Surat Perjanjian SPPG Sleman Bikin Geger, Minta Keracunan MBG Dirahasiakan, Ini kata Sekda DIY
Beredarnya dokumen perjanjian kerja sama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Sleman, memuat kewajiban menjaga kerahasiaan jika terjadi masalah.
Editor: Sinta Manila
TRIBUNTRENDS.COM - Pernyataan Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menjadi penegasan penting bahwa aspek transparansi tidak boleh dikesampingkan dalam pelaksanaan program publik seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kasus dugaan keracunan makanan ini bukan sekadar persoalan teknis distribusi pangan.
Melainkan integritas tata kelola program sosial.
Baca juga: Inilah Tampang Anggota yang Aniaya Asisten Zaskia Adya Mecca, Motor dan Helm Warna Pink

Hal ini ditegaskan terkait beredarnya dokumen perjanjian kerja sama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan sekolah di Sleman yang memuat kewajiban menjaga kerahasiaan jika terjadi persoalan.
Surat tertanggal 10 September 2025 itu memuat tujuh poin kesepakatan antara SPPG di wilayah Kalasan, Sleman, dengan sekolah penerima manfaat.
Ada tujuh poin yang disebutkan dalam surat edaran tersebut.
“Apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) seperti dugaan keracunan, ketidaklengkapan paket makanan, atau masalah serius lainnya, pihak kedua berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan informasi hingga pihak pertama menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut.”
Adapun poin pertama perjanjian memuat kesediaan SPPG mengirimkan paket MBG kepada pihak penerima selama satu tahun, mulai Oktober 2025.
Poin kedua mewajibkan pihak penerima menerima paket di titik pengantaran dan membagikannya kepada seluruh siswa.
Poin ketiga menjelaskan jumlah paket disesuaikan dengan data penerima.
Pada poin keempat, penerima diwajibkan mengembalikan alat dan tempat makan sesuai jumlah paket yang diberikan.
Poin kelima mengatur soal kerusakan atau kehilangan alat makan, di mana pihak penerima wajib mengganti dengan harga Rp80.000 per set.
Dalam poin keenam disebutkan, apabila terjadi bencana, pengembalian alat makan dapat dilakukan setelah situasi stabil dengan inventarisasi terlebih dahulu.
Menanggapi dokumen tersebut, Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti menegaskan transparansi harus diutamakan.
“Ya, nggak bisa begitu juga. Kemarin, dari BGN itu juga ke Baperdida, mereka mau belajar terkait perencanaan, pentingnya pengawasan, termasuk soal kualitas produk dan mutu makanan. Itu mestinya memang harus ada secara kontinu,” katanya, Selasa (23/9).
Ia menyebut Pemda DIY juga telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

“Kemarin kami juga sudah bertemu dengan Kemenko Pangan, termasuk deputi yang mengurusi MBG. Mereka juga meminta agar bisa disupport oleh Pemda melalui Dinas Kesehatan, untuk membantu mengawasi dari sisi gizi dan keamanan pangannya. Itu penting, supaya tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi,” ujarnya.
Menurut Ni Made, mekanisme pengawasan harus dilakukan secara terbuka dan tidak boleh menutup-nutupi kasus.
“Bukan kemudian menutupi kalau ada keracunan. Itu tidak boleh. Kalau ada kejadian keracunan, ya harus tetap dilaporkan.
Bukan kemudian menutupi kalau ada keracunan tidak boleh lapor dan nanti ini kan juga berbahaya," ujarnya.
Ia menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh dalam tata kelola program MBG.
“Kalau ada yang keracunan, jangan tidak dilaporkan. Kalau ditutupi, masalahnya jadi makin besar. Padahal semuanya itu sudah ada mekanismenya: ada pemantauan, ada pelaporan, mestinya ini juga diikuti dengan pengawasan,” katanya.
“Menurut saya, semua pihak harus terlibat dalam hal ini. Pengawasan harus proaktif. Jadi, jangan kemudian diam saja. Ini kan bagian dari evaluasi kita. Harus terbuka. Kalau memang ada kekurangan, ya harus diperbaiki, entah itu di sistem bahan bakunya, di sistem pengelolaan, atau di distribusinya. Pasti harus ada evaluasi,” tandas Ni Made.
(TribunTrends.com/TribunJogja.com)
Sumber: Tribun Jogja
Sosok Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem Makarim Buronan Korupsi Chromebook, Tak Punya Rumah dan Mobil! |
![]() |
---|
Bupati Buton Alvin Akawijaya Dilaporkan Hilang oleh Warga, Ternyata Dinas di Jakarta, Ini Sosoknya |
![]() |
---|
Siswa-siswi Wajahnya Pucat, Ada 350 Korban Keracunan Massal MBG Bandung, Padahal Baru Jalan 2 Minggu |
![]() |
---|
Muncul Isu Briptu Rizka Selingkuh, Jadi Pemicu Pembunuhan Brigadir Esco? Kuasa Hukum Buka Suara |
![]() |
---|
Yakin Anak Dibunuh, Ayah Brigadir Esco Minta Pelaku Dihukum Mati, Tak Terima Jika Dibui Seumur Hidup |
![]() |
---|