Breaking News:

Berita Viral

Pelaku Bom SMAN 72 Anti Islam? Polisi Bongkar Fakta, Rasa Kesal dan Emosi Jadi Pemicu Ledakan

Pelaku bom SMAN 72 Jakarta bertindak sendiri tanpa keterlibatan kelompok radikal. Aksinya bukan bentuk kebencian terhadap agama.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Istimewa
BOM RAKITAN MELEDAK - Polisi memastikan FN pelaku bom SMAN 72 Jakarta bertindak sendiri tanpa keterlibatan kelompok radikal. Aksinya bukan bentuk kebencian terhadap agama, melainkan dipicu tekanan batin dan emosi pribadi yang tidak tersalurkan. 
Ringkasan Berita:
  • FN, siswa SMAN 72 Jakarta, diketahui merakit tujuh bom rakitan secara mandiri setelah mempelajari cara-cara pembuatan bom melalui internet
  • Polisi memastikan FN bertindak sendiri tanpa keterlibatan kelompok radikal
  • FN dirawat di RS Polri Kramat Jati untuk perawatan medis sekaligus pemeriksaan psikologis oleh tim terpadu

 

TRIBUNTRENDS.COM - Siang itu, suasana di SMAN 72 Jakarta berjalan seperti biasa. Para siswa mengikuti salat Jumat dengan khusyuk di masjid sekolah, tanpa menyadari bahwa dalam hitungan menit, kedamaian itu akan pecah menjadi kepanikan besar.

Tepat ketika khatib tengah menyampaikan ceramah, suara ledakan keras mengguncang udara, disusul kepulan asap putih yang menyesakkan.

Jeritan terdengar di antara kepulan debu dan kaca yang pecah, sementara ratusan siswa berhamburan menyelamatkan diri. 

Dalam sekejap, sekolah yang biasanya riuh dengan tawa remaja berubah menjadi medan kepanikan dan tangis.

Tak ada yang menyangka, pelaku di balik ledakan itu bukan orang luar.

Ia adalah FN, seorang siswa dari sekolah yang sama sosok yang selama ini dikenal pendiam, tapi ternyata menyimpan sesuatu yang jauh lebih gelap.

Baca juga: Misteri Tas Biru di Pagi Nahas: CCTV Ungkap Detik-detik FN Dibonceng Ayah Sebelum Ledakan SMAN 72

Merakit Bom Sendiri

Hasil penyelidikan kepolisian mengungkap fakta mencengangkan. FN diketahui merakit sendiri tujuh bom rakitan yang dibawanya ke sekolah. Empat di antaranya meledak, sementara tiga lainnya gagal diaktifkan.

Ledakan itu menyebabkan puluhan orang terluka, sebagian mengalami luka bakar dan trauma berat.

“(Bom) dirakit sendiri, dan pelaku mengakses melalui internet cara-cara merakit bom,” ujar AKBP Mayndra Eka Wardhana, juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Senin (10/11/2025).

Lebih jauh, penyelidikan digital menunjukkan bahwa FN kerap menjelajahi forum-forum gelap di dunia maya.

“Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring, terutama di situs-situs gelap yang menampilkan video atau foto orang meninggal dunia akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya,” ungkap Mayndra.

BOM RAKITAN MELEDAK - Ilustrasi siswa SMA, pelaku ledakan bom SMAN 72 Jakarta mempelajari cara membuat bom melalui dunia maya dan darkweb.
BOM RAKITAN MELEDAK - Ilustrasi siswa SMA, pelaku ledakan bom SMAN 72 Jakarta mempelajari cara membuat bom melalui dunia maya dan darkweb. (Kolase TribunTrends/Istimewa)

Aksi Tanpa Jaringan Teror

Meski caranya ekstrem, pihak Polda Metro Jaya memastikan bahwa FN tidak memiliki keterkaitan dengan jaringan terorisme mana pun.

Ia bukan bagian dari kelompok radikal, melainkan seorang siswa yang bertindak sendiri, digerakkan oleh emosi dan tekanan batin yang tidak tersalurkan.

“Sejauh ini belum ada keterlibatan dengan kelompok lain, tetapi nanti secara pasti akan disampaikan oleh Densus,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.

Baca juga: Jejak FN Sebelum Ledakan: Tetangga Ungkap Perubahan Sikap Pelaku Sebelum Ledakan SMAN 72 Jakarta

Menurut penyelidikan sementara, FN bukanlah sosok anti-Islam meski ledakan terjadi di area masjid sekolah.

“Kita ingin meluruskan kepada masyarakat, memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan bukan anti-Islam,” tegas Budi.

“Jangan sampai dipikirkan ini tindakan anti-Islam. Ini murni perbuatan yang berangkat dari dirinya sendiri,” imbuhnya.

Dirawat dan Diperiksa di RS Polri

Setelah insiden itu, FN yang ikut terluka dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dari sebelumnya dirawat di RSI Cempaka Putih.

Pemindahan tersebut dilakukan untuk perawatan medis intensif sekaligus pemeriksaan psikis.

“Di RS Polri kita sudah membentuk tim terpadu, selain penanganan medis juga psikis,” jelas Budi.

Langkah ini juga mempermudah penyidik dalam menggali motif di balik aksi tersebut.

FN kini sudah sadarkan diri, dan penyidik tengah menunggu waktu yang tepat untuk meminta keterangannya.

“Kalau di RS sebelumnya anak ini dirawat di ruangan bersama beberapa orang, di RS Polri ia ditempatkan di ruangan sendiri agar terhindar dari infeksi,” tambah Budi.

Baca juga: Kebiasaan Mengerikan Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Diduga Terobsesi Video Kekerasan, Simpan Dendam

Ledakan Saat Khatib Berkhutbah

Ledakan terjadi pada Jumat (7/11/2025) siang, saat khatib tengah berkhutbah. Menurut kesaksian Farel, siswa kelas XI, suara ledakan berasal dari bagian dalam masjid.

“Itu ledakannya pas ada orang ceramah,” kata Farel.

Detik setelah ledakan, suasana berubah menjadi kacau. Para siswa dan guru berlari tunggang langgang, beberapa menangis dan saling menolong di tengah kepulan asap.

Tak lama kemudian, polisi dan TNI tiba di lokasi dan memasang garis pembatas di sekitar masjid.

Luka yang Tak Terlihat

Peristiwa ini meninggalkan luka yang dalam bukan hanya bagi korban yang terluka, tapi juga bagi seluruh keluarga besar SMAN 72 Jakarta.

Di tempat yang seharusnya menjadi ruang belajar dan beribadah, justru muncul tragedi yang mengguncang hati banyak orang.

Kasus ini menjadi pengingat pahit tentang bahaya dunia digital yang tanpa batas, di mana seorang anak muda bisa tersesat dalam kegelapan internet dan kehilangan arah hidupnya.

Dari tangan seorang pelajar, lahirlah bencana yang mengguncang satu sekolah, dan membuka mata semua pihak tentang pentingnya pendampingan mental serta pengawasan dunia maya bagi generasi muda.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJakarta)

Tags:
SMAN 72 Jakartapolisibom
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved