RICUH Arema FC vs Persebaya Telan 127 Korban, Kepolisian Tembak Gas Air Mata, Ternyata Pelanggaran
Kerusuhan Arema FC dan Parsebaya telan 127 korban jiwa. Terungkap beberapa pelanggaran menurut Save Our Soccer, salah satunya penembakan gas air mata.
Editor: Suli Hanna
TRIBUNTRENDS.COM - Viral kerusuhan suporter bola yang terjadi lagi.
Kali ini kericuhan berujung 127 jiwa melayang.
Suasana kian parah saat kepolisian tembak gas air mata.
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mengungkapkan adanya deretan pelanggaran sehingga kerusuhan yang terjadi seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Pertama, penembakan gas air mata oleh kepolisian yang disebut melanggar aturan FIFA.
Diketahui, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Alfinta mengakui bahwa personel keamanan menembakan gas air mata dilakukan terkait respons atas kelakuan suporter.
Baca juga: PRIA Nikah Kelima Kalinya, 7 Anaknya Tak Terima, Pesta Berakhir Ricuh, Pengantin Wanita Kabur

“Aturan FIFA itu di pasal 19 b disebutkan bahwa senjata dan gas air mata tidak boleh masuk ke dalam lapangan sepakbola untuk pengamanan pertandingan,” kata Akmal dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).
Menurutnya, penggunaan gas air mata ini menunjukkan tidak adanya kerjasama yang jelas antara PSSI dengan petugas keamanan yang berjaga mengamankan pertandingan.
“Artinya ada pelanggaran di sini, tidak ada SOP yang diberikan antara PSSI saat kerjasama dengan polisi bahwa gas air mata itu berdasarkan aturan FIFA tidak boleh masuk ke dalam lapangan sepak bola,” ujarnya.
Sebagai informasi berikut isi aturan FIFA pasal 19 b:
“No firearms or ‘crowd control gas’ shall be carried or used (senjata api atau ‘gas pengendali massa’ tidak boleh dibawa atau digunakan),” demikian tertulis aturan FIFA tersebut.
Sehingga bisa dikatakan, pihak keamanan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan melanggar aturan FIFA.
Akmal pun menganggap faktor utama banyaknya korban tewas di kerusuhan ini lantaran penembakan gas air mata.
“Kemudian inilah penyebab banyaknya korban meninggal karena situasi berdesak-desakan, sesak napas, dan sebagainya sehingga tidak bisa diantisipasi dengan baik yang pada akhirnya ini menjadi pemicu utama tumbal nyawa 127 (orang) di Stadion Kanjuruhan,” jelasnya.
Kapasitas Stadion 25 Ribu, Tiket yang Dijual 45 Ribu
