Kunci Jawaban

Jawaban: Menelaah Infografis Mengenai Pancasila Sebagai Landasan Filosofi Pendidikan Nasional

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUNCI JAWABAN - Berikut jawaban dari pertanyaan PPG 2025: 'setelah menelaah infografis mengenai Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional'.

TRIBUNTRENDS.COM - Inilah panduan kunci jawaban untuk Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025.

Setelah mempelajari infografis tentang Pancasila sebagai dasar filosofi pendidikan nasional, peserta diminta untuk menghubungkan nilai-nilai Pancasila dengan konsep pendidikan budi pekerti yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Pertanyaan ini diberikan setelah bapak/ibu guru menyelesaikan Latihan Pemahaman Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai (FPPN) pada Topik 1 tentang Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai pijakan pendidikan nasional di Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 ini disusun khusus bagi para peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 yang sedang mendalami Topik 1 mengenai Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional.

Baca juga: PPG 2025: Apa yang Dimaksud dengan Azas Konsentris dalam Menyikapi Keberagaman, Jawaban Modul 3

KUNCI JAWABAN - Berikut jawaban dari pertanyaan PPG 2025: 'setelah menelaah infografis mengenai Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional'.(TribunTrends.com/Meta AI)

Bagi bapak/ibu guru yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan Cerita Reflektif Modul 3, khususnya pada materi tersebut, dapat menggunakan kunci jawaban berikut sebagai bahan acuan.

Berikut ini adalah kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 1 tentang Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Ruang GTK PPG 2025.

Cerita Reflektif

Setelah menelaah infografis mengenai Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional, temukan keterkaitan antara Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional dengan konsep pendidikan budi pekerti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Kunci Jawaban: 

Setelah menelaah infografis mengenai Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional, saya semakin memahami bahwa nilai-nilai dalam Pancasila bukan hanya menjadi dasar berbangsa dan bernegara, tetapi juga menjadi ruh utama dalam dunia pendidikan di Indonesia. 

Nilai-nilai tersebut sangat erat kaitannya dengan konsep pendidikan budi pekerti yang diperjuangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Beliau menekankan bahwa pendidikan adalah proses tuntunan untuk menumbuhkan kodrat anak sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat. 

Ki Hadjar Dewantara juga sangat menekankan pentingnya budi pekerti atau akhlak yang luhur sebagai hasil utama dari proses pendidikan. Di sinilah saya menemukan keterkaitannya dengan Pancasila.

Kunci Jawaban Alternatif:

Keterkaitan Pancasila dan Pendidikan Budi Pekerti Ki Hadjar Dewantara

Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional dan konsep pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara memiliki keterkaitan yang erat. Keduanya menekankan pembentukan karakter dan moral peserta didik untuk menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Meskipun pendekatannya berbeda, tujuan akhirnya selaras: membangun individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

Nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan Budi Pekerti

Pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara, yang menekankan pentingnya ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Konsep ing ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh) merefleksikan sila ke-4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan), dimana pemimpin harus menjadi teladan.

Ing madyo mangun karso (di tengah membangun semangat) mencerminkan sila ke-5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia), dengan penekanan pada kolaborasi dan keadilan. Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan) menunjukkan pengasuhan dan bimbingan, sesuai dengan semangat sila ke-2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab) .

Lebih lanjut, nilai-nilai Pancasila lainnya juga terintegrasi dalam pendidikan budi pekerti. Sila ke-1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) diwujudkan melalui pembentukan spiritualitas dan moralitas. Sila ke-3 (Persatuan Indonesia) diwujudkan melalui rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Semua sila ini saling melengkapi dan mendukung pembentukan karakter yang utuh.

Implementasi dalam Sistem Pendidikan

Penerapan nilai-nilai Pancasila dan pendidikan budi pekerti dalam sistem pendidikan nasional dapat dilakukan melalui berbagai cara. Kurikulum pendidikan harus mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam setiap mata pelajaran, bukan hanya sebagai mata pelajaran tersendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dan teladan, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan karakter.

Metode pembelajaran yang efektif berfokus pada praktik dan pengalaman langsung, bukan hanya teori. Aktivitas ekstrakurikuler dan kegiatan sosial dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai tersebut.

Pancasila dan pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara merupakan dua pilar penting dalam membangun karakter bangsa. Keterkaitan keduanya sangat erat, dengan tujuan bersama untuk membentuk individu yang berakhlak mulia, berkepribadian luhur, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan negara. Integrasi yang harmonis antara keduanya dalam sistem pendidikan sangat penting untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Kunci Jawaban Alternatif:

Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional memiliki keterkaitan yang sangat erat dan fundamental dengan konsep pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara. Keterkaitan ini berakar pada tujuan akhir yang sama: membentuk manusia Indonesia yang utuh, berkarakter, dan beradab.

1. Nilai Ketuhanan (Sila 1) dan Budi Pekerti (Cipta, Rasa, Karsa):

Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi fondasi moral dan spiritual. Ini sejalan dengan konsep budi pekerti Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pentingnya cipta (pikiran) yang jernih, rasa (perasaan) yang halus, dan karsa (kemauan) yang kuat, yang semuanya harus dilandasi oleh spiritualitas dan moralitas. Ketaatan pada nilai-nilai agama membentuk dasar akhlak dan budi pekerti luhur.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Sila 2) dan Keselarasan Hidup:

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab sangat relevan dengan ajaran Ki Hadjar Dewantara tentang keselarasan hidup (harmonisasi). Pendidikan budi pekerti bertujuan membentuk manusia yang menghargai sesama, berempati, dan menjunjung tinggi keadilan, baik dalam hubungan antarmanusia maupun dengan alam. Ini mencerminkan upaya menciptakan keseimbangan antara cipta, rasa, karsa, dan raga, sehingga melahirkan manusia yang beradab.

3. Persatuan dan Keadilan Sosial (Sila 3 & 5) dan Konsep Keluarga:

Pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara sangat menekankan peran keluarga sebagai pusat pendidikan pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai luhur dan kebersamaan. Hal ini selaras dengan sila Persatuan Indonesia dan Keadilan Sosial. Pembentukan budi pekerti melalui keluarga dan komunitas adalah kunci untuk mewujudkan persatuan dan keadilan sosial, di mana setiap individu memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap kebaikan bersama.

Dengan demikian, Pancasila memberikan kerangka nilai yang kokoh, sementara konsep budi pekerti Ki Hadjar Dewantara menawarkan pendekatan pedagogis dan praksis untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pribadi peserta didik, membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter.

Kunci Jawaban Alternatif:

Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional memiliki keterkaitan yang erat dengan konsep pendidikan budi pekerti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Kedua-duanya menekankan pentingnya pembentukan karakter, moral, dan kepribadian luhur dalam diri peserta didik sebagai tujuan utama pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan harus menuntun segala kekuatan kodrat anak agar tumbuh secara lahir dan batin menuju kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ini selaras dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab) dan sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia), yang menekankan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia serta semangat gotong royong dan keadilan.

Pendidikan budi pekerti menurut Ki Hadjar bukan sekadar pengajaran kognitif, melainkan penanaman nilai-nilai kehidupan, seperti rasa hormat, tanggung jawab, kejujuran, dan cinta tanah air. Hal ini sejalan dengan sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa), yang mengajarkan pengembangan spiritual dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, prinsip “Tut Wuri Handayani” mencerminkan semangat demokratis dan pembebasan dalam pendidikan yang sesuai dengan sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan). Anak didik diberi ruang untuk tumbuh sesuai kodratnya dalam suasana yang menghargai pendapat dan kebebasan berpikir.

Dengan demikian, Pancasila dan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara memiliki keterkaitan filosofis yang kuat dalam membentuk manusia Indonesia yang merdeka, berkarakter, dan berkepribadian luhur.

*) Disclaimer: kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN topik 1 Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara materi Pancasila sebagai Landasan Filosofi Pendidikan Nasional dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 untuk mengerjakan di Ruang GTK.

(TribunTrends.com/Tribunnews.com/Sri Juliati)