Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 12 dan 13 Kurikulum Merdeka Tahun 2025/2026. Bagaimana H.B. Jassin merawat sastra Indonesia?
TRIBUNTRENDS.COM – Simak berikut ini adalah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 12 dan 13 berdasarkan Kurikulum Merdeka.
Pada halaman tersebut, siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan yang merujuk pada artikel berjudul "Bagaimana H.B. Jassin Merawat Sastra Indonesia?"
Sebelum melihat kunci jawaban, diharapkan siswa terlebih dahulu mencoba menjawab soal secara mandiri.
Perlu diketahui, Tribunnews.com tidak bertanggung jawab atas kesalahan dalam kunci jawaban yang disediakan.
Kunci jawaban ini bersumber dari buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK/MA Kelas XII karya Bambang Trimansyah, cetakan pertama tahun 2022.
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 12 dan 13 Kurikulum Merdeka
3. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan informasi yang telah kalian baca.
1. Apa hubungan H.B Jassin dan Chairil Anwar?
Jawaban: H.B Jassin dan Chairil Anwar berkawan baik.
2. Siapa yang mengungkapkan perihal minat Jassin terhadap dokumentasi?
Jawaban: Sokok yang mengungkap perihal minat H.B Jassin tehadap dokumentasi adalah Pamusuk Eneste.
Ia mengungkapkan bahwa minat H.B Jassin terhadap dokumentasi sudah dimulai sejak tahun 1920-an akhir saat usia Jassin masih 10 tahun.
3. Kapan Jassin datang ke Jakarta untuk bekerja?
Jawaban: H.B Jassin datang ke Jakarta untuk bekerja pada 1 Februari 1940.
4. Di mana Jassin Bekerja saat di Jakarta?
Jawaban: Saat di Jakarta, H.B Jassin bekerja di Balai Pustaka.
5. Bagaimana Jassin menyusun dokumentasi di Pusat Dokumentasi Sastra?
Jawaban: H.B Jassin menyusun dokumentasi di Pusat Dokumentasi Sastra dengan cara mengumpulkannya dalam map-map yang diurutkan secara alfabetis.
Map jenis pertama berisi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan individu pengarang. Sementara map jenis kedua berisi permasalahan atau suatu soal.
6. Mengapa Jassin bersusah payah mengumpulkan dokumentasi sastra?
Jawaban: H.B Jassin bersusah payah mengumpulkan dokumentasi sastra karena ia memang menyukai dokumentasi.
Selain itu, H.B Jassin memiliki harapan bahwa dokumentasi sastra yang ia bangun dapat dijadikan bahan penyelidikan yang hasilnya diterbitkan dalam berbagai publikasi seperti buku, koran, dan majalah.
4. Apa tanggapan kalian setelah membaca artikel tentang H.B. Jassin? Diskusikanlah bersama kelompok kalian (4–5 orang) tentang informasi tambahan dari sosok H.B. Jassin yang diperoleh dari artikel tersebut. Sebagai pemandu, kalian dapat menggunakan tabel berikut ini.
Jawaban:
1. Riwayat Pendidikan:
- HIS Balikpapan (1927-1929)
- HBS Medan (1932-1939)
- Universitas Indonesia
2. Riwayat Pekerjaan:
- Menjadi amtenar di Kantor Asisten Residen Gorontalo.
- Bekerja di Balai Pustaka, Jakarta.
3. Minat terhadap Dokumentasi Sastra:
- H.B Jassin sudah terlihat memiliki minat di bidang dokumentasi sejak usianya masin 10 Tahun dan bersekolah di HIS Balikpapan.
- Menurut Pamusuk Eneste, Jassin sudah menyimpan bukunya secara teratur dan rapi saat itu
- Jassin menyimpan buku-bukunya dan karangan sejak sekolah sampai kuliah di Universitas Indonesia dengan baik.
4. Hal yang Dilakukan dalam Pendokumentasian Sastra:
- H.B. Jassin menggarap dokumentasi sastra secara sistematis di Balai Pustaka.
- Ia menyusun map-map yang berisi karya sastra di Pusat Dokumentasi Sastra secara alfabetis, untuk para pengunjung.
5. Jasa dalam Dokumentasi Sastra:
- Menyusun dokumentasi sastra Indonesia dengan sistematis hingga menjadi warisan berharga bagi kesusastraan Indonesia.
5. Selain H.B. Jassin, penulis artikel juga menyebut tiga nama tokoh lain, yaitu Chairil Anwar, Pamusuk Eneste, dan Sutan Takdir Alisjahbana. Carilah informasi ringkas tentang mereka, lalu tuliskan di dalam format tabel berikut ini. Tuliskan sumber informasi yang kalian gunakan.
Jawaban:
1. Chairil Anwar
Chairil Anwar merupakan salah satu pelopor Angkatan 45 dalam Sastra Indonesia. Dia lahir pada tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara.
Pengalaman menulis Chairil Anwar dimulai sejak tahun 1942 dengan menciptakan sajak berjudul "Nisan" sampai pada akhir hayatnya tahun 1949.
Selain menulis karyanya sendiri, Chairil Anwar juga menerjemahkan sajak-sajak sastrawan asing.
Selama enam setengah tahun 1942-1949, Chairil Anwar telah menghasilkan 71 sajak asli, dua sajak saduran, sepuluh sajak terjemahan, enam prosa asli, dan empat prosa terjemahan.
2. Sutan Takdir Alisjahbana
Sutan Takdir Alisjahbana adalah pengarang Indonesia yang lahir pada 11 Februari 1908, di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara.
Sutan Takdir Alisjahbana memiliki banyak karya, salah satu karyanya menjadi pemicu terjadinya polemik pada tahun 1936.
Sutan Takdir Alisjahbana meninggal pada 31 Juli 1993 dan dimakamkan di sebuah bukit di Bogor.
3. Pamusuk Eneste
Pamusuk Eneste adalah seorang pengajar, editor, dan sastrawan Indonesia yang lahir pada 19 September 1951.
Karya-karya dari Pamusuk Eneste berupa cerita pendek yang tersebar kemudian dibukukan.
Selain itu, ia juga menulis kajian-kajian atas karya sastra Indonesia.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah/TribunTrends.com/Syifaul Azizah)