Dokter Lo Wafat, Kedermawanannya Dikenang, Gratiskan Pengobatan, Pemintaan Terakhir soal Pemakaman

Editor: ninda iswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kedermawanan dokter Lo, gratiskan pengobatan hingga bayar tagihan obat pasien, ini permintaan terakhirnya.

Berkat kedermawanannya itu, Dokter Lo berhasil terhindar dari kerusuhan Mei 1998 di Solo.

Diketahui, kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia.

Kerusuhan itu terjadi di Ibu Kota Jakarta dan beberapa daerah lainnya, termasuk Solo.

Kala itu, banyak warga keturunan Tionghoa yang mengungsi dan memilih menutup usahanya.

Namun, Dokter Lo justru memaksa untuk membuka praktik meski nyawanya terancam.

Warga yang mengetahui hal itu berupaya melindungi dengan menjaga rumah sang dokter.

"Sangat dermawannya sehingga saat kerusuhan Mei rumah Dokter Lo malah dijaga warga sekitarnya, nggak ada yang berani ganggu," terang Sumartono.

Minta Dimakamkan secara Sederhana

Dilansir TribunSolo.com, sekitar sebulan sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Dokter Lo sempat berpesan agar ketika meninggal dimakamkan secara sederhana.

Pesan itu disampaikan Dokter Lo kepada Sumartono.

"Sebulan yang lalu waktu saya tengok di rumah sakit. 'Tolong ya kalau aku dipanggil Tuhan dipilihkan peti warna putih diatur sangat sederhana'," kata Sumartono menirukan ucapan Dokter Lo.

Baca juga: WASIAT Dokter Lo Sebelum Meninggal, Minta Peti Mati Warna Putih: Yang Sederhana, Gak Usah Mewah

Dokter Lo Siauw Ging atau Dokter Lo sempat berpesan agar dipilihkan peti mati berwarna putih saat berpulang dipanggil Tuhan. Dokter Lo Siauw Ging menghembuskan nafas terakhir dalam usia 90 tahun di RS Kasih Ibu, Selasa (9/1/2024) pukul 14.00 WIB. (KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA)

Karier Dokter Lo

Baca juga: Profil dan Kisah Kedermawanan Dokter Lo Siauw Ging yang Meninggal di RS Kasih Ibu Solo

Dikutip dari Kompas.com, Dokter Lo memulai kariernya sebagai seorang dokter di Rumah Sakit (RS) dr Oen Kandang Sapi Solo.

Setelah itu, Dokter Lo pindah ke RS Kasih Ibu.

Halaman
123