Breaking News:

Berita Viral

Cerita Suku Anak Dalam: Percaya Bilqis Anak Keluarga Miskin, Dibohongi Surat Palsu Bermaterai

Bilqis bocah usia 4 tahun yang diculik dan dijual ke Jambi sempat menolak saat dijemput polisi, dia mengira Suku Anak Dalam adalah keluarganya.

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Polrestabes Makassar/Istimewa
DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Bilqis sempat menolak saat dijemput polisi, dia mengira Suku Anak Dalam adalah keluarganya. 

Nama Nadia kini menjadi bagian dari drama penculikan Bilqis yang menyingkap jaringan rumit perdagangan anak dan eksploitasi sosial di lapisan masyarakat bawah.

Lebih dari Sekadar Penculikan

Antropolog Robert Aritonang menegaskan bahwa kasus ini tidak bisa dilihat dari permukaannya saja. 

Ia menilai, Orang Rimba tidak secara sadar terlibat dalam tindak kriminal ini, melainkan terjerat dalam sistem sosial yang menindas dan meminggirkan mereka selama puluhan tahun.

“Mereka kehilangan hutan yang selama ini menjadi sumber kehidupan. 

Ketika ruang hidup berubah menjadi perkebunan dan konsesi, mereka kehilangan akses terhadap pangan, air, dan penghidupan,” jelas Robert.

Baca juga: Rantai Jual Beli Bilqis: Dilego Rp 80 Juta ke Pedalaman Jambi, Sindikat Jual 9 Bayi Via Sosmed

Dalam situasi semacam itu, Orang Rimba menjadi sangat rentan dimanfaatkan oleh pihak luar. 

Robert menyebut fenomena ini sebagai bentuk “crash landing sosial” kondisi ketika komunitas adat tiba-tiba terhempas ke dalam dunia modern yang asing dan tidak mereka pahami sepenuhnya.

“Mereka mudah percaya pada bujukan atau janji orang luar, tanpa memahami konsekuensinya,” tambahnya.

Korban dari Sistem yang Tidak Adil

KKI Warsi menilai kasus Bilqis sebagai cermin ketimpangan struktural yang sudah berlangsung lama. Komunitas Orang Rimba yang hidup bergantung pada hutan kini kehilangan arah, kehilangan ruang hidup dan kehilangan perlindungan sosial. 

Dalam kondisi penuh keterasingan itulah mereka menjadi target empuk bagi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

“Ada pihak yang memanfaatkan kerentanan mereka dengan narasi palsu, janji ekonomi, atau bujukan emosional.

Orang Rimba dijadikan alat dalam jejaring kejahatan yang mereka sendiri tidak pahami,” tegas Robert.

Baca juga: Diburu dari Makassar ke Jambi, Penculik Bilqis Diciduk saat Ramal Nasib Sendiri Pakai Kartu Tarot

Ia mengingatkan agar penegakan hukum dan pemberitaan media tidak serta-merta menjadikan Orang Rimba kambing hitam, tetapi justru memperjuangkan perlindungan bagi mereka sebagai kelompok rentan.

Halaman 2/3
Tags:
Suku Anak DalamBilqissurat
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved