TRIBUNTRENDS.COM - Di balik gemerlap layar kaca dan sorak tawa penonton, para insan hiburan tanah air menunjukkan wajah lain mereka.
Di Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, mereka tidak hanya menjadi saksi, tapi mereka menjadi bagian dari sejarah.
Bukan dengan skrip atau adegan, tapi dengan langkah khidmat dan tekad yang menggetarkan jiwa.
- Ruben Onsu: Misi di Dalam Air
Siapa sangka, di antara gerakan ikan hiu yang bergelayut di kedalaman laut, ada kibaran Merah Putih yang dibawa oleh tangan seorang artis.
Ruben Onsu, dengan setelan selam dan keberanian yang jarang terlihat, mengibarkan bendera di dasar akuarium raksasa Ancol.
Suasana menjadi syahdu, bahkan magis.
"Senang, terharu, dan terus ya semua rasa haru yang saya rasakan tertutup dengan selesainya pengibaran bendera gitu dan deg-degan pastilah.
Tiba-tiba tuh yang gede biasanya nggak ke mana-mana, eh dia tiba-tiba jalan kayak gitu," ujar Ruben.
"Jadi, rasa cemas itu pasti ada, tapi karena semuanya berlangsung dengan hikmat juga fokus dari teman-temanku," lanjut Ruben.
Dengan napas terbatas dan keberanian tak terbatas, Ruben mengubah ketegangan menjadi kemenangan kecil.
Ia menutup momen itu dengan penuh makna:
"Iya, ini pertama kali sejarah dalam perjalanan hidup saya bisa memberikan sesuatu untuk Indonesia, pastinya di hari kemerdekaan hari ini dan apa namanya diving yang saya punya, sertifikat yang saya punya berguna juga akhirnya."
Baca juga: Gaya Artis Ikut Upacara HUT ke-80 RI di Istana, Wulan Guritno Kebaya Merah, Nicholas Saputra Berpeci
2. Boris Bokir: Di Tengah Kota, Di Tengah Kenangan
Di Jakarta, tepat di Taman Proklamasi, suasana terasa berbeda. Bendera kembali diturunkan dengan khidmat, dan Boris Bokir, seorang komika, berdiri tegak sebagai pemimpin upacara.
Kali ini, bukan lelucon yang dibawanya, tapi semangat kebangsaan.
“Upacara penurunan bendera ini merupakan inisiasi awal kami bersama Gusti Irwan Wibowo (Gustiwiw), yang membawa semangat kebangsaan dan kolaborasi.”
Di situ, mereka tidak sendirian.
Awwe hadir sebagai inspektur, Yono Bakrie dan Bene Dion memimpin barisan pleton. Mereka bukan lagi komika.
Mereka adalah penjaga momen suci.
Usai upacara, pelukan menyelimuti mereka, tanda bahwa misi berhasil dijalankan dengan hati.
3. Danilla Riyadi: Suara yang Mengantar Senja
Dengan suara yang kerap membuai pendengar dalam musik, Danilla Riyadi menyumbangkan perannya sebagai pembawa acara.
Di antara barisan bendera dan suasana haru, suaranya menuntun jalannya upacara, mengukir jejak baru dalam perjalanannya sebagai seniman.
4. Windah Basudara: Dari Game ke Barisan Upacara
Di sisi selatan kota, tepat di Lapangan Blok S, satu nama mengejutkan banyak orang: Windah Basudara.
Sang kreator game yang dikenal lewat layar digital kini berdiri sebagai pembina upacara.
Bukan karakter virtual, tapi Windah sendiri nyata, berdiri, dan menyampaikan pesan untuk bangsa.
"17 Agustus, Laksanakan," tulis Windah di akun Instagramnya.
Gaya pidatonya santai, namun isinya menyentuh.
Ia berbicara tentang generasi muda, cara unik mereka mencintai tanah air, dan pentingnya tetap merayakan kemerdekaan dengan cara masing-masing.
5. Sintya Marisca: Di Garis Depan Makna Konstitusi
Tak jauh dari Windah, Sintya Marisca mendapat tugas sebagai pembaca Undang-Undang Dasar.
Di tengah sorotan dan semangat upacara, ia menyuarakan fondasi negara.
Di barisan lain, Kak Kev membacakan Proklamasi, Zee Asadel membawa Pancasila, dan Bachrul Alam menutup dengan doa.
(TribunTrends.com/ TribunSumsel.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)