Ikut Terjun di Medan Perang, Mantan Miss Ukraina Ini Angkat Senjata, Amankan Perbatasan Lawan Rusia
Invasi Rusia sedang berlangsung, mantan Miss Ukraina ini ikut 'angkat senjata' untuk memberikan perlawanan
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Apriantiara Rahmawati Susma
TRIBUNTRENDS.COM - Invasi Rusia sedang berlangsung, mantan Miss Ukraina ini ikut 'angkat senjata' untuk memberikan perlawanan.
Dan ia mengatakan 'siapa pun yang melintasi perbatasan akan dibunuh'.
Wanita bernama Anastasia Lenna ini merupakan perwakilan Ukraina dalam kontes kecantikan Miss Grand Internasional tahun 2015.
Ia membagikan beberapa unggahan di media sosial yang menunjukkan dirinya membawa senjata dan siap untuk mempertahankan rumahnya.
Baca juga: Sebelum Menjabat Presiden Ukraina, Ternyata Zelensky Pernah Jadi Dubber, Isi Suara Paddington Bear
Baca juga: Nikah Saat Invasi Rusia, Acara Nikah Pasangan Ukraina Ini Diiringi Sirine Serangan Udara: Menakutkan
Hal itu terlihat dalam salah satu unggahannya di Instagram pada Sabtu (26/2/2022).
"Setiap orang yang melintasi perbatasan Ukraina dengan maksud menyerang akan dibunuh," katanya.
Kalimat itu juga disertai fotonya mengenakan pakaian ala tentara dan memegang senjata.

Ia juga mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan tentara berjalan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Lenna menyebut mereka dengan 'pemimpin sejati dan kuat'.
Pada 21 Februari 2022, presiden Rusia mengakui dua wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri sebagai wilayah independen.
Dilansir dari Kompas.com, Setelah berbulan-bulan membangun militer di perbatasan dengan Ukraina, Putin kemudian memerintahkan pasukannya untuk memasuki wilayah Donbas.
Tujuannya untuk “melakukan fungsi penjaga perdamaian”, yang dipandang sebagai awal dari sebuah invasi.
Kemudian pada 25 Februari 2022, dilaporkan bahwa pasukan Rusia telah memasuki Ukraina di sepanjang perbatasan timur, selatan, dan utara.
Sejak Rusia bersuara akan perang di Ukraina, mantan ratu kecantikan ini menggalang dukungan bagi negaranya lewat media sosial.
Ini termasuk menyerukan negara-negara barat untuk memotong bank-bank Rusia dari sistem perbankan SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).