Politik Viral
Kemenkeu Memanas! Bobby Nasution hingga Sherly Tjoanda Marah Gegara Ulah Purbaya: Kami Tidak Setuju
24 gubernur dan wakil gubernur menemui Menteri Keuangan Purbaya, mereka protes soal rencana pemotongan dana transfer ke daerah (TKD).
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Suasana di Kementerian Keuangan, Jakarta, mendadak ramai dan penuh ketegangan pada Selasa (7/10/2025) siang.
Puluhan gubernur dari berbagai penjuru Indonesia datang berbondong-bondong ke kantor pusat Kemenkeu untuk menyampaikan satu keluhan besar: rencana pemotongan dana transfer ke daerah (TKD) dalam APBN 2026.
Pertemuan itu bukan sekadar seremonial. Sebanyak 24 gubernur dan wakil gubernur yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) secara langsung menemui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk memperjuangkan nasib keuangan daerah mereka.
Para kepala daerah yang hadir berasal dari berbagai provinsi, mulai dari Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sumatra Barat, DI Yogyakarta, hingga Papua Pegunungan, Bengkulu, Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, NTB, Papua Barat Daya, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Gorontalo, dan Sumatra Selatan.
Baca juga: Purbaya Bikin ASN Histeris, Bahas Soal Kemungkinan Gaji Naik Tahun 2025, Semua Golongan Kebagian?
Ketua Umum APPSI sekaligus Gubernur Jambi, Al Haris, menyebut pertemuan itu menjadi wadah bagi para kepala daerah untuk menyuarakan keresahan atas pemangkasan dana yang mereka anggap terlalu dalam.
“Daerah tentu banyak sekali yang merasakan dampak dari (pemotongan) TKD itu. Di antaranya ada daerah yang mungkin sulit membayar belanja pegawai, besar sekali.
Apalagi ada keharusan membayar P3K dan sebagainya. Nah, ini luar biasa berdampak terhadap APBD 2026,” ujar Al Haris seusai pertemuan di Gedung Kemenkeu Pusat.
Sebagai informasi, anggaran TKD dalam APBN 2026 dipatok sebesar Rp 692,995 triliun, turun tajam 24,7 persen dibandingkan tahun ini yang mencapai Rp 919,9 triliun.
Artinya, ada pemotongan sekitar Rp 226,9 triliun dari dana yang biasa mengalir ke daerah.
Al Haris mengakui bahwa pemerintah pusat memang menyiapkan program baru di daerah dengan total anggaran Rp 1.300 triliun tahun depan.
Namun, menurutnya, pemerintah daerah tidak mengetahui secara rinci bentuk dan pelaksanaan program tersebut.
“Kalau daerah PAD-nya kecil, yang banyak menggantungkan nasib dengan TKDD, maka sulit mereka untuk mengembangkan daerahnya,” jelasnya dengan nada prihatin.

Nada serupa datang dari Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, yang menilai pemotongan TKD akan membuat daerahnya hanya mampu menutupi belanja rutin, sementara pembangunan infrastruktur harus dikorbankan.
“Semuanya tidak setuju, karena kemudian ada beban P3K yang cukup besar dan ada janji untuk pembangunan jalan dan jembatan.
Dengan pemotongan yang rata-rata setiap daerah hampir 20 persen–30 persen untuk level provinsi, dan di kabupaten bahkan ada yang sampai 60%–70%, itu berat untuk pembangunan infrastruktur,” tegas Sherly.
Baca juga: Geger di Bank Mandiri! Menteri Purbaya Muncul Tanpa Pemberitahuan, Direksi Langsung Siaga
Purbaya Beberkan Alasan Pemotongan: Banyak Dana Daerah yang Tak Terserap dan Diselewengkan
Menanggapi keluhan para kepala daerah, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tak menampik bahwa kebijakan pemangkasan TKD bakal menimbulkan gejolak.
Namun, ia menegaskan keputusan itu bukan tanpa alasan.
“Alasan pemotongan itu utamanya karena banyak penyelewengan.
Artinya, enggak semua uang yang dipakai, dipakai dengan betul. Jadi, itu yang membuat pusat agak... bukan saya ya, tapi para pemimpin di atas agak gerah dengan itu,” ujar Purbaya, Kamis (2/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa nilai transfer ke daerah tahun depan memang turun sekitar Rp 200 triliun, tetapi pemerintah pusat menambah signifikan alokasi program di daerah, dari Rp 900 triliun tahun ini menjadi Rp 1.300 triliun pada 2026.
“Jadi, kita ingin melihat kinerja keuangan yang lebih efektif,” tegasnya.
Meski demikian, Purbaya memastikan pemotongan itu tidak dilakukan secara drastis.
Pemerintah bahkan menambah Rp 43 triliun dalam pagu anggaran 2026 untuk menjaga keseimbangan fiskal daerah.
Ia pun memberi sinyal terbuka: bila pemerintah daerah bisa menunjukkan penyerapan anggaran yang baik dan bersih, bukan tidak mungkin transfer ke daerah akan kembali ditambah.
“Kalau mereka bisa menunjukkan penyerapan yang baik dan bersih, saya bisa merayu pemimpin saya di atas untuk menambah (transfer ke daerah) dengan cepat. Jadi itu utamanya.
Kalau ekonomi kita bagus, pajaknya makin besar, tentu kita akan tambah ke daerah,” tandas Purbaya.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)
Sumber: TribunTrends.com
Kemenkeu Memanas! Bobby Nasution hingga Sherly Tjoanda Marah Gegara Ulah Purbaya: Kami Tidak Setuju |
![]() |
---|
Selera Purbaya dan Pramono 'Bentrok' di Tengah Rencana Megaproyek, Gubernur DKI: Saya Lebih Baik |
![]() |
---|
Purbaya Bikin ASN Histeris, Bahas Soal Kemungkinan Gaji Naik Tahun 2025, Semua Golongan Kebagian? |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Suntik Rp 20 Triliun ke Bank Jakarta, Ingatkan Gubernur: Jangan Panik Dikasih Duit |
![]() |
---|
Roy Suryo Bicara Pedas Soal Pertemuan Jokowi-Ba'asyir: Gerakan 'MBG' Menasihati Bapaknya Gibran |
![]() |
---|