TRIBUNTRENDS.COM - Semasa hidupnya, Siti Hartinah alias Ibu Tien Soeharto dikenal sebagai ikon kebaya pakem.
Ibu Tien Soeharto selalu mengenakan kebaya di berbagai kesempatan.
Kebiasaan Ibu Tien Soeharto mengenakan kebaya tak jarang dikaitkan pada fakta bahwa dirinya merupakan keturunan ningrat Jawa.
Ibu Tien adalah anak dari Raden Mas Ngabehi Soemoharjomo dan Raden Ajeng Hatmanti.
Sang ayah merupakan cucu dari Mangkunegara III.
Baca juga: Sosok Mien Sugandhi, Mantan Menteri Sering Jadi Tempat Curhat Ibu Tien, Bawa Pesan soal Soeharto
Semasa hidupnya, Ibu Tien selalu mengenakan kebaya pakem lengkap dengan sanggulnya.
Namun, ada kalanya juga Ibu Tien mengenakan pakaian modern, terutama di masa muda.
Seperti saat berfoto dengan kakak kandungnya yakni Siti Hartini Oudang.
Foto itu merupakan salah satu foto langka karena memperlihatkan Ibu Tien yang mengenakan baju modern.
Foto itu diambil sebelum Ibu Tien menikah dengan Soeharto.
Tampak Ibu Tien mengenakan dress lengkap dengan tudung kepalanya.
Ia dan kakaknya sama-sama berpose dengan gaya tangan berada di kantong baju.
Foto itu pun ramai jadi sorotan netizen.
Tak sedikit netizen memuji kecantikan Ibu Tien di masa muda.
Bahkan, ada yang menyebut Ibu Tien mirip seperti anak Anang dan Ashanty, Arsy Hermansyah.
Ada juga yang menyebut foto itu saat Ibu Tien jadi perawat.
Ibu Tien memang dikenal cantik sejak masa mudanya.
Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Soeharto kepincut dengannya.
Namun, ada satu kejadian lucu saat Soeharto dan Ibu Tien pertama kali saling mengenal.
Momen pertemuan pertama Presiden RI ke-2 Soeharto dengan sang istri, Ibu Tien ternyata meninggalkan kesan yang mendalam bagi keduanya.
Ibu Tien pernah menceritakan pertemuan pertamanya dengan Soeharto pada putri sulungnya, Tutut.
Ibu Tien menyebut Soeharto sempat tertipu penampilan fisiknya.
Cerita ini diungkapkan Tutut melalui blog miliknya.
Kala itu, Tutut dan Ibu Tien sedang berkumpul bersama sambil melihat foto-foto lama.
Lalu, tiba-tiba Ibu Tien tertawa geli.
Rupanya, Ibu Tien teringat kenangan saat pertama mengenal Soeharto.
Baca juga: 5 Potret Jadul Keluarga Soeharto dari Tahun ke Tahun, Kompak Berbusana Adat hingga Pergi ke Jerman
"Bapakmu itu dulu waktu dikenalkan dengan ibu pertama kalinya kecele (tertipu)," ucap Tien Soeharto yang tertulis dalam catatan Mbak Tutut, www.tututsoeharto.id yang diunggah 24 Maret 2018.
Saat pertama kali bertemu Soeharto, badan Ibu Tien kurus dan kulitnya kuning langsat seperti gading cantik khas nusantara.
Menurut Tien, hal tersebut yang membuat Soeharto jatuh cinta kepadanya.
Namun, di balik badan yang kurus dan kulit kuning itu ada penyebabnya.
Ternyata, Ibu Tien Soeharto baru saja sembuh dari sakit kuning atau sakit jaundice.
Salah satu gejala sakit tersebut adalah kulit berubah menjadi kuning.
Setelah berkenalan, Soeharto melamar Tien.
Namun, saat melamar, kondisi Tien berubah. Ia sudah tak kurus lagi dan kulitnya menggelap karena aktif di Palang Merah.
"Ibu baru saja sembuh dari sakit kuning, kulitnya kuning, kurus, ketok menik menik, dadi bapakmu rodo kesengsem, ternyata kok sekarang ibu agak hitam. Bapakmu kecele he he he," kata Tien Soeharto sambil tertawa geli.
Meski begitu, cinta Soeharto kepada Tien tak luntur.
Pernikahan mereka tetap dilangsungkan hingga memiliki enam orang anak.
Ketika ditanya cerita itu, Soeharto tersenyum, "Iyo, tapi ibumu tetap ayu. (iya, tapi ibumu tetap ayu)."
Mendengar balasan Soeharto, Tien Soeharto tersipu malu.
Kepiluan Soeharto Ketika Tien Meninggal
Satu peristiwa yang membuat Soeharto meneteskan air mata adalah saat istrinya, Tien Soeharto meninggal dunia.
Satyanegara, dokter ahli bedah saraf yang juga anggota Tim Dokter Kepresidenan menceritakan kepiluan Soeharto ditinggal istrinya.
"Ketika itu 28 April 1996, saya mendapat kabar bahwa Ibu Tien meninggal dunia," kata Satya dalam buku Pak Harto, The Untold Stories yang dikutip dari Kompas.com.
Satyanegara pergi ke rumah duka di Jalan Cendana sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat itu, jenazah Tien Soeharto dibaringkan di ruang tamu.
Satya menemui Presiden Rebuplik Indonesia yang ke-2 untuk mengucapkan belasungkawa.
"Pak Harto memeluk saya, kemudian berkata sangat perlahan, 'Piye to, kok ora iso ditolong...? (Bagaimana, kok tidak bisa ditolong?)'," ujar Satya yang menirukan ucapan Soeharto.
Dokter itu tidak bisa berkata-kata saat mendengar ucapan Soeharto.
Ia hanya terdiam melihat The Smilling General menangis.
Seoharto beberapa kali mengusap tetesan air matanya dengan sapu tangan.
"Saya hanya tertegun, turut merasakan dalamnya kepiluan di hati Pak Harto," ucapnya.
Setelah kepergian istrinya, Soeharto sering menghabiskan waktu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Soeharto meminta anak-anaknya untuk mengantarnya ke TMII.
Di sana, Soeharto hanya duduk terdiam sambil memegang tongkat jalannya.
Baca juga: Pantas Soeharto Kepincut, Terungkap Potret Cantik Ibu Tien saat Muda, Lesung Pipinya Bikin Salfok
Soeharto melepas rindu dan mengenang saat bersama sang istri.
"Walau bicaranya sudah tidak jelas tapi saya bisa mengerti isi perkataan beliau. Pak Harto bilang, 'Saya rindu pada Ibu dan setiap saya merindukan Ibu, Taman Mini ini yang membuat kerinduan saya terobati," kata Bambang Sutanto, mantan pimpinan TMII.
TMII memang dibangun atas gagasan Tien Soeharto.
Saat itu, Soeharto membela proyek TMII yang diprotes karena dianggap tak bermanfaat dan mubazir.
Semasa hidupnya, Tien Soeharto sering mengunjungi TMII bersama suaminya.