TRIBUNTRENDS.COM - Dalam proses pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025, para peserta diminta untuk menyusun cerita reflektif sebagai bentuk pemahaman dan pengalaman pribadi terhadap materi yang telah dipelajari.
Salah satu bagian penting yang harus diisi adalah refleksi pada Modul 2 Topik 2, yang membahas topik: “Materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Apa dan Bagaimana Menerapkannya?”
Melalui topik ini, guru diajak untuk memahami secara mendalam pentingnya pembelajaran sosial emosional di lingkungan sekolah.
Tidak hanya sebatas teori, guru juga ditantang untuk mengaitkannya dengan praktik nyata di kelas, mulai dari menciptakan lingkungan yang suportif, mengenali emosi siswa, hingga menanamkan nilai empati, kerja sama, dan tanggung jawab.
Dalam tugas ini, guru diminta menuliskan cerita reflektif minimal 50 karakter yang menggambarkan bagaimana mereka mengintegrasikan nilai-nilai sosial emosional dalam proses belajar mengajar.
Refleksi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa membangun karakter siswa tidak kalah penting dari mengajarkan konten akademik.
Baca juga: Sebagai Guru Mapel IT, Apa yang Akan Anda Lakukan? JAWABAN PPA Umum 1, 2, 3 Modul 1 PPG 2025 Terbaru
Sebagai panduan, berikut ini disajikan contoh jawaban cerita reflektif yang dapat membantu Bapak/Ibu guru menyusun narasi pribadi dengan lebih mudah, autentik, dan bermakna.
Cerita Reflektif Modul 2 Topik 2 Materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Apa dan Bagaimana Menerapkannya?
Pertanyaan:
Sekarang, kami ingin Bapak/Ibu menceritakan pengalaman saat berlatih salah satu keterampilan sosial emosional. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat melakukan latihan tersebut? Pikirkan, strategi dalam mengImplementasi PSE ke dalam pembelajaran di kelas. Seperti apakah praktek pembukaan pembelajaran yang hangat, kegiatan belajar yang menantang dan berpusat kepada peserta didik, dan penutupan yang optimistik terlihat?
Kunci Jawaban:
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) merupakan pendekatan holistik dalam pengelolaan pendidikan di sekolah, yang melibatkan seluruh komunitas sekolah secara aktif.
Dalam metode ini, kolaborasi antara siswa, guru, kepala sekolah, dan staf pendukung menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional.
Ada 4 strategi utama dalam penerapan PSE, yakni:
- Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara langsung dan eksplisit untuk memastikan siswa memahami keterampilan sosial-emosional dengan jelas.
- Mengintegrasikan KSE ke dalam pembelajaran dan interaksi sehari-hari, sehingga guru dapat mengimplementasikannya dalam gaya mengajar dan interaksi dengan siswa.
- Mengubah kebijakan dan harapan sekolah terhadap siswa guna menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perkembangan sosial-emosional.
- Mempengaruhi pola pikir siswa tentang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar agar mereka dapat membentuk persepsi yang lebih positif dan sehat.
Dengan penerapan yang efektif, PSE dapat mendukung terciptanya komunitas sekolah yang harmonis, di mana keterampilan sosial-emosional dianggap sama pentingnya dengan pengetahuan akademis.
Baca juga: Apakah Perilaku Guru Perlu Diatur? Kunci Jawaban Modul 3 Topik 3 PPG 2025 Kode Etik Guru Profesional
Alternatif Jawaban 1:
Saat saya berlatih keterampilan sosial emosional, salah satunya adalah keterampilan kesadaran diri (self-awareness), saya mulai lebih mengenali emosi yang saya rasakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Contohnya, ketika saya merasa frustrasi karena siswa kurang fokus, saya mencoba menenangkan diri dan menyadari bahwa mungkin siswa sedang mengalami kesulitan lain yang tidak saya ketahui.
Saya merasa lebih tenang dan terbuka untuk memahami kondisi siswa.
Perasaan itu memberikan saya dorongan untuk lebih empatik dalam menyusun strategi pembelajaran yang ramah emosi.
Dalam mengimplementasikan PSE di kelas, saya memulai pembelajaran dengan pembukaan yang hangat, misalnya dengan sapaan pribadi, ice breaking ringan, atau tanya kabar sederhana.
Hal ini menciptakan hubungan yang lebih akrab dan suasana kelas yang nyaman.
Kegiatan belajar saya rancang agar berpusat pada peserta didik, dengan memberikan pilihan aktivitas dan ruang untuk kolaborasi.
Tantangan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa agar mereka merasa percaya diri, namun tetap termotivasi untuk berkembang.
Di akhir pembelajaran, saya melakukan penutupan yang optimistik, misalnya dengan memberi apresiasi atas usaha siswa hari itu, dan mengajak mereka merefleksikan hal positif yang telah mereka pelajari. Ini membantu siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar.
Baca juga: Seorang Guru Memaksakan Kehendaknya dan Sulit Berkomunikasi dengan Siswa, Jawaban Modul 2 Topik 1
Alternatif Jawaban 2:
Saya pernah melatih keterampilan pengelolaan emosi (self-management) saat menghadapi siswa yang sangat aktif dan sulit diatur.
Awalnya saya merasa lelah dan kesal, tetapi saya memilih untuk menarik napas dalam, memberi jeda sejenak, dan merespon dengan cara yang lebih tenang dan suportif.
Saya merasa lebih mampu mengendalikan diri dan memberikan contoh kepada siswa tentang cara mengelola emosi dengan sehat.
Saya menyadari bahwa sikap guru sangat memengaruhi suasana kelas dan hubungan sosial di dalamnya.
Dalam penerapan PSE, saya mengawali pelajaran dengan sesi berbagi singkat seperti “bagaimana perasaanmu hari ini?” atau “apa hal baik yang terjadi pagi ini?”.
Ini membuat siswa merasa diperhatikan secara emosional.
Kegiatan pembelajaran saya buat interaktif dan kontekstual, dengan menyisipkan diskusi kelompok, simulasi, dan pemecahan masalah yang melibatkan kerja sama.
Sehingga menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab, dan empati antar siswa.
Kemudian, di akhir pelajaran saya isi dengan pesan motivasi, evaluasi reflektif, atau pernyataan positif yang membangun harapan untuk pertemuan berikutnya.
Siswa terlihat lebih semangat dan merasa lebih terlibat secara emosional.
*) Disclaimer: Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 2 Materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Apa dan Bagaimana Menerapkannya? dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025.
(TribunTrends.com/Tribunnews.com)