Dua Matahari di Takhta Mataram: Mengenal Lebih Dekat KGPH Hangabehi, Putra Tertua Pakubuwono XIII

TRIBUNTRENDS.COM - Pergolakan suksesi di Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, kembali memanas. 

Di tengah kontroversi, muncul nama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi sebagai kandidat kuat penerus trah Mataram Islam, yang kini dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo.

Siapakah sebenarnya sosok pangeran yang kini menjadi pusat perhatian dalam drama suksesi Keraton Surakarta ini? Berikut profil lengkapnya.

Profil Singkat: Hangabehi, Putra Tertua Pakubuwono XIII

KGPH Hangabehi adalah putra sulung mendiang Kanjeng Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII. 

Penobatannya sebagai Pakubuwono XIV oleh LDA Keraton Solo menjadikannya figur sentral dalam dualisme kepemimpinan yang sedang terjadi.

Berdasarkan laporan yang dilansir dari Kompas.com, status Hangabehi sebagai putra sulung berasal dari pernikahan kedua PB XIII dengan KRAy Winarni. 

Penting untuk dicatat bahwa pernikahan dan perceraian ini terjadi sebelum PB XIII secara resmi naik takhta dan dilantik sebagai Raja Keraton Surakarta.

Baca juga: Momen Haru Gusti Purbaya Naik Takhta Jadi Pakubuwono XIV di Depan Jenazah Sang Ayah PB XIII

Latar Belakang dan Riwayat Pendidikan

Lahir dengan nama kecil Gusti Raden Mas Soerjo Soeharto di Surakarta pada tanggal 5 Februari 1985, riwayat hidupnya menunjukkan jejak yang mendalam di lingkungan tradisi keraton.

Sebelum dikenal sebagai Hangabehi, ia akrab dipanggil KGPH Mangkubumi. Gelar ini kemudian diganti pada 24 Desember 2022.

Ia menyelesaikan studi dasar dan menengahnya di Surakarta, mulai dari SD Pamardisiwi (1995), SMP Kasatriyan (1998), hingga SMA Warga (2001).

Hangabehi kini telah menikah dengan Ray Siti Zubaidah dan dikaruniai dua anak, yaitu BRAj. Arumi Larasati Kusumaningrum dan BRM. Suryo Muhammad Ibrahim.

Baca juga: Sosok GKR Timoer Rumbai, Putri Sulung Pakubuwono XIII Ternyata Pernah Main Film Bareng Happy Asmara

Kecintaan pada Adat dan Dunia Perkerisan

Hangabehi dikenal sebagai pribadi yang kalem dan sangat menjunjung tinggi paugeran atau aturan adat Keraton Surakarta. Selain ketaatannya pada tradisi, ia memiliki ketertarikan besar pada dunia perkerisan.

Minatnya ini mendapat pengakuan internasional. Pada September 2025, ia bahkan menerima undangan resmi dari Pemerintah Belanda melalui Kementerian Kebudayaan untuk menghadiri pameran keris bergengsi yang diselenggarakan di negara tersebut.

Momen Deklarasi dan Dualisme Takhta

Penobatan KGPH Hangabehi sebagai Pakubuwono XIV oleh Lembaga Dewan Adat pada hari Kamis, 13 November 2025, secara nyata memicu dualisme kepemimpinan di lingkungan Keraton Solo.

Sebelum penetapan Hangabehi, suksesi keraton telah diwarnai deklarasi oleh KGPH Purbaya (dikenal juga sebagai Gusti Purbaya atau KGPAA Hamangkunegoro).