Edy Rahmayadi Siap Lawan Ijeck dan Bobby di Pilkada Sumut 2024: Jangan Ada Intervensi Kekuasaan

Editor: Amir M
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Edy Rahmayadi sentil soal intervensi kekuasaan jelang Pilgub Sumut 2024 di mana dia memiliki peluang untuk melawan Ijeck dan Bobby Nasution.

TRIBUNTRENDS.COM - Edy Rahmayadi memiliki peluang melawan Ijeck dan Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024.

Mantan Pangkostrad tersebut lalu menyentil soal aturan yang tidak boleh dilanggar yakni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan politik.

Seperti apa keterangan lengkapnya?

Mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memiliki peluang untuk melawan mantan wakilnya, Musa Rajeckshah (Ijeck) dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution di ajang pemilihan Gubernur Sumut.

Edy telah mendaftar di Pilkada Sumut melalui PDI Perjuangan dan bakal mengembalikan empat formulir pendaftaran serupa ke PKS, PKB, Partai Demokrat, dan Partai Nasdem.

Sementara itu, Ijeck dan Bobby sama-sama mendapat surat tugas dari Partai Golkar untuk ikut dalam kontestasi politik lima tahunan tersebut.

Terkait peluang bersaing dengan keduanya, Edy mengatakan hal tersebut mungkin saja terjadi, karena semua orang memiliki hak politik.

"Semua orang boleh untuk bercita-cita menjadi pemimpin, mau Bobby mau Musa (Ijeck) siapa pun dia, tetapi yang tidak boleh siapa?

Yang tidak boleh menyalahi aturan yang ada."

Demikian kata Edy kepada wartawan, usai mengembalikan formulir pendaftaran di DPD PDIP Sumut, Senin (6/5/2024).

Mantan Pangkostrad tersebut lalu mengatakan, salah satu aturan yang tidak boleh dilanggar yakni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan politik.

Namun, dia tidak merinci lebih jauh tentang maksud dari pernyataan "menyentilnya" ini.  

" (Jadi) Aturannya begini, ikuti begini, tidak boleh bawa beras, jangan pakai beras, jangan bawa."

"(Jangan) melakukan intervensi melalui kekuasan, jangan lakukan. 

Gak boleh, ya gak boleh.

Yang boleh ya, lakukan," tutup dia

Baca juga: Jelang Pilkada Serentak 2024, Tiga Sosok Ini Dinilai Berpotensi Maju Pilwalkot Pekanbaru

Mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7/2023) (Tribunnews.com/ reza deni)

Edy pun tidak mempersoalkan status Bobby sebagai menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), dia hanya menganggapnya sebagai rival di kontestasi politik 5 tahunan ini.

"Saya melihat Bobby bukan karena menantu pak Presiden, saya melihat Bobby karena dia (bermarga) Nasution, dia orang Medan dan dia berhak ikut dalam kontestasi menjadi gubernur, untuk itu rival dong," kata Edy saat ditanya wartawan usai menyerahkan berkas pendaftaran Pilgub Sumut di Kantor DPD PDIP Sumut, Senin (6/5/2024).

Oleh karena itu dalam kontestasi Pilkada nanti, dia menyerahkan keputusan kepada rakyat dan apapun hasil Pilkada harus dihormati.

"Kalau nanti rakyat Sumatera Utara melihat Bobby lebih pantas dari Edy ya saya hormat dong, saya akan menjadi rakyat Sumatera Utara.

Tapi kalau rakyat Sumatera Utara melihat pantas Edy, tak boleh ada yang mengganggu, saya akan perjuangkan itu," ujarnya.

Disinggung soal ada persepsi yang menyebut melawan Bobby sama dengan melawan istana, menurut Edy, Pilkada Sumut tidak berkaitan dengan Istana.

"Nggak ada itu.

Kan ini bukan lawan istana, ini lawan kontestasi untuk menjadi gubernur, nggak ada urusan istana, istana maimun?" tutupnya.

Sebelumnya Edy Rahmayadi telah memantapkan diri maju di Pilgub Sumut.

Dia telah mengambil formulir pendaftaran Pilgub Sumut di 5 partai, yakni PDIP, PKS, PKB, Demokrat, dan Nasdem.

Sedangkan Bobby sejauh ini sudah mendapatkan surat penugasan dari Partai Golkar.

Selain itu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga telah menyampaikan secara lisan siap mendukung Bobby bila maju Pilgub Sumut.

Edy Rahmayadi mengembalikan formulir pendaftaran pemilihan Gubernur Sumut di DPD PDI Perjuangan Sumut, Senin (6//5/2024).

Baca juga: Mesra Dengan PDIP, Edy Rahmayadi Siap Lawan Menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024

Saat proses penyerahan formulir, Edy dan pengurus PDIP Sumut terlihat saling memuji.

Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, mengatakan selama Edy Rahmayadi memimpin Sumut, sinergitas antara Fraksi PDIP di DPRD Sumut dan Edy berjalan dengan baik.

Padahal, saat Edy maju Pilgub Sumut 2018, PDIP bukan partai pengusungnya.

"Kalau Bapak nanti menjadi calon tetap dari PDIP untuk Gubernur Sumut terus terang, kami akan all out, seluruh kekuatan partai ini untuk memenangkan bapak," ujar Rapidin saat memberi sambutan.

Namun, kata Rapidin, keputusan siapa calon Gubernur yang akan diusung PDIP tetap berada di tangan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarno Putri.

Meskipun begitu, Rapidin menilai mantan Ketua PSSI tersebut layak dicalonkan PDIP menjadi Calon Gubernur.

"Seorang pemimpin (itu harus) jujur, bertanggung jawab, berintegritas nah kalau saya secara pribadi menilai pak Edy, (ada) di semua kriteria itu," ujar Rapidin saat ditanya wartawan.

Sementara itu Edy Rahmayadi dalam sambutannya menyebut PDIP sebagai partai besar yang mampu membesarkan Bangsa Indonesia.

"PDIP ini partai besar, partai yang sudah lahir membesarkan melahirkan bangsa ini, partai besar ini pasti saya lamar oh hebat kah partai ini?"

"Kalau nggak hebat saya tak melamar di sini," ujar Edy dalam sambutannya.

Selanjutnya, Edy menyerahkan sepenuhnya mekanisme penjaringan bakal calon gubernur ke PDIP.

Dia mengaku memilih mendaftar ke PDIP atas dasar kesamaan visi.

Terutama saat memerintah Sumut.

"Terbukti lima tahun saya menjadi gubernur, PDIP yang sebenarnya tidak mengusung saya, begitu dia lihat visi dipelajari visi, dikerjakan misi bersama dan dikawal, oleh karena itu saya mendaftar di PDIP," ujar Edy.

Sebelumnya, Edy Rahmayadi melalui timnya mengambil formulir pendaftaran Pilgub Sumut di DPD PDIP Sumut, Sabtu (20/4/2024).

Selain PDIP, mantan Pangkostrad tersebut juga mengambil formulir di PKS, PKB, Demokrat dan Partai Nasdem. 

(KOMPAS.com/ Rahmat Utomo)