Pemblokiran Besar-besaran, Twitter, Facebook, YouTube, hingga TikTok Kompak Bekukan Akun Media Rusia
Deretan platform media raksasa dunia kompak blokir akun media Rusia, mulai dari Twitter, Facebook, YouTube, hingga TikTok.
Editor: Suli Hanna
TRIBUNTRENDS.COM - Konflik Rusia-Ukraina membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan rakyatnya.
Sejak perang dan serangan dilancarkan, perlahan-lahan tatanan kehidupan di Rusia dan Ukraina berubah.
Salah satunya ada di bidang teknologi.
Invasi Rusia pada Ukraina membuat sejumlah perusahaan teknologi bertindak tegas.
Facebook, YouTube, dan Twitter membatasi akun media Rusia dan memblokir iklan di akun tersebut.
Selain media sosial tersebut, Apple dan Google juga disebut mengambil tindakan.
Kedua raksasa teknologi ini dikatakan telah melakukan pembatasan akses pengguna bank Rusia untuk bertransaksi menggunakan Apple Pay maupun Google Pay.
Baca juga: Apple Turut Bertindak, Kini Stop Penjualan iPhone, iPad, dan Mac di Rusia, Apple Pay Dibatasi\
Baca juga: Nikah Saat Invasi Rusia, Acara Nikah Pasangan Ukraina Ini Diiringi Sirine Serangan Udara: Menakutkan
Youtube

Youtube memblokir media Rusia yakni RT dan Sputnik, serta beberapa channel yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia.
YouTube memblokir iklan dari saluran tersebut, sehingga channel tidak bisa melakukan monetisasi.
Dengan begitu, media tersebut tidak dapat menghasilkan uang lagi dari Youtube.
"Kami menghentikan sejumlah channel (Rusia) yang menghasilkan uang di Youtube, termasuk beberapa channel Rusia yang berafiliasi dengan sanksi belum lama ini," kata Youtube dikutip KompasTekno dari Reuters.
Selain itu, juru bicara Youtube, Farshad Shadloo, juga menegaskan pihaknya akan mengatur agar media yang dikelola pemerintah Rusia tidak direkomendasikan ke pengguna.
Beberapa channel itu juga akan dibatasi penayangannya di Ukraina, karena permintaan pemerintah Ukraina.
Dalam praktiknya, Youtube memberikan label yang menunjukkan bahwa konten dari media terkait adalah konten yang dikelola oleh negara Rusia.
Sayangnya Youtube tidak merinci daftar channel Rusia yang diblokir dari fitur monetisasi di platform-nya.

Senada dengan Youtube, Facebook memblokir media yang didukung pemerintah Rusia untuk menjalankan iklan dan monetisasi di platform-nya.
Kebijakan ini bahkan berlaku secara global.
Dengan kata lain, akun media tersebut tidak dapat menjalankan iklan untuk audiens di mana pun.
Kebijakan ini disebut Facebook sudah dijalankan dan akan berlanjut hingga akhir pekan.
"Kami melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau memonetisasi di platform kami di mana pun di dunia," kata Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Facebook.
Selain memblokir iklan, raksasa media sosial itu juga akan menambahkan label "media pemerintah Rusia" pada akun-akun terkait.
Hal ini menuai kritik dari pemerintah Rusia yang meminta Facebook untuk mengehentikan upaya pengecekan fakta dan label konten dari media milik negara.
Namun, kritik tersebut ditolak oleh Facebook dengan dalih melindungi pengguna di platform-nya
Upaya lainnya yang dilakukan Facebook untuk melindungi pengguna yaitu akses cepat ke fitur kunci profil yang memungkinkan pengguna di Ukraina untuk mengunci akun Facebook mereka.
Dengan begitu, mereka yang bukan temannya, tidak dapat melihat postingan, foto bahkan stories dari akun yang dikunci.
Tak hanya itu, Facebook juga mendirikan "Special Operations Center" atau Pusat Operasi Khusus untuk membantu pengguna mengetahui perkembangan yang terjadi di Ukraina.

Seperti Facebook dan Youtube, Twitter juga memblokir iklan sebagai respons perusahaan atas perang Rusia-Ukraina.
Alih-alih Rusia saja, Twitter juga memblokir iklan di Ukraina, demi memastikan visibilitas informasi keselamatan publik.
"Kami menangguhkan iklan iklan di Ukraina dan Rusia untuk sementara, demi mengutamakan informasi keselamatan publik yang penting dan agar iklan tidak mengganggunya," kata Twitter dalam cuitannya.
Lebih rinci, Twitter menangguhkan beberapa rekomendasi tweet dari orang-orang yang tidak memiliki banyak pengikut hingga linimasa yang mengarahkan pengguna ke Moment Twitter yang menyertakan informasi keamanan digital.
Perusahaan juga mengatakan pihaknya secara proaktif memonitor twit agar dapat mendeteksi praktik manipulasi platform-nya.
Dalam praktinya, Twitter memonitor akun jurnalis, pejabat pemerintah, aktivis dan akun ternama lainnya.
Sejak kebijakan ini digulirkan, Rusia kemudian memblokir Twitter dari negaranya
TikTok
Media sosial asal China ini juga mengikuti langkah Facebook dan YouTube.
Dirangkum KompasTekno dari The Wall Street Journal, Rabu (2/3/2022), TikTok juga memblokir akun milik media Rusia, RT dan Sputnik.
Juru Bicara TikTok mengatakan bahwa perusahaan sudah berkomunikasi dengan pihak Uni Eropa dan membatasi akses terhadap akun-akun pemerintah Rusia.
Dengan langkah tersebut, maka orang yang menggunakan TikTok di negara-negara Uni Eropa tidak akan dapat mengakses halaman atau konten yang diunggah oleh RT dan Sputnik.
Baca juga: Bela Tanah Airnya, Para Atlet Ukraina Ini Ikut Berperang Lawan Rusia, Siapa Saja? Ini Daftarnya
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Pangeran William & Kate Middleton Pilih Dukung Presiden Volodymyr Zelensky
Google dan Apple
Selain keempat media sosial di atas, Apple dan Google juga disebut mengambil tindakan.
Menurut Bank Central Rusia, kedua raksasa teknologi ini disebut membatasi akses pengguna bank Rusia untuk menggunakan Apple Pay maupun Google Pay.
Kebijakan ini berdampak pada sejumlah bank di Rusia termasuk VTB Group, Sovcombank, Novikombank, Promsvyazbank, dan Otkritie FC Bank.
Meski diblokir dari Apple Pay dan Google Pay, Bank Sentral Rusia mengatakan, pengguna masih dapat menggunakan kartu bank dari lembaga keuangan Rusia, termasuk untuk transaksi tanpa kontak.
Namun, transaksi di luar negeri menggunakan layanan pembayaran Apple dan Google tidak dapat diproses.
Jumlah pengguna Google Pay dan Apple Pay di Rusia sendiri tidak diketahui.
Meski demikian, data pada 2020 menunjukkan kedua layanan ini cukup populer dengan persentase masing-masing 29 persen dan 20 persen.
Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Rabu (2/3/2022), sejumlah negara memberlakukan sanksi keuangan pada Rusia setelah invasi ke Rusia.
Menurut presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, sanksi yang dikeluarkan Uni Eropa menargetkan 70 persen jaringan perbankan Rusia.
Sementara itu AS menjatuhkan sanksi pada Sberbank dan VTB Bank yang merupakan lembaga keuangan terbesar di Rusia. Inggris juga menempuh langkah serupa dengan membekukan aset 5 bank Rusia.
(Kompas.com/ Lely Maulida)
Artikel ini diolah dari Kompas.com yang berjudul "Facebook, YouTube, hingga TikTok Kompak Blokir Akun Milik Rusia".