Berikut ini kunci jawaban Modul 2 PPG 2025 dengan soal Apakah Masih Ada Hal yang Perlu Anda Pahami atau Ketahui Lebih Lanjut?
TRIBUNTRENDS.COM - Untuk Bapak/Ibu guru peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 yang sedang mengerjakan Latihan Pemahaman Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Topik 3: Experiential Learning materi Experiential Learning dalam Praktik Pembelajaran di Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Berikut adalah kunci jawaban cerita reflektif yang bisa Anda jadikan referensi.
Pertanyaan reflektif yang muncul adalah: "Untuk mempertajam pemahaman Anda mengenai experiential learning,
Anda memerlukan orang lain yang dapat menjadi inspirasi.
Apakah masih ada hal yang perlu Anda pahami atau ketahui lebih lanjut?
Ayo diskusikan bersama dengan rekan guru lain atau narasumber lain!"
Baca juga: Empati Secara Kognitif Diperoleh Melalui, Kunci Jawaban Modul 3 PPG di Ruang GTK
Cerita Reflektif
Untuk mempertajam pemahaman Anda mengenai experiential learning, Anda memerlukan orang lain yang dapat menjadi inspirasi. Apakah masih ada hal yang perlu Anda pahami atau ketahui lebih lanjut? Ayo dikusikan bersama dengan rekan guru lain atau narasumber lain!
Kunci Jawaban:
Dalam memahami dan menerapkan experiential learning secara lebih mendalam, saya menyadari bahwa saya tidak bisa berjalan sendiri. Inspirasi dan wawasan dari orang lain, balk sesama guru, narasumber, maupun praktisi pendidikan, sangat saya perlukan.
Ada banyak hal yang masih ingin saya ketahui, seperti bagaimana merancang pengalaman belajar yang benar-benar bermakna bagi murid, serta bagaimana mengevaluasinya secara efektif.
Untuk itu, saya terbuka untuk berdiskusi dan berkolaborasi dengan rekan guru lainnya. Melalui berbagi pengalaman dan praktik baik, saya yakin pemahaman saya terhadap experiential learning akan semakin tajam dan aplikatif di kelas.
Kunci Jawaban Alternatif:
Saat pertama kali mengenal konsep experiential learning dari David Kolb, saya merasa tertarik namun juga sadar bahwa pemahaman saya masih terbatas. Saya memahami bahwa pembelajaran berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi peserta didik karena menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara langsung.
Meski demikian masih ada hal yang perlu saya pahami atau ketahui lebih lanjut selain diskusi dengan rekan sejawat saya juga mengikuti webinar yang menghadirkan narasumber praktisi pendidikan dari luar sekolah, yang berbagi praktik baik penggunaan experiential learning di sekolah-sekolah berbasis projek.
Dari situ saya belajar bahwa kunci keberhasilannya bukan pada kompleksitas kegiatan, tapi pada bagaimana guru mendesain pengalaman itu menjadi proses refleksi yang bermakna bagi siswa. Melalui diskusi dan belajar dari narasumber lain, saya menyadari bahwa experiential learning bukan hanya soal "melakukan sesuatu", tapi soal mengalami, merefleksikan, dan menerapkan dalam kehidupan nyata.
Saya pun terdorong untuk lebih berani mencoba pendekatan ini, dan membuka ruang kolaborasi antar guru untuk merancang pembelajaran yang lebih hidup dan kontekstual.
Kunci Jawaban Alternatif:
Saya sangat setuju bahwa untuk mempertajam pemahaman dan penerapan experiential learning, inspirasi dari orang lain adalah kunci. Selalu ada hal baru yang perlu saya pahami atau ketahui lebih lanjut, terutama dalam praktik di lapangan.
Beberapa area yang ingin saya diskusikan lebih lanjut dengan rekan guru lain atau narasumber ahli meliputi:
- Strategi Pengelolaan Risiko dan Keamanan: Bagaimana memastikan semua aktivitas experiential learning, terutama yang melibatkan di luar kelas atau penggunaan alat, tetap aman dan terkelola risikonya dengan baik? Adakah protokol khusus yang bisa diterapkan untuk memitigasi potensi masalah?
- Integrasi Lintas Kurikulum: Bagaimana cara paling efektif untuk mengintegrasikan experiential learning ke dalam mata pelajaran yang berbeda, terutama yang mungkin terasa lebih "teoritis" seperti Bahasa Indonesia atau Matematika, tanpa mengurangi kedalaman materi? Saya ingin melihat contoh-contoh praktis lintas disiplin ilmu.
- Pengukuran dan Penilaian Otentik: Bagaimana cara terbaik menilai dan mengukur hasil belajar dari experiential learning yang seringkali bersifat kualitatif dan melibatkan keterampilan non-akademik? Adakah rubrik atau metode penilaian yang bisa secara efektif menangkap perkembangan pemahaman dan keterampilan siswa?
- Optimalisasi Refleksi: Tahap refleksi sangat krusial dalam experiential learning. Metode refleksi apa saja yang paling efektif untuk berbagai tingkat usia dan gaya belajar? Bagaimana membantu siswa menggali pelajaran mendalam dari pengalaman mereka, bukan hanya sekadar mendeskripsikan kejadian?
- Pemberdayaan Siswa dalam Desain: Bagaimana melibatkan siswa secara lebih aktif dalam merancang pengalaman belajar mereka sendiri (student-led experiential learning)? Ini bisa meningkatkan motivasi, namun butuh panduan khusus.
Diskusi dengan rekan guru yang sudah berpengalaman atau narasumber yang ahli dalam experiential learning akan sangat membantu saya mendapatkan insight baru, solusi praktis, dan inspirasi untuk mengembangkan praktik pembelajaran yang lebih bermakna. Kolaborasi adalah jembatan menuju pemahaman yang lebih komprehensif.
Kunci Jawaban Alternatif:
Benar, untuk memperdalam pemahaman mengenai experiential learning, kita perlu berdiskusi dan belajar dari orang lain yang memiliki pengalaman atau sudut pandang berbeda. Setiap guru memiliki cara tersendiri dalam menerapkan pembelajaran berbasis pengalaman di kelas, sehingga berdiskusi dengan rekan sejawat dapat memperluas wawasan kita mengenai strategi, tantangan, serta praktik baik yang mungkin belum pernah kita coba.
Saya merasa masih perlu menggali lebih dalam tentang bagaimana merancang kegiatan yang benar-benar experiential, bukan sekadar praktik atau tugas biasa. Bagaimana caranya memastikan bahwa pengalaman tersebut bermakna, disertai refleksi yang mendalam, dan diakhiri dengan penerapan nyata dalam konteks kehidupan siswa. Selain itu, saya juga ingin memahami bagaimana experiential learning dapat diterapkan secara kolaboratif lintas mata pelajaran atau dalam pembelajaran tematik di jenjang SD.
Saya tertarik untuk berdiskusi dengan guru lain yang sudah pernah mencoba pendekatan ini secara konsisten, juga dengan narasumber dari luar sekolah seperti praktisi pendidikan atau fasilitator pelatihan. Melalui diskusi dan berbagi pengalaman, saya yakin kita bisa saling memberi inspirasi dan solusi nyata untuk memperkaya proses pembelajaran di kelas.
Mari kita jadikan forum guru atau komunitas belajar sebagai ruang saling belajar, mendukung, dan tumbuh bersama. Karena belajar tidak hanya milik murid, tapi juga milik guru yang terus ingin mengembangkan diri demi pendidikan yang lebih baik.
*) Disclaimer: kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 3: Experiential Learning dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 untuk mengerjakan di Ruang GTK.
(TribunTrends.com/Tribunnews.com/Sri Juliati/Disempurnakan dengan bantuan AI)