Berita Viral
Sebelum Jadi Korban Runtuhnya Ponpes Al Kkhoziny, Santri Bertanya: Hidup Mulia atau Mati Syahid
Sosok Irham Ghifari, sebelum menjadi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny, sempat bertanya ke orang tua mengenai hidup mulia atau mati syahid.
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNTRENDS.COM - Duka mendalam menyelimuti ruang tunggu keluarga di RS Bhayangkara Surabaya pada Senin (13/10/2025) malam.
Tubuh Zubaidah, ibunda dari Irham Ghifari (15), santri korban tragedi Ponpes Al Khoziny, luruh saat menyaksikan peti jenazah putranya disalatkan.
Momen haru itu tak terhindarkan. Zubaidah yang mengenakan kerudung hitam dan busana muslim kuning, ambruk di kursinya.
Beruntung, beberapa petugas dan relawan dari Dinsos Jatim dengan sigap mendekapnya, mencegah tubuhnya jatuh ke lantai.
Isak tangisnya tak berhenti sejak peti jenazah sang putra diletakkan di sisi kiblat ruangan.
Tatapan mata Zubaidah tampak kosong, hanya tertambat pada peti kayu cokelat yang menyimpan jasad anaknya.
Tangis dan isaknya silih berganti, hingga akhirnya kerabat yang baru tiba membopong dan membawanya keluar dari ruangan duka.
Baca juga: Sosok Adam Vidiansyah dan Kisah Pilu di Balik Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Mudah Bergaul
Pertemuan Terakhir dan Pesan Misterius
Bapak Irham, M Faisol, mencoba menguatkan diri setelah mensalatkan jenazah sang anak. Ia berbagi kisah tentang komunikasi dan pertemuan terakhir mereka, yang kini terasa begitu sarat makna.
M Faisol mengenang, komunikasi terakhirnya dengan Irham terjadi hanya dua jam sebelum bangunan bertingkat empat itu ambruk. Sekitar pukul 14.00 WIB pada Senin (29/9/2025), Irham sempat menghubungi ayahnya.
"Itu komunikasi terakhir saya dengan dia," ujar M Faisol saat ditemui TribunJatim.com, sesaat seusai mensalatkan jenazah anaknya di RS Bhayangkara Surabaya, Senin (13/10/2025).
Sementara itu, pertemuan fisik terakhir mereka terjadi tiga hari sebelumnya, pada Jumat (26/9/2025).
Saat itu, M Faisol sengaja datang ke ponpes karena Irham merengek ingin dibelikan celana abu-abu baru untuk dipakai bersekolah di hari Senin.
Setelah membelikan celana di koperasi ponpes, M Faisol mengajak putranya makan bersama di kafe dekat pondok. Sebuah keanehan sempat terjadi. Meski dipaksa memesan makanan, Irham hanya memesan minuman.
"Saya ketemu di hari jumat mengajak anak saya beli celana itu. Lalu sebelum jum'atan saya ajak makan. Dia enggak mau makan. Maunya beli minum aja," tuturnya.
Baca juga: 8 Identitas Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Terungkap, Tim DVI Hadapi Tantangan Kondisi Jenazah
Rossy Kehilangan Kaki Akibat Insiden Ponpes Al Khoziny, Semangatnya Menyala Berkat Kaki Palsu |
![]() |
---|
Kisah Pilu Ayah Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny: Kenang Sosok Aqil yang Tak Pernah Mengeluh |
![]() |
---|
Kisah Achmad Haikal, Santri Bersuara Lantang Bercita-cita Menjadi Ulama, Korban Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Foto Biasa Jadi Keren Bak Berada di Paris Cafe – Champs-Elysees, Pakai Prompt Gemini AI Ini Caranya |
![]() |
---|
Sosok Adam Vidiansyah dan Kisah Pilu di Balik Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Mudah Bergaul |
![]() |
---|