Doa Setelah Sholat Tahajud

6 Amalan Bisa Dilakukan di Pagi Hari, Insya Allah Rezeki Lancar, Lengkap Doa Setelah Sholat Tahajud

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut ini 6 amalan yang bisa dilakukan di pagi hari, bikin cuan mengalir deras.

TRIBUNTRENDS.COM - Kita sebagai manusia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Maka dari itu, kita dianjurkan untuk selalu berikhtiar dalam mencari rezeki.

Ikhtiar juga harus dibarengi dengan doa pembuka pintu rezeki.

Berikut ini salah satu doa yang bisa dipanjatkan di pagi hari untuk menjemput rezeki:

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَسْئَلُكَ اَنْ تَرْزُقَنِيْ رِزْقًا حَلَالًا وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعْبٍ وَلَا مَشَقَّةٍ وَلَا ضَيْرٍ وَلَا نَصَبٍ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ

Innaka ‘ala kulli ta’bin wa laa masyaqqotin wa laa dhoirin wa laa nashobin rizqan halalan wasi’an thoyyiban min ghairin, allahumma innii as’aluka an-tarzuqani syai-in qadir.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar melimpahkan rezeki kepadaku berupa rezeki yang halal, tanpa susah payah, tanpa memberatkan, tanpa membahayakan dan tanpa rasa lelah dalam memerolehnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.”

Baca juga: 5 Zikir & Doa Setelah Sholat Anjuran Rasulullah SAW, Makin Berkah Baca Doa Setelah Sholat Tahajud

Selain berdoa, umat Muslim juga bisa melakukan sejumlah amalan di pagi hari untuk menjemput rezeki.

Apa saja amalan tersebut? Berikut 6 di antaranya.

Lengkap dengan doa setelah sholat tahajud agar selalu diberi keberkahan oleh Allah SWT.

1. Berdzikir

Ilustrasi berdzikir (freepik)

Salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di pagi hari adalah berdzikir.

Mereka yang berdzikir di pagi hari akan dipermudah segala urusan oleh Allah SWT.

Dzikir pagi dapat dibaca ketika memasuki waktu Subuh hingga matahari terbit. Meski begitu, dzikir ini juga boleh dibaca hingga matahari akan bergeser ke barat. Perihal bacaan wirid, ada berbagai macam  pilihan. Perihal dzikir pagi ini, Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا * وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [QS.  Al-Ahzaab : 41-42].

Dari Anas Ibnu Mali, Rasulullah bersabda;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيل، وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً ”

“Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala mulai shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai shalat ‘Ashar hingga tenggelam matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak.” [HR: Abu Daawud, Al-Baihaqiy]

2. Tilawah Al-Qur’an

Tilawah  Al-Qur’an, terlebih jika diniati untuk dibaca dengan penuh penghayatan dan kesiapan hati untuk mengikuti dan mengamalkan kandungannya, hal tersebit akan sangat membantu fokus otak dan hati untuk lebih siap menyelesaikan Shubuh dengan penuh kebaikan.

Terlebih, pada waktu Shubuh udara masih bersih, suasana belum ramai, serta fisik masih segar. Tentu hal tersebut akan memperrmudah hati, akal, dan emosi lebih cepat merasakan kesan, getaran, kekuatan dari ayat demi ayat yang dibaca.

Bahkan, para penghafal  Qur’an, memanfaatkan waktu ini sebagai momentum untuk melakukan muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya).

3. Memulai Beraktivitas

Rasulullah, tak menjumpai pagi dan langsung bergegas untuk beraktivitas. Seperti yang Allah firmankan;

وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang.” (QS. Ali Imron [3]: 121).

Jadi, tak salah jika bangsa Arab mengenal kata, “Waktu adalah pedang.” Lalu, dalam bahasa Indonesia juga dikenal, “Siapa cepat dia dapat.” Dengan kata lain, siapa yang segera bergegas untuk melakukan kegiatan akan berpeluang sukses. Sinkron dengan apa yang diketahui orang, “Man jadda wajada” (Siapa bersungguh-sungguh dia dapat).

Dengan begitu, selesai sholat Subuh dan tilawah, jangan tidur kembali. Akan tetapi, bangkitlah dan bergerak untuk melakukan kegiatan lainnya.

Seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, dan apapun yang pada intinya tubuh akan bergerak sehingga lepas dari gelayutan mata yang memaksa diri untuk terus tidur.

4. Segerakan Mandi

Kebaikan, dalam Islam hukumnya wajib untuk disegerakan, sama halnya dengan mandi di pagi hari. Menyegerakan untuk mandi pagi jelas bukanlah hal yang merugikan.

Selain dapat memberikan kesegaran yang lebih dini, waktu untuk melakukan persiapan sebelum menjalani kegiatan sehari-hari dapat dilakukan lebih awal untuk mencegah adanya barang tertinggal maupun ada urusan yang terlupakan, termasuk terhindar dari berangkat dengan terburu-buru. Dengan begitu, semua urusan akan berjalan sesuai rencana.

Kemudian, dalam tinjauan medis, mandi pagi bisa memberikan berbagai keuntungan. Seperti lancarnya peredaran darah, mengurangi resiko darah tinggi, meningkatnya produksi sel darah putih, dan meningkatkan kesuburan.

5. Beramal

Diriwayatkan sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu berterusan . Lakukanlah ibadah (secara berterusan) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” [HR. Bukhari no. 39]

6. Shalat Dhuha

Dikutip dari Gramedia.com, shalat Dhuha adalah sunnah mu’akkadah, sudah terbukti dilakukan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim,  dari hadis Aisyah RA, ia berkata;

( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ )

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.”

Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”[HR Muslim]

Doa Setelah Sholat Tahajud

Ilustrasi berdoa (Freepik)

Baca juga: Hati Selalu Gundah? Bisa Jadi 5 Hal Ini Penyebabnya, Baca Doa Setelah Sholat Tahajud Pikiran Tenang

Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat tahajud pada sepertiga malam.

Setelah itu, jangan lupa memanjatkan doa setelah sholat tahajud agar diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam segala urusan.

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْححَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِييُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Allahumma rabbana lakal hamdu anta qayyimus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa‘dukal haq. Wa liqa’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan naru haq. Wan nabiyyuna haq. Wa Muhammadun shallallahu ‘alaihi wasallama haq. Was sa‘atu haq.

Allahumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Fagfirli ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a‘lantu, wa ma anta a‘lamu bihi minni. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. La ilaha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billah.

Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya.

Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian.

Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.

Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku.

Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku.

Engkau Yang Mahaterdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

(TribunTrends/Tiara)