Breaking News:

Berita Viral

Hidup Berat Istri Almarhum Choirul Huda, Dulu Disorot Kamera, Kini Bertahan Hidup dengan Jual Pisang

Istri Khoirul Huda pemain Persela Lamongan, yakni Lidya usai suami meninggal, kini jualan pisang Cavendish di belakang Pemkab Lamongan.

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Istimewa
KELUARGA KHOIRUL HUDA - Istri Choirul Huda pemain Persela, yakni Lidya sekarang jualan pisang Cavendish di belakang Pemkab Lamongan. 

Dua anak muda itu menjadi saksi bisu perjuangan ibunya yang tak pernah berhenti berusaha, meski jalan hidup mereka tak lagi disertai sosok pelindung utama keluarga.

Setiap hari, Lidya menjalani rutinitasnya dengan penuh kesabaran.

Di balik lapak kecilnya yang sederhana di belakang Kantor Pemkab Lamongan, ia menata pisang Cavendish dengan penuh ketelatenan.

Tangan yang dulu menggenggam erat tangan suaminya kini sibuk melayani pembeli, menakar, menimbang, dan sesekali tersenyum meski lelah belum juga pergi.

Namun perjuangan Lidia tidak berhenti di sana. Ia juga mencoba beradaptasi dengan zaman.

Dengan keterbatasan yang ada, ia memanfaatkan media sosial untuk memasarkan dagangannya.

Melalui dunia maya, ia berusaha memperluas jangkauan rezekinya berharap bahwa setiap unggahan, setiap pesan yang ia balas, bisa menjadi jalan untuk menghidupi kedua anaknya dan menjaga nama besar sang suami.

Menjelang haul ke-8 almarhum Choirul Huda, yang akan digelar pada 15 Oktober 2025, suasana haru kembali menyelimuti keluarga kecil ini.

Baca juga: Kondisi Terbaru Evan Dimas Tuai Doa, Publik Terpanggil Ingat Jasa Mantan Kapten Timnas Indonesia U19

Lidia, dengan mata yang berkaca-kaca namun penuh keteguhan, mengajak seluruh masyarakat, terutama para fans Persela Lamongan, untuk mendoakan sang legenda agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Ia tidak meminta belas kasihan, tidak pula menuntut perhatian.

Yang ia harapkan hanyalah doa doa agar suaminya yang dulu berjuang untuk lambang di dada, kini tenang di alam keabadian.

Dan mungkin, di setiap butir pisang yang ia jual, di setiap langkah kecil menuju lapak dagangannya, ada doa yang tak terucap: doa agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, sebagaimana ayah mereka dulu berdiri tegak di bawah mistar, menjaga gawang, menjaga nama, dan menjaga cinta.

Kini, di antara hiruk-pikuk kehidupan Lamongan, kisah Lidia dan keluarganya menjadi cermin keteguhan: bahwa cinta sejati tidak berhenti di liang lahat ia terus hidup dalam perjuangan, kesabaran, dan doa yang tak pernah putus.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)

Tags:
Choirul HudaPersela LamonganpisangLidya
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved