TRIBUNTRENDS.COM - Dulunya pilot pesawat tempur, pria ini pilih banting setir ke dunia kuliner.
Dia adalah Marsma (Purn) Wahyudi Sumarwoto, memilih untuk berjualan bakmi.
Pria yang biasa disapa Mbah Wo itu menyajikan bakmi di cafe Redwood, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Mbah Wo merupakan seorang pilot pesawat tempur yang kini sukses di bidang kuliner dengan berjualan bakmi.
Baca juga: Dulu Anak Band, Suami Artis Banting Stir jadi Sales, Tertekan Lalu Pilih Resign, Sama-sama Nganggur
Melansir Tribun Jogja, Mbah Wo selalu mengenakan topi koboi saat bekerja di Redwood.
Inspirasi Mbah Wo untuk menjual bakmi dan mendirikan kafe Redwood datang dari pengalamannya mengunjungi sebuah kafe di Lombok.
Cafe tersebut dimili oleh seorang WNA yang menurutnya memiliki suasana yang sangat nyaman.
Pemiliknya juga ramah kepada setiap tamu.
Sehingga mendorong Mbah Wo untuk membangun kafe sendiri.
Sejak 2017, Mbah Wo mulai mencari bahan bongkaran rumah untuk membangun kafe Redwood dengan konsep Joglo Jawa yang kental.
Nama Redwood sendiri diambil dari pengalaman Mbah Wo saat mengunjungi pangkalan milik Amerika di Alaska.
Di mana ada sebatang pohon besar kayu merah yang disebut RedWood.
Pengalaman itu menginspirasi nama untuk kafe miliknya.
Kafe Redwood bukan hanya sekadar tempat nongkrong, tetapi juga berinovasi dalam menyajikan kuliner.
Selain kopi dan camilan, kafe ini juga menawarkan hidangan khas Nusantara seperti sate kambing, sate klatak, tongseng, sop buntut, sop iga, dan bakmi Jawa.
Sedangkan akmi Jawa buatan Mbah Wo memiliki daya tarik sendiri.
Mantan pilot pesawat tempur ini mengolah resepnya sendiri karena kecintaannya terhadap bakmi rebus.
Kelebihan lain dari bakmi Mbah Wo adalah jam buka yang panjang, mulai dari pagi hingga malam hari.
Setelah purna tugas dari TNI, Mbah Wo melihat kesempatan untuk mengekspresikan minat dan kreativitasnya.
Baca juga: Dulu Sering Tampil di TV, Penyanyi Ini Banting Setir Jualan Rujak di Bali, Begini Nasibnya Kini
Di antaranya dengan membangun kafe dan menjual bakmi.
Ia tidak hanya menciptakan kesuksesan bisnisnya sendiri.
Namun Mbah Wo juga memberdayakan 18 anak muda, mayoritas dari Indonesia Timur.
Dalam semangat berbagi dan memberikan inspirasi, Mbah Wo ingin menunjukkan bahwa kehidupan setelah purnawirawan TNI tidak berarti berhenti mengabdi.
Melalui wirausaha, ia ingin terus memberikan nilai dan manfaat.
Serta memberikan inspirasi kepada generasi muda dan purnawirawan TNI lainnya agar terus berkarya.
Kisah Lain: Tinggalkan Hiburan Malam, Liena Ozora Pilih Jadi Sopir Bus
Masih ingat perempuan cantik yang banting stir jadi sopir bus malam asal Wonogiri, Liena Ozora?
Ternyata, keputusannya banting stir menjadi sopir bus malam jurusan Wonogiri-Jakarta dilandasi oleh keinginannya untuk mengubah kehidupan keluarganya lebih baik.
Liena Ozora mengaku sebelum memutuskan menjadi sopir bus malam, dirinya berkerja di tempat hiburan malam dengan gaji yang lebih besar dibandingkan dengan upahnya sebagai pengemudi bus.
Namun nasehat dari almarhum ibunya membuatnya memilih jalan untuk meninggalkan pekerjaanya yang dulu hingga akhirnya memutuskan menjadi sopir bus malam hingga saat ini.
Baca juga: DULU Kerja di Klub Malam, Liena Ozora Insaf, Kini Jadi Sopir Bus, Nangis Haru Terima Gaji Halal
Meski gaji yang diterimanya lebih kecil, Liena mengaku upah yang diterima itu cukup untuk menghidupi keluarganya di Wonogiri.
Dikutip dari Tribun Jatim, Liena mengaku keputusannya meninggalkan pekerjaan di Timor Leste itu karena ingin menjalani kehidupan yang lebih baik lagi.
“Masa lalu itu nggak perlu dibahas, intinya dari dunia malam saya ingin kembali ke jalan yang lebih baik gitu aja sih,” kata Liena dalam video yang diunggah di channel Youtube Rivano Official, seperti dikutip dari Tribun Jatim.
Liena mengaku sebelumnya bekerja di Timor Leste selama beberapa waktu.
Namun saat pandemi Covid-19, dirinya dipulangkan ke Indonesia.
Cobaan berat harus dihadapi oleh Liena setelah pulang ke Wonogiri.
Kesehatan Liena drop dan perekonomiannya terguncang.
Baca juga: Lika-liku Hidup Ivan Guru Les Gitar Disabilitas, Ingin Menyerah saat Remaja, Selamat Berkat Lagu Ini
Setelah kesehatannya mulai pulih, Liena pun bertekad untuk bangkit demi keluarganya.
Dia lantas mencari pekerjaan baru karena ingin kembali ke jalan yang benar dan tidak lagi menggantungkan diri dari pekerjaan lamanya.
"Makanya sekarang saya tidak mencari harta, karena kalau hanya harta saya rasa ya intinya kalau tidak halal tidak baik lah. Pada akhirnya habis, dan itu benar-benar kenyataan di aku ya,” kata Liena.
Selain karena ingin mencari kehidupan yang lebih baik, salah satu alasannya meninggalkan pekerjaan lamanya di Timor Leste adalah nasehat dari ibunya.
Saat ibunya masih hidup, Liena mengaku dinasehati agar meninggalkan pekerjaanya di Timor Leste dan mencari pekerjaan yang lebih baik.
“Tapi semenjak ibu sudah meninggal aku berhenti kerja karena ibu sendiri sudah pesan begini ‘sudahlah nak pekerjaan seperti itu berhenti saja anakmu rawat sendiri, kerjalah yang baik-baik saja,” kata Liena.
Nasehat itulah yang membuatnya mencoba bangkit demi membahagiakan ibunya dengan cara membangunkan rumah dan membeli tanah.
Sempat jadi Sopir Pribadi
Sebelum menjadi sopir bus Agra Mas, Liena sempat bekerja sebagai sopir pribadi.
Liena selalu berangkat pagi dan pulang malam karena mengikuti kegiatan yang dijalani oleh majikannya.
Namun pekerjaan itu tidak berlangsung lama.
Liena kemudian mencoba untuk melamar pekerjaan sebagai sopir bus ke Agra Mas.
“Kan waktu pandemi kita susah cari pekerjaan. Tiba-tiba nglamar aja ke Agra karena mencari pekerjaan itu kan sulit.
Lulusan sarjana aja kadang sulit, apalagi saya yang lulusan SMP. Susah banget untuk cari kerjaan,” ujarnya, dikutip dari Kompas TV.
Setelah menunggu beberapa waktu dan telah menjalani tes wawancara serta tes praktik menyopir, Liena akhirnya diterima.
Perempuan bernama asli Lina Supriyanti mulai berdinas sejak Maret 2021.
Baca juga: Lika-liku Kisah Cinta Model Dinikahi Sopir Truk, Relakan Karir Demi Jaga Perasaan, Kerap Disepelekan
Kepala Operasional PO Agra Mas Wonogiri Susanto mengatakan, Liena sudah menjalani sejumlah tes sebelum akhirnya diajak bergabung.
“Kami memilih Mbak Liena ini kita sudah melalui tes-tes yang kita tentukan. Sudah sesuai prosedur yang kita bikin. Jadi sudah teruji,” ucapnya.
Bekerja di tempat yang mayoritas berisi kaum pria membuat Liena canggung pada mulanya.
Dia mengaku butuh tiga bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru sebagai sopir bus.
Dikutip dari Tribun Solo, setelah resmi menjadi sopir bus Agra Mas, Liena tak serta merta langsung membawa bus sendirian, melainkan dikawal oleh dua pengemudi lain yang sudah profesional.
Ia masih ingat saat kali pertama membawa bus Agra Mas.
Liena berangkat siang hari dari Kabupaten Wonogiri hingga rumah makan di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
"Pertama kali bawa dari sini sampai rumah makan, lancar saja waktu itu. Pertama kali dapat bayaran saya menangis," ucapnya.
Keluarga dan anak-anaknya menjadi penyemangat Liena dalam bekerja.
Ketiga anaknya bahkan mendukung penuh profesinya ini.
"Anak-anak tidak apa-apa, mereka sudah mengizinkan untuk nyopir," ungkapnya.
Karena menjadi orangtua tunggal, Liena menitipkan anak-anaknya ke rumah saudaranya saat hendak bertugas.
"Sudah biasa, karena mereka tahu mamanya berangkat. Paling ya nantinya telepon, saya juga menikmati pekerjaan saya saat ini," tuturnya dikutip dari Tribun Solo.
***
Artikel ini diolah dari TribunJateng