TRIBUNTRENDS.COM, KLATEN - Aliansi Masyarakat Klaten Peduli TPA Troketon (AMPERA) mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten segera mengambil langkah serius untuk menyelesaikan krisis lingkungan yang terjadi di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Troketon.
Dorongan tersebut disampaikan menyusul makin parahnya dampak negatif yang dirasakan warga sejak beberapa tahun terakhir akibat buruknya pengelolaan sampah di lokasi tersebut.
Seruan tersebut disampaikan puluhan masyarakat yang terdiri dari AMPERA, ormas, mahasiswa serta warga perwakilan dari 3 desa dari Kecamatan Pedan yakni Desa Troketon, Kaligawe melalui aksi damai bertajuk “Troketon Memanggil” pada Rabu 14 Mei 2025 yang dimulai sekira pukul 10.40 WIB.
Sekretaris AMPERA Suhardi Wiyanto, menjelaskan bahwa keberadaan TPA Troketon yang dibangun sejak 2016 dan kini menampung sekitar 140 ton sampah per hari dari seluruh kecamatan di Klaten telah menimbulkan tiga krisis utama.
"Dampaknya nyata dan sangat dirasakan warga, yaitu krisis lingkungan, krisis kesehatan, dan penurunan pendapatan masyarakat," tegas Suhardi.
Menurut Suhardi, sedikitnya 13 desa di tiga kecamatan, yaitu Pedan, Juwiring, dan Ceper, mengalami dampak langsung.
Warga mengeluhkan bau menyengat, serbuan lalat hijau, pencemaran air, serta penurunan kualitas udara yang berpotensi menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan penyakit kulit.
"Di Desa Kalangan dan Kaligawe, limbah lindi dari TPA yang tidak terkelola mencemari sumber air warga. Ini sangat berbahaya karena bisa memicu wabah penyakit," ujarnya.
Selain ancaman kesehatan, kata Suhardi, penghidupan warga juga terdampak. Banyak petani gagal panen dan peternak merugi akibat air irigasi dan lingkungan yang tercemar.
Baca juga: Wabup Klaten Kunjungi Korban Pemukulan di Boyolali, Tekankan Pendekatan Humanis dan Pembinaan
Ia juga menyebutkan bahwa bau dan kondisi lingkungan yang tidak sehat mengganggu aktivitas belajar siswa di sejumlah sekolah sekitar TPA.
Merespon aksi tersebut Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo bersama jajaran Forkopimda Klaten menyambut puluhan peserta aksi dengan menggelar audiensi di Gedung Rapat Paripurna DPRD Klaten.
Hamenang menyebut, dalam dua setengah bulan terakhir, pihaknya bersama Wakil Bupati dan jajaran Forkopimda telah berproses aktif mencari solusi terbaik dalam penanganan persoalan sampah di wilayahnya.
Ia menjelaskan, penanganan persoalan sampah di Klaten dibagi menjadi tiga sektor: hulu, tengah, dan hilir. Saat ini, Pemkab Klaten fokus menyelesaikan sektor hilir, yakni di lokasi TPA Troketon.
Hamenang menyebut sudah menggelar inspeksi langsung ke lapangan dan menemukan dua kebutuhan mendesak.
"Hari ini yang harus diselesaikan yang hilir yaitu di TPA Troketon, setelah kami sidak sudah jelas permasalahannya harus segera ada alat untuk pembakaran sampah di situ. Kemudian yang kedua harus segera ada IPAL di situ untuk kemudian mengolah lindi," jelasnya.
Hamenang mengatakan, melalui APBD Perubahan akan pihaknya dorong agar permasalahan tersebut segera selesai, sehingga nanti tahun depan kita sudah bisa jalan penyelesaian sampah di tingkat hulu. (TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo)