Pilkada 2024

Maju Pilkada Kota Madiun Jatim 2024, Petahana Maidi Didukung 11 Parpol, Mulai PKB, PPP hingga PSI

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 11 partai politik mendukung calon petahana, Maidi, untuk maju kembali menjadi bakal calon wali kota pada Pilkada Madiun 2024

TRIBUNTRENDS.COM - Petahana Maidi kembali maju untuk penjadi pemimpin dalam Pilkada Kota Madiun 2024 mendatang.

Bahkan ada 11 partai politik yang sudah mendeklarasikan mendukung Maidi.

Selain itu, ia juga didukung oleh para sempatisan dan relawan saat mendaftar di kantor parpol.

Baca juga: Tekad Didik Gatot Subroto Sudah Bulat, Maju Pilkada Batu 2024, Daftar di PDIP, Saingi Punjul Santoso

Sebanyak 11 partai politik sudah mendeklarasikan dukungan terhadap calon petahana, Maidi, untuk maju kembali menjadi bakal calon wali kota pada Pilkada Kota Madiun 2024.

Sebelas parpol yang sudah menyatakan dukungan itu yakni Demokrat, PSI, PKB, Golkar, Gerindra, Nasdem, PAN, PPP, PBB, Hanura dan Gelora.

Maidi menyatakan, deklarasi itu disampaikan 11 parpol pekan lalu.

Tak hanya partai politik, simpatisan dan relawan juga banyak memberikan dukungan.

"Kemarin ada 11 partai politik yang mendeklarasikan saya maju sebagai bakal calon wali kota pada Pilkada Kota Madiun 2024.

Selain partai politik banyak juga simpatisan dan relawan menyampaikan dukungan," ujar Maidi usai mendaftarkan diri ke PSI Kota Madiun, Senin (6/5/2014).

Mantan Wali Kota Madiun periode 2019-2024 itu menyatakan sudah mendaftar ke empat partai politik yang sudah mendeklarasikan dirinya. Empat partai itu yakni Demokrat, Nasdem, PKB dan PSI.

"Dari 11 parpol yang deklarasi saya sudah mendaftar di empat partai politik. Hari ini saya mendaftar di PSI,” kata Maidi.

Maidi menyatakan, banyaknya partai politik yang mendukungnya menunjukkan adanya keinginan publik agar dirinya melanjutkan pembangunan di Kota Madiun.

Meski sudah mendapatkan dukungan dari 11 parpol, Maidi masih membuka diri untuk partai politik lain yang ingin mengusungnya.

Soal bakal calon wakil wali kota pendampingnya, Maidi menyatakan dirinya masih menunggu hasil survei yang masih terus berjalan.

Maidi juga akan berdiskusi dengan semua partai pengusungnya terkait sosok wakil wali kota.

Tutup pendaftaran

Partai Solidaritas Indonesia Kota Madiun mengusulkan rekomendasi bakal calon wali kota pada Pilkada Kota Madiun 2024 hanya untuk mantan Wali Kota Madiun, 2019-2024, Maidi.

Sebab, PSI Kota Madiun sudah menutup pendaftaran setelah Maidi mendaftar sebagai bakal calon wali kota.

Kepastian itu disampaikan Ketua DPD PSI Kota Madiun, F Bagus Panuntun usai menerima penyerahan berkas bacawali Maidi pada Senin (6/5/2024).

“Jadi sudah kami pastikan bakal calon wali kota yang diusung PSI adalah Pak Maidi.

Untuk itu kami tidak lagi membuka pendaftaran,” ujar Bagus.

Bakal calon wali kota Madiun, Maidi menyerahkan formulir pendaftaran kepada Ketua DPD PSI Kota Madiun, F Bagus Panuntun untuk diusung dalam pilkada Kota Madiun 2024, Senin (6/5/2024).

Menurut Bagus, keputusan PSI mengusung satu nama untuk diajukan sebagai bacawali lantaran mantan Wali Kota Madiun itu dianggap memenuhi syarat dan kriteria yang telah ditentukan oleh DPP PSI.

Tak hanya itu, secara administrasi mantan Sekda Kota Madiun itu juga memenuhi persyaratan yang diminta PSI.

Tekad Didik Gatot Subroto Sudah Bulat, Maju Pilkada Batu 2024, Daftar di PDIP, Saingi Punjul Santoso

Didik Gatot Subroto, Wakil Bupati Malang mantap maju Pilkada Kota Batu 2024.

Ia mengambil formulir pendaftaran di Kantor DPC PDIP Kota Batu.

Tentu saja, dalam kontestasi Pilkada 2024 ini, Didik akan menghadapi eks Wakil Walkot Batu, Punjul Santoso.

Baca juga: Ahok Bakal Diusung Maju ke Pilkada Sumut? Lawan Bobby Nasution, PDIP: akan Menciptakan Sejarah Baru

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto akan mencalonkan diri sebagai bakal calon wali kota Batu, Jawa Timur.

Dia sudah mengambil formulir pendaftaran di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Batu.

Anggota Tim Penjaring PDI Perjuangan Kota Batu, Kayat Hariyanto membenarkan hal itu. Wabup Malang itu mengambil formulir pendaftaran pada Minggu (5/5/2024).

Baca juga: Husniah Talenrang Waspada, Kr Kio & Darmawangsyah Juga Maju Pilkada Gowa 2024, Daftar di Demokrat

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto mengambil formulir pendaftaran di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Batu.

"Kemarin sekitar jam 1 siang beliau (Didik Gatot Subroto) datang ke Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Batu untuk mengambil formulir pendaftaran," kata Kayat pada Senin (6/5/2024).

Kayat mengatakan, Didik rencananya akan mengembalikan formulir pendaftaran tersebut yang telah diisi dan melengkapi data persyaratan sekitar 2-3 hari ke depan.

"Semua yang mendaftar tentunya melengkapi persyaratan yang ada. Seperti legalisir ijazah, SKCK, sehingga ketika formulir itu dikembalikan, sudah lengkap semua," katanya.

Meski begitu, Didik bukan berarti sudah resmi ditetapkan sebagai bacawali Kota Batu oleh PDI Perjuangan. Dia masih harus menunggu keputusan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.

"Dari tim penjaringan di kami diserahkan ke DPC, DPC kirim ke DPP, nanti akan ada rekomendasi yang dikeluarkan," katanya.

Selain Didik, sejauh ini sudah ada 4 pendaftar lainnya yang telah mengambil formulir untuk bisa bertarung di Pilkada Kota Batu 2024.

Mereka yang telah mendaftar di antaranya Punjul Santoso, Suwito, Asaf dan Bambang.

Sebagai informasi, Punjul Santoso merupakan Ketua DPC PDI-P Kota Batu dan juga mantan Wakil Wali Kota Batu periode 2019-2024. Kemudian, Suwito merupakan Sekretaris Badan Bantuan Hukum Advokasi Rakyat (BBHAR) DPC PDI Perjuangan Kota Batu.

Selanjutnya, Asaf merupakan Ketua PAC Junrejo disusul Bambang yang merupakan mantan hakim juga ikut mendaftar.

Krisdayanti melalui timnya juga bakal menyusul untuk mengambil formulir hari ini, Senin (6/5/2024) di Kantor DPC PDI-P Kota Batu.

Ahok Bakal Diusung Maju ke Pilkada Sumut? Lawan Bobby Nasution, PDIP: akan Menciptakan Sejarah Baru

Belakangan nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut masuk bursa calon Gubernur DKI Jakarta 2024.

Namun ternyata kabar yang beredar tampaknya meleset.

Kini Ahok disebut akan diusung oleh PDIP untuk maju ke Pilkada di daerah lain.

PDIP memiliki strategi jauh lebih canggih, yakni mengutus Ahok untuk maju di Pilkada Sumatra Utara (Sumut).

Sebab, ada lawan berat yang harus dihadapi Ahok, yang terkenal berani itu, yakni Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Baca juga: Terungkap Rencana PDIP, Dorong Ahok Maju Pilgub Sumut 2024, Lawan Berat Bobby Peluang Menang Besar

Seperti diketahui Partai Golkar mengusung Bobby Nasution untuk Pilkada Sumut.

Golkar coba memainkan politik dinasti, mengingat Bobby Nasution adalah menantu pria satu-satunya Presiden Joko Widodo (Jokowi).

PDIP sendiri telah membuka penjaringan pendaftaran calon bupati, wali kota, dan gubernur se-Indonesia mulai 3 April hingga 20 Mei 2024.

Kemungkinan Ahok diusung PDIP di Pilgub Sumut diungkap oleh politisi PDIP Sutrisno Pangaribuan.

Menurut Sutrisno, Sumut sudah selayaknya dipimpin sosok yang berani melawan mafia.

Sejauh ini, kata Sutrisno telah mengambil formulir pendaftaran calon gubernur (Cagub) Nikson Nababan, Ketua DPC PDIP Tapanuli Utara, Bupati Tapanuli Utara (2014-2024), dan Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara (2018-2023).

Menurut Sutrisno Pangaribuan, Rapidin Simbolon, Ketua DPD PDIP Sumut, Anggota DPR RI terpilih, Bupati Samosir (2015-2020), kandidat potensial sebagai Cagub, tetapi Rapidin tidak berkeinginan.

"Namun, Rapidin Simbolon belum menyatakan keinginan, kesediaan maju, dan mendaftar. Rapidin Simbolon seperti tidak memiliki ambisi selain fokus mengurus partai menghadapi Pilkada," kata Sutrisno, Sabtu (27/4/2024).

Karena itu, dirinya meyakini mantan Komisaris Utama Pertamina itu memiliki kans besar untuk menang di Pilgub Sumut 2024.

“Nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi salah satu nama cagub yang berpeluang besar untuk menang. Pengalaman sebagai Bupati Belitung Timur (2005-2010).

Lalu pada Tahun 2006, Ahok mengundurkan diri sebagai Bupati karena maju sebagai calon gubernur Bangka Belitung,” terangnya.

“Kemudian Ahok maju dan duduk sebagai Anggota DPR RI, dari partai Golkar (2009-2014). Ahok kemudian menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta (2012-2017).

Terakhir Ahok diberi amanah sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, dan mengundurkan diri (2024),” sambungnya.

Terlebih, dirinya juga melihat daftar kandidat dalam bursa cagub Sumut 2024, ia meyakini Ahok bisa menciptakan sejarah dengan memenangkannya.

"Terutama jika Pilkada Sumut akan diikuti oleh 4 pasangan calon (Paslon), yakni menantu Jokowi, Edy Rahmayadi, dan Musa Rajekshah (Ijeck), maka Ahok akan memenangkan Pilkada Sumut. PDIP akan menciptakan sejarah baru dengan Gubernur baru di Pemilu 2024," ucapnya.

Baca juga: Satu Putaran! Peluang Menang Duet Anies - Ahok di Pilgub DKI Amat Besar, Tapi Ini Kendala Seriusnya

Alasan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hengkang dari Gerindra. (via TribunNews.com)

Bagaimana kekuatan Bobby Nasution di Pilgub Sumut?

Pengamat sosial dan pemerintahan, Arifin Saleh Siregar, mengatakan Bobby Nasution kemungkinan berebut rekomendasi dengan Musa Rajekshah alias Ijeck.

Ijeck merupakan Ketua DPD Golkar Sumut.

Tentu sebelum dipastikan maju dalam Pilgub Sumut, Bobby harus berusaha mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Kemungkinan ada tiga paslon yang bersaing di Pilgub Sumut; Musa Rajekshah, Bobby Nasution, dan Eddy Rahmayadi. Sebelum nama Ahok muncul.

Basis suara jika Ijeck, Bobby, Edy maju masih meraba-raba.

Tapi yang jelas suara kader Golkar yang memilih Golkar kemarin kemungkinan akan tetap ke suara Bobby.

"Tapi waktu menjadi variabel berikutnya. Kita belum tahu faktor politik apa yang tersaji ke publik karena masih panjang ini. Jadi nanti masih banyak hal yang mempengaruhi," ucapnya.

"Kita lihat basis Politik tentu belum bisa diyakini faktor penentu, apalagi Pileg berbeda jauh dengan Pilkada," imbuhnya.

Terkait bakal calon Wakil Gubernur dari Musa Rajekshah, sepertinya tidak begitu signifikan mendongkrak suara.

Seringkali atau beberapa kali dalam beberapa daerah justru keberadaan wakil kepala daerah bisa menggerus suara kepala daerahnya.

Makanya Ijeck harus berhati-hati menentukan calon Wakilnya.

Pertama, walaupun tidak memiliki basis massa yang banyak atau berbagai modal setidaknya calon wakil eksistensi tinggi dan penolakan di masyarakat.

"Kalau kita lihat dari mana, tentu dari faktor daerah, suku dan popularitasnya spesifikasi calon wakilnya," ujarnya.

"Segala kemungkinan masih bisa terjadi dalam konteks Politik, termasuk seandainya Ijeck berpasangan dengan Bobby atau sebaliknya," imbuhnya.

"Perkembangannya pun hari perhari, di menit terakhir bisa berubah nanti. Sumatra Utara sudah sering mengalami hal seperti itu," katanya.

"Pernah dulu, sudah mau daftar ke KPU, rupanya salah satunya nggak jadi," imbuhnya.

Baca juga: Anies Baswedan, Ahok, Ridwan Kamil, Akan Tarung Sengit di Pilkada DKI, Siapa Jawara? Cek Prediksi

PDIP mendorong Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara untuk saingi Bobby Nasution (YouTube TribunMedan)

"Seandainya Musa Rajekshah, Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution maju kita lihat variabel dukungan partai politik, variabel waktu, variabel persiapan dari Wakil," katanya lagi.

"Kemungkinan dukungan daerah dan pusat, karena tiga orang ini memiliki peluang yang sama, basis dan kelebihan masing-masing," imbuhnya.

"Kita juga menunggu proses tarik menarik apakah Golkar memilih Bobby atau Ijeck," ujarnya.

"Bobby sangat dikenal karena dekat dengan istana. Di Medan juga punya tim yang solid setidaknya yang bermain di media sosial. Pemilih generasi Z juga kita lihat. Kenapa dia maju punya hitung- hitungan, baik Ijeck, Bobby dan Edy," tandas Arifin.

(TribunTrends.com/Kompas.com)