Berikut ini 4 wilayah paling sedikit perceraian di Riau, kabupaten yang dijuluki Kota Sagu jadi juaranya rumah tangga harmonis disusul Dumai.
TRIBUNTRENDS.COM - Provinis Riau memiliki angka perceraian yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera.
Seperti jika dibandingkan dengan Sumatera Barat dan Jambi.
Meski begitu angka perceraian di Riau lebih rendah dibandingkan dengan Sumatera Utara.
Baca juga: Bukan Dumai, Ini 4 Daerah Kasus Perceraian Terbanyak di Riau, Nomor 2 Kampar, Disusul Rokan Hilir
Karena ada beberapa wilayah di Riau yang tidak banyak memiliki catatan kasus perceraian.
Menurut data Badan Pusat Statistik Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti adalah yang paling sedikit terjadi perceraian.
Berikut ini 4 wilayah di Riau yang tercatat paling sedikit memiliki kasus perceraian.
1. Kabupaten Kepulauan Meranti
Kepulauan Meranti merupakan wilayah pertama dengan jumlah kasus perceraian paling sedikit di Riau.
Sepanjang tahun 2024, hanya ada 285 kasus perceraian di Kepulauan Meranti.
Perselisihan dan pertengkaran terus-menerus menjadi faktor utama penyebab perceraian di Kepulauan Meranti.
Ada 197 kasus dari faktor cekcok tersebut.
Sisanya karena faktor ekonomi sebesar 44 kasus.
2. Kabupaten Kuantan Singingi
Kuantan Singingi menjadi daerah kedua dengan angka perceraian terendah.
Karena Kuantan Singingi hanya memiliki 367 kasus cerai sepanjang tahun 2024.
Perselisihan dan pertengkaran terus-menerus masih menjadi faktor utama penyebab perceraian.
Ada 322 kasus dari faktor terserbut.
Sisanya karena meninggalkan salah satu pihak.
3. Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Pelalawan memiliki jumlah kasus cerai tersedikit nomor 3 dengan total 462 kasus.
Perselisihan dan pertengkaran terus-menerus masih jadi alasan utama dengan 434 kasus.
Sisanya karena dihukum penjara 10 kasus, dan meninggalkan salah satu pihak 4 kasus.
4. Kota Dumai
Terakhir dari 4 wilayah paling kecil angka perceraiannya ada di Kota Dumai dengan 480 kasus saja.
Meskipun wilayah perkotaan Dumai justru tidak menyumbang angka perceraian yang banyak.
Faktor utamanya masih perselisihan dan pertengkaran terus-menerus dengan 384 kasus.
Sisanya meninggalkan salah satu pihak ada 61 kasus, dihukum penjara 12 kasus.
(TribunTrends.com/MNL)