Doa Setelah Sholat Tahajud

4 Amalan Bagi Orang yang Sedang Sakit, Bisa Jadi Penggugur Dosa, Lengkap Doa Setelah Sholat Tahajud

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lakukan 4 amalan ini saat sedang sakit untuk mengugurkan dosa.

TRIBUNTRENDS.COM -  Sakit bisa menyerang siapa saja dan kapan saja tanpa terkecuali.

Saat sedang sakit, saat itu pula kesabaran kita diuji oleh Allah SWT.

Sakit yang dialami bisa jadi penggugur dosa bagi kaum Muslim yang beriman.

Kamu bisa melakukan beberapa amalan saat sedang sakit agar cepat sembuh.

Baca juga: Cuan Berlimpah, Ini 5 Amalan Pembuka Pintu Rezeki, Makin Berkah Baca Doa Setelah Sholat Tahajud

Amalan-amalan itu juga bisa jadi penggugur dosa asalkan kamu selalu konsisten beribadah.

Lantas, apa saja amalan bagi orang sakit agar jadi pengugur dosa? Berikut di antaranya!

Umat Muslim dianjurkan melaksanakan sholat tahajud karena waktu pelaksanannya mustajab untuk memanjatkan doa.

Setelah itu, jangan lupa memanjatkan doa setelah sholat tahajud agar keinginan untuk sembuh bisa terkabul.

1. Bersabar dan berprasangka baik kepada Allah

Ilustrasi berdoa (Freepik)

Saat sedang diuji oleh sakit, hendaknya kita bersabar menerima ketetapan Allah SWT.

Tak hanya itu, ia juga harus selalu serta selalu berprasangka baik bahwa apa yang ditetapkan oleh Allah adalah kebaikan untuknya. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW berikut ini:

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia tertimpa kebahagiaan dia bersyukur, maka hal ini adalah baik baginya. Dan jika tertimpa musibah dia bersabar, maka itu juga baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999)

2. Memposisikan diri antara rasa takut dan harap

Setiap Muslim yang bertakwa hendaknya memposisikan dirinya antara rasa khauf (takut) dan raja’ (harap).

Maksudnya adalah takut akan azab Allah karena dosa-dosanya, serta harapan mendapat rahmat-Nya atas penyakit yang menimpa dirinya.

3. Jangan mengharapkan kematian

Meskipun penyakitnya bertambah parah, tetapi seorang Muslim tetap tidak diperbolehkan untuk mengharapkan kematian.

Kita dianjurkan untuk tetap sabar dan ikhlas menjalaninya, serta tak boleh berputus asa.

Rasulullah melarang seseorang berangan-angan untuk segera diwafatkan dan mengajarkan hendaknya berdoa seperti berikut:

اللَّهُمَّ أَحْيِنِى مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِى، وَتَوَفَّنِى إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِى

Allahumma ahyini ma kaanatil hayatu khairan li, wa tawaffani idza kanatil wafatu khairan li.

Artinya: “Ya Allah, hidupkanlah aku (panjangkan usiaku), jika hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.” (HR. Abu Daud No. 2702)

4. Segera menunaikan tanggung jawab yang belum terbayar

Dikutip dari Gramedia.com, jika orang yang sakit memiliki kewajiban kepada orang lain yang belum ditunaikan dan dia mampu menunaikannya, maka segeralah selesaikan. Misalnya, hutang pada orang lain yang belum dibayarkan.

Akan tetapi, jika ia tidak dapat menunaikannya, sebaiknya ia menulis wasiat tentang kewajiban yang belum ia tunaikan tersebut.

Doa Setelah Sholat Tahajud

Ilustrasi berdoa (Freepik)

Baca juga: Lagi Banyak Pikiran? Ini 3 Cara Kelola Stres, Baca Doa Setelah Sholat Tahajud Agar Lebih Tenang

Umat Muslim  dianjurkan untuk melaksanakan sholat tahajud pada sepertiga malam.

Setelah itu, jangan lupa memanjatkan doa setelah sholat tahajud agar diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam segala urusan.

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْححَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِييُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Allahumma rabbana lakal hamdu anta qayyimus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa‘dukal haq. Wa liqa’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan naru haq. Wan nabiyyuna haq. Wa Muhammadun shallallahu ‘alaihi wasallama haq. Was sa‘atu haq.

Allahumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Fagfirli ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a‘lantu, wa ma anta a‘lamu bihi minni. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. La ilaha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billah.

Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya.

Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian.

Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.

Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku.

Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku.

Engkau Yang Mahaterdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

(TribunTrends/Tiara)