocah 11 Tahun Jadi Yatim Piatu setelah Ayah dan Ibu Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan memakan banyak korban.

Di antaranya terselip kisah miris seorang anak yang jadi yatim piatu.

Bocah malang tersebut kehilangan orang  tuanya dalam kerusuhan suporter yang terjadi.

MA bocah berusia 11 tahun kini harus berpisah dengan orangtuanya untuk selama-lamanya setelah tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kedua orangtuanya M Yulianton (40) dan Devi Ratna S (30) meninggal dunia dalam traggedi yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Peristiwa tragis yang menimpa keluarga kecil tersebut bermula saat M Yulianton dan Devi Ratna S berangkat ke Stadion Kanjuruhan Malang dari kediaman mereka di Malang.

Mereka datang untuk menonton laga Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam.

Baca juga: TAK Hanya Supporter, Kericuhan Arema FC vs Persebaya Juga Telan Korban Polisi, 127 Orang Meninggal

Aksi menyalakan lilin dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan
Aksi menyalakan lilin dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan (Surya/ Habibur Rohman)

Doni, paman MA sekaligus kakak dari Yulianton yang juga hadir di Stadion Kanjuruhan Malang mengungkap bagaiman MA terpisah dengan kedua orangtuanya.

Doni mengatakan, mendiang Devi diketahui baru pertama kali menyaksikan pertandingan Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

Sedangkan, almarhum Yulianton sudah sering menonton sebelumnya.

Doni mengungkapkan, MA anak semata wayang almarhum akan merayakan ulang tahunnya pada November mendatang.

Untuk itulah, mereka bertiga menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya ini dan tidak menyangka akan terjadi tragedi memilukan ini.

"Orangtuanya (kedua korban) ingin sekali merayakan ulang tahun anaknya sebenarnya," kata Doni dilansir dari Tribunjatim.com, Minggu (2/10/2022).

Saat peristiwa kericuhan terjadi, MA terpisah dari kedua orangtuanya Yulianton dan Devi Ratna.

Yulianton diduga terjatuh dari tribun hingga mengalami sesak napas karena menghirup udara gas air mata.

Saat ditemukan, Yulianton sudah dalam keadaan wajah membiru.

Diceritakan Doni, MA sempat menjerit dan meminta bantuan polisi untuk menolong ayahnya yang terinjak-injak.

Ternyata hanya MA saja yang mendapat kesempatan diselamatkan polisi.

"Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribun.

Mukanya sudah membiru pucat. Anaknya minta bantuan ke polisi terus selamat," katanya.

Kepada pamannya Doni, MA mengaku melihat orangtuanya terinjak-injak dalam kerumunan penonton yang panik dan berlari ke arah pintu keluar stadion.

"Anaknya Mas Anton (Yulianton) masih trauma, saya tanya 'tahu bapak ibu jatuh diinjak-injak?' dia mengangguk, tahu," ungkap Doni di Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).

Doni menceritakan, saat kejadian, ia juga menyaksikan kekacauan yang terjadi karena dirinya menonton pertandingan bersama almarhum, dan almarhumah, keponakan, tetangga, serta anaknya.

Baca juga: RICUH Arema FC vs Persebaya Telan 127 Korban, Kepolisian Tembak Gas Air Mata, Ternyata Pelanggaran

Sejumlah pencinta sepak bola menggelar aksi tabur bunga dan 1.000 lilin atas tragedi kematian sejumlah suporter, di depan Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2022) malam. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk solidaritas atas kematian ratusan suporter pascapertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Sejumlah pencinta sepak bola menggelar aksi tabur bunga dan 1.000 lilin atas tragedi kematian sejumlah suporter, di depan Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2022) malam. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk solidaritas atas kematian ratusan suporter pascapertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Saya ada di tempat kejadian, sama mas, mbak ipar, dan keponakan.

Saya juga membawa anak umur 10 tahun, tetangga saya juga membawa anak perempuan," ungkapnya.

Ia juga melihat kepanikan penonton setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun.

"Tribun saya, tribun 14, (orang-orangnya) diem hanya lihat, ditembak kurang lebih dua kali gas air mata," kata Doni.

"Waktu terjadi tembakan gas air mata itu, pikiran saya hanya (menyelamatkan) anak-anak," ujarnya.

Rombongan Doni yang duduk di tribun 14 lantas mencoba menghindari semburan gas air mata itu dan berlari ke arah pintu keluar.

"Kami cari pintu keluar itu berdesakan. Sudah berdesakan, panas kena gas (air mata) itu," kenang Doni.

Setelah berhasil keluar bersama anaknya, ia berusaha mencari kakak dan iparnya.

"Kurang lebih seperempat jam itu kok tidak keluar-keluar. Tiba-tiba saya dijawil anak mas saya dari belakang," kata Doni menceritakan pertemuannya dengan MA usai berhasil keluar dari Stadion Kanjuruhan.

Doni pun mengaku kaget mendengar MA mengatakan bahwa kakak dan iparnya masih berada di dalam stadion.

Ia mengaku berlari dan mencoba masuk ke stadion, tapi gagal.

Akhirnya, setelah beberapa saat ia melihat kakak iparnya digotong orang-orang melewati pintu keluar.

"Setelah itu ada yang menggotong perempuan, saya lihat celananya seperti mbak ipar saya, ternyata benar," kata dia.

"Saya nggak bisa memastikan masih hidup atau tidak," imbuhnya.

Setelah menemukan kakak iparnya itu, Doni kembali berlari ke pintu stasion dan melihat kakak laki-lakinya digotong.

"Setelah mbak ketemu, saya lari ke pintu lagi. Saya lihat mas saya digotong, lalu diletakkan di samping pintu keluar," kata dia.

Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.

"Jenazah sampai rumah sekitar subuh. Rencananya, dimakamkan di TPU Mergan (Kota Malang) satu liang lahat," kata Doni saat diwawancarai di rumah duka pada Minggu, dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com.

125 orang meninggal dunia

Jumlah korban meninggal dunia dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan per Minggu (2/10/2022) pukul 22.00 WIB tercatat
125 korban jiwa.

Jumlah korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan ini mengalami pembaharuan setelah sejumlah pihak terkait melakukan pemutakhiran data.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, jumlah 125 korban meninggal berdasarkan pengecekan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan Dinas Kesehatan Kabupaten-Kota Malang.

Menurut Listyo Sigit, ada perbedaan data dari laporan sebelumnya yaitu 129 orang menjadi 125 korban karena ada korban yang tercatat ganda.

"Terkonfirmasi sampai saat ini, yang meninggal dari awal diinformasikan 129 orang, saat ini data terakhir dari hasil pengecekan tim DVI dan Dinkes jumlahnya 125 orang.

Karena ada yang tercatat ganda," kata Listyo Sigit dalam keterangan pers di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022) malam. (Tribunnews.com/ Tribunjatim.com/ Ignati/ kompas.tv)

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul 131 Orang Tewas, Yel Yel Suporter Arema Sebelum Pertandingan Jadi Sorotan hingga Bikin Netizen Ngeri: Perkataan Adalah Doadan Tribunnews.com yang berjudul Kisah Bocah 11 Tahun Kehilangan Ayah dan Ibu dalam Tragedi Kanjuruhan, Lihat Orangtua Terinjak-injak.

Sumber: Grid.ID
Tags:
Stadion KanjuruhanAremaPersebayayel yel suporter Arema
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved