Berita Viral
Hidup Berat Istri Almarhum Choirul Huda, Dulu Disorot Kamera, Kini Bertahan Hidup dengan Jual Pisang
Istri Khoirul Huda pemain Persela Lamongan, yakni Lidya usai suami meninggal, kini jualan pisang Cavendish di belakang Pemkab Lamongan.
Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Waktu seolah berlari cepat, namun kenangan tak pernah pudar. Sudah delapan tahun berlalu sejak dunia sepak bola Indonesia kehilangan salah satu sosok terbaiknya Choirul Huda, penjaga gawang legendaris yang menjadi simbol kesetiaan Persela Lamongan.
Namun, meski raganya telah tiada, nama dan kisah hidupnya masih mengalun lembut di hati para pencinta sepak bola Tanah Air.
Kini, setelah hampir satu dekade kepergiannya, publik kembali dibuat terdiam dan tersentuh oleh kisah memilukan yang datang dari keluarga sang legenda.
Di balik sorotan masa lalu yang penuh gemuruh tepuk tangan, ada realita getir yang dihadapi keluarganya hari ini: sang istri. Lidya harus berjualan pisang untuk menyambung hidup.
Baca juga: Kisah Mantan Bintang Bola Tak Digaji Selama 8 Bulan, Kini Jual Minuman di Bazar Ramadan
Kabar yang menyesakkan dada itu pertama kali muncul dari sebuah unggahan di media sosial.
Akun Facebook bernama Fera Astrid menulis pesan singkat, namun sarat makna dan menyentuh hati.
“Istri almarhum Khoirul Huda pemain Persela, kalau kalian lewat sini tolong dilarisi ya.
Sekarang jualan pisang Cavendish di belakang Pemkab Lamongan.”
Unggahan sederhana itu seolah menjadi jeritan lembut yang mengguncang hati publik.
Dalam hitungan jam, postingan tersebut menyebar luas di berbagai platform media sosial, memantik gelombang simpati dari ribuan warganet yang pernah menyaksikan ketangguhan Huda di bawah mistar gawang.

Sebagai informasi, Lidya, menikah dengan Khoirul Huda pada thaun 2003.
Pernikahan yang ia jalani bersama Huda penuh dengan cinta, kesetiaan, dan harapan sederhana membangun keluarga di tengah hiruk pikuk dunia sepak bola yang begitu memuja kemenangan namun sering lupa pada kehidupan setelah sorak-sorai berakhir.
Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua buah hati yang kini tumbuh menjadi penerus harapan sang ayah.
Putra sulung mereka, Muhamad Raul Maulana, kini telah beranjak dewasa dan tengah menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), duduk di semester VII, melanjutkan cita-cita ayahnya untuk tetap berjuang melalui ilmu.
Sementara sang adik, Muhamad Rasyad Ramadhan, baru saja memulai langkah awal di bangku kuliah, semester I Universitas Negeri Malang (UMN).
Baca juga: Penampilan Terbaru Evan Dimas, Dulu Andalan, Kini Kondisi Fisik Disorot: Tubuh Kurus, Pipi Tirus
Dua anak muda itu menjadi saksi bisu perjuangan ibunya yang tak pernah berhenti berusaha, meski jalan hidup mereka tak lagi disertai sosok pelindung utama keluarga.
Setiap hari, Lidya menjalani rutinitasnya dengan penuh kesabaran.
Di balik lapak kecilnya yang sederhana di belakang Kantor Pemkab Lamongan, ia menata pisang Cavendish dengan penuh ketelatenan.
Tangan yang dulu menggenggam erat tangan suaminya kini sibuk melayani pembeli, menakar, menimbang, dan sesekali tersenyum meski lelah belum juga pergi.
Namun perjuangan Lidia tidak berhenti di sana. Ia juga mencoba beradaptasi dengan zaman.
Dengan keterbatasan yang ada, ia memanfaatkan media sosial untuk memasarkan dagangannya.
Melalui dunia maya, ia berusaha memperluas jangkauan rezekinya berharap bahwa setiap unggahan, setiap pesan yang ia balas, bisa menjadi jalan untuk menghidupi kedua anaknya dan menjaga nama besar sang suami.
Menjelang haul ke-8 almarhum Choirul Huda, yang akan digelar pada 15 Oktober 2025, suasana haru kembali menyelimuti keluarga kecil ini.
Baca juga: Kondisi Terbaru Evan Dimas Tuai Doa, Publik Terpanggil Ingat Jasa Mantan Kapten Timnas Indonesia U19
Lidia, dengan mata yang berkaca-kaca namun penuh keteguhan, mengajak seluruh masyarakat, terutama para fans Persela Lamongan, untuk mendoakan sang legenda agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Ia tidak meminta belas kasihan, tidak pula menuntut perhatian.
Yang ia harapkan hanyalah doa doa agar suaminya yang dulu berjuang untuk lambang di dada, kini tenang di alam keabadian.
Dan mungkin, di setiap butir pisang yang ia jual, di setiap langkah kecil menuju lapak dagangannya, ada doa yang tak terucap: doa agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, sebagaimana ayah mereka dulu berdiri tegak di bawah mistar, menjaga gawang, menjaga nama, dan menjaga cinta.
Kini, di antara hiruk-pikuk kehidupan Lamongan, kisah Lidia dan keluarganya menjadi cermin keteguhan: bahwa cinta sejati tidak berhenti di liang lahat ia terus hidup dalam perjuangan, kesabaran, dan doa yang tak pernah putus.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)
Sumber: TribunTrends.com
Wajah Cantik Ratu Kecantikan Bangladesh, Meghna Alam, Diisukan Memikat Dubes Arab, Karier Hancur |
![]() |
---|
Kue Bulan Isi Jangkrik Viral di China, Produsen Klaim Rasa yang Diburu Pelanggan, Jangan Dibayangkan |
![]() |
---|
Cowok Jepang Kasmaran dengan Ibu Teman SMP-nya, Niat Asli Terlihat Usai Belikan Rumah Rp 4,2 M |
![]() |
---|
Daftar Prompt Gemini AI Bisa Ubah Foto Selfie Bareng Kekasih Jadi Bak Liburan di Pantai, Ini Caranya |
![]() |
---|
Daftar Prompt Gemini AI Bisa Edit Foto Biasa Jadi Keren Bak Model Street Fashion, Hasil Mengesankan |
![]() |
---|