Melacak Lonjakan Harta Sugiri Sancoko: Dari Awal Jabatan sebagai Bupati Hingga Dinonaktifkan KPK

Di sisi lain, terdapat sejumlah aset berupa tanah warisan di Ponorogo dengan nilai total: Rp 620 juta, Rp 432 juta, Rp 105,9 juta, dan Rp 92 juta. 

Sementara untuk aset kendaraan, ia memiliki mobil Toyota Alphard senilai Rp 200 juta dan motor Vespa Primavera seharga Rp 37,5 juta.

Baca juga: Geledah Rumah Dinas Sugiri Sancoko, KPK Amankan Barang Bukti Baru, Uang Tunai Juga Disita

Lonjakan Kekayaan Setiap Tahun

Setelah tahun awal jabatan, harta Sugiri terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun:

- Tahun 2021: kekayaan Sugiri melonjak sekitar Rp 300 jutaan, membawa total laporan harta kekayaan di LHKPN menjadi Rp 5,334 miliar.

- Tahun 2022: Kenaikan kembali terjadi. Harta Sugiri dilaporkan naik lagi sekitar Rp 361 jutaan, sehingga total yang tercatat di LHKPN mencapai Rp 5,695 miliar.

- Tahun 2023: Peningkatan paling tajam terjadi pada tahun ini, di mana kekayaannya tercatat naik sekitar Rp 499,8 juta. Total laporan harta kekayaan di LHKPN mencapai Rp 6,195 miliar.

- Tahun 2025 (Terbaru): Sebelum penangkapannya oleh KPK, Sugiri Sancoko sempat melaporkan LHKPN terbarunya. Asetnya kembali tercatat naik sekitar Rp 163 juta, menempatkan total kekayaan di angka Rp 6,358 miliar.

- Puncak Kasus: Operasi Tangkap Tangan KPK

Rangkaian kenaikan harta ini berakhir ketika KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Ponorogo, Jawa Timur, pada Jumat (7/11/2025).

Baca juga: Fakta Kasus Suap Libatkan Bupati Ponorogo-Dirut RSUD, Sugiri Sancoko Diduga Dapat Rp 2,6 Miliar?

Setelah pemeriksaan intensif, KPK secara resmi menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi pada Minggu (9/11/2025). Mereka yang terseret dalam kasus ini adalah:

1. Bupati Ponorogo nonaktif, Sugiri Sancoko

2. Sekretaris Daerah Kabupaten Ponorogo, Agus Pramono

3. Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo, Yunus Mahatma

4. Pihak swasta/rekanan, Sucipto

(TribunTrends.com/TribunJatim.com)