Drama Keraton Surakarta
Drama Penobatan Mendadak di Keraton Solo! Maha Menteri Tedjowulan: Saya Tidak Tahu Ada Agenda Itu
Tedjowulan tidak tahu adanya agenda pengikraran KGPH Hangabehi sebagai pewaris takhta, singgung 40 hari kepergian Pakubuwono XIII
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
- Tedjowulan menyatakan tidak mengetahui adanya agenda pengikraran KGPH Hangabehi sebagai pewaris takhta (Pangeran Pati) dan PB XIV
- Tedjowulan menegaskan suksesi seharusnya dibahas setelah 40 hari wafatnya PB XIII, agar sesuai tata adat
- GKR Timoer Rumbaikusuma menolak hasil rapat karena mengaku tidak menerima surat undangan dari kementerian
TRIBUNTRENDS.COM - Keraton Surakarta kembali menjadi pusat perhatian setelah berlangsungnya rapat keluarga besar yang digelar di Kagungan Dalem Sasana Handrawina pada Kamis (13/11/2025).
Pertemuan yang seharusnya menjadi forum musyawarah damai justru memunculkan polemik baru yang mengguncang internal keluarga trah raja.
Di tengah suasana berkabung pasca wafatnya PB XIII, isu suksesi takhta memanas dan mengundang komentar keras dari berbagai pihak, termasuk Maha Menteri Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjowulan.
Baca juga: Sosok Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Keraton Kasunanan, Mengenang Jejak Kehidupan Sang Raja Solo
Surat Amanat dari Menteri Kebudayaan Jadi Pemicu Diskusi
Rapat keluarga besar kali ini diselenggarakan dengan merujuk pada surat resmi dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Surat bernomor 10596/MK.L/KB.10.03/2025, tertanggal 10 November 2025, dikirim kepada Pengageng Sasana Wilapa dan Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta.
Isi surat tersebut menegaskan bahwa dalam perkara suksesi kepemimpinan Keraton Kasunanan, harus merujuk pada surat Kementerian Dalam Negeri yang menyatakan bahwa Kasunanan Surakarta dipimpin oleh ISKS Paku Buwana XIII, dengan Maha Menteri KGPA Tedjowulan mendampingi dalam pengelolaan keraton serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat, Pemerintah Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Solo.
Surat itu juga memuat imbauan agar pihak-pihak yang berkepentingan menahan diri dan melakukan koordinasi serta rembuk dengan Maha Menteri Tedjowulan sesuai adat dan tatanan keraton.
Tedjowulan: Rapat Digelar Demi Masa Depan Keraton
Menanggapi suasana yang berkembang, Tedjowulan menjelaskan bahwa pertemuan tersebut digelar untuk menyatukan pandangan putra-putri dalem PB XII dan PB XIII terkait masa depan Keraton Surakarta.
“Intinya pertemuan tadi siang itu sebetulnya saya mengundang para putra-putri dalem PB XII dan putra-putri dalem PB XIII untuk berembuk, berbicara masa depan keraton,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar semua pihak tidak terburu-buru menentukan pewaris takhta pasca wafatnya PB XIII.
Menurutnya, ia sejak awal mengusulkan agar pembahasan suksesi menunggu hingga 40 hari masa berkabung selesai.
“Saya dunungke kenapa kok tergesa-gesa seperti itu. Sudah saya sampaikan dari awal 40 hari lah. Tapi mungkin tidak sabar dan sebagainya.”
Baca juga: Keraton Solo Memanas! Purbaya Nyatakan Naik Tahta, Tedjowulan Klaim Raja Ad Interim, Siapa Berhak?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Tedjowulan-buka-suara-soal-penunjukan-KGPH-Hangabehi-jadi-pewaris-takhta.jpg)