Berita Viral

Awan Bocah yang Tewas Dibanting Ayah Sempat Tabrak Anak Tetangga, Ini Kesaksian Orangtuanya

Editor: Galuh Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awan bocah yang meninggal dibanting ayah bercita-cita ingin jadi pemadam kebakaran

TRIBUNTRENDS.COM - Sebelum tewas dibanting ayah, Awan disebut sempat tidak sengaja menabrak anak seorang tetangganya.

Diberitakan sebelumnya, Awan adalah bocah 10 tahun yang tewas setelah dibanting ayahnya, Usman.

Perkara ini bermula dari Awan menabrak anak tetangga dan membuat ibu anak itu marah.

Peristiwa itu terjadi di Muara Baru, RT 022/17, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara pada Rabu (13/12/2023).

Awan menabrak bocah berusia 4 tahun.

Informasinya, orang tua dari anak yang ditabrak kemudian menegur Usman, ayah Awan.

Baca juga: Kakak Awan Sempat Ketemu Usman di Penjara, Ayah Tanyakan Ini, Terbongkar Tabiatnya ke Anak-anaknya

Teguran inilah yang kemudian disebut menyulut emosi Usman hingga tega menyiksa Awan sampai tewas.

Kondisi anak kecil yang ditabrak Awan (YouTube)

Saat didatangi tim Pratiwi Noviyanthi, ayah dari anak tersebut meminta agar perbincangan dilakukan tak di depan rumahnya.

Ia khawatir perbincangan didengar oleh anaknya.

"Takutnya anak saya trauma banyak orang atas kejadian kemarin. Ada akibat kemaren, itu terekam ke anak saya," katanya.

Ia menerangkan anaknya mengalami trauma atas kejadian yang dialami Awan.

Bahkan bocah 4 tahun itu mengalami demam dan mengigau.

"Sejak kejadian anak saya panas, demam, selalu ngigau. 'aku sudah minggir, ditabrak Awan, Awan dibanting bapaknya, mati'," katanya sambil menirukan ucapan sang anak.

Hal itulah yang menjadi alasan dirinya menolak diwawancara di depan rumah.

"Memory anak saya gimana yah, itu yang buat saya gak mau diawawancara dekat anak saya," jelasnya.

Namun kondisi anak tersebut justru membuat bibi Awan sewot.

"Aduh ibu, jangan bicara begitu," katanya.

Baca juga: Awan Bocah yang Tewas Dibanting Ayah Kerap Gaul dengan Petugas PPSU, Ingin Jadi Pemadam Kebakaran

"Ya bukan begitu itu kan bisa diomongin baik-baik," kata bibi Awan.

Awan bocah yang meninggal dibanting ayah bercita-cita ingin jadi pemadam kebakaran (Kolase Tribun Trends)

Ayah dari bocah yang ditabrak mencoba menerangkan secara rinci dan meluruskan isu soal teguran sang istri yang memicu emosi Usman.

"Ibu jangan ini. saya gak mau anak saya mendengar. ibu gak mendengar berita yang sebenarnya," katanya.

"Harusnya bapak ke rumah dong," kata bibi Awan.

"Ke rumah apa ? ibu tau gak yang nolong keponakan ibu siapa ? saya yang nolong, saya yang bawa ke rumah sakit," tegasnya.

"Ibu ini bikin emosi," katanya.

Rupanya ia tak terima bila anak yang ditabrak Awan menjadi lebih trauma dibanding keluarganya.

"Jangan bilang anak bapak trauma," kata bibi Awan.

"Anak saya trauma bener," katanya.

"Ya itu gimana mpok saya juga," timpal bibi Awan.

Baca juga: Lihat Adik Berlumuran Darah Setelah Dibanting, Kakak Awan Bantu Bersihkan, Ayah Bohong: Gak Sengaja

"Urusan mpok ibu, kesalahan suaminya jangan ditiban ke saya," katanya.

Ia menyampaikan bahwa istrinya tidak menegur Usman seperti informasi yang beredar.

"Awan jangan kencang-kencang, nabrak kan. Usman saja yang menyikapinya berlebihan. Istri saya gak negur sama sekali," tegasnya.

Ia merasa aneh karena sudah menolong Awan tapi dia juga yang disalahkan.

Aktivitas Usman Sebelum Banting Awan hingga Tewas

Wanita bernama Dina yang merupakan ibu dari anak yang ditabrak awak pakai sepeda mengaku tak pernah sekali pun mengomel kepada ayah Awan, Usman (44).

Dina menyayangkan, berita simpang siur yang tak benar terkait kronologi sebelum Usman emosi lalu membanting Awan hingga tewas.

Dikutip dari Youtube Pratiwi Noviyanthi, Dina kemudian mengungkap kejadian beberapa menit sebelum Usman emosi.

Saat itu, Dina di depan rumahnya melihat Awan sedang bermain sepeda dengan kecepatan tinggi.

Dina juga melihat Awan bermain sepeda dengan membalikan setir.

"Saya di luar posisinya lagi nyuapin anak saya, Awan naik sepeda kenceng posisi setirnya di balik kemungkinan gak seimbang,"

"Anak saya sudah pinggir, pinggir sekali, malah nabrak pintu. Anak saya usianya 4 tahun," kata Dina.

wan Bocah Tewas Dibanting Ayah di Muara Baru (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

Tak lama kemudian Awan tak sengaja menabrak putra Dina sampai menangis.

Refleks, Dina pun menegur Awan supaya bermain sepeda dengan hati-hati.

Saat itu Dina menyebut Usman melihat dirinya menegur Awan, tetapi hanya asyik main gitar.

Dina membantah ngomel ke Usman atas tindakan Awan. Justru Dina hanya menegur Awan.

"Gak ada panggil Pak Usman, saya gak pernah ngucapin satu kata pun ke Pak Usman,"

"Gak ada saya tunjuk-tunjuk Pak Usman, dia masih asyik main gitar ada kali jeda 10 menit dari saya tegur Awan," ucap Dina.

Baca juga: Hidup Pas-pasan, Ibu Awan Numpang Makan di Rumah Ortu, Pulang ke Rumah Anak Tewas Dibanting Suami

Setelah itu Dina mengatakan Usman masuk ke rumahnya untuk menyimpan gitar.

Dina tak tahu ternyata Usman saat itu mencari Awan.

"Kejadian lah itu (Awan dibanting), saya gak lihat itu tapi kan ada CCTV,"

"Saya posisinya hanya menegur Awan ya," jelas Dina.

Awan masih sadar setelah dibanting

Ilham, anak pertama Usman memberikan kesaksian setelah ayahnya membanting sang adik.

Mulanya Ilham mengaku tak melihat secara langsung proses Usman membanting adiknya.

"Tapi pas lagi korban masuk (ke rumah) bercecerah darah saya lihat," katanya.

Ilham melihat adiknya setelah dibanting masih dalam kondisi sadar.

Ilham pun langsung memberikan pertolongan pertama berupa membersihkan luka dari tubuh Awan.

Namun Ilham sadar adiknya butuh perawatan medis.

Sebuah video memperlihatkan detik-detik seorang ayah membanting anak hingga meninggal di Jakarta Utara, beredar viral di media sosial. (Instagram @jakut_update)

Dia pun akhirnya meminta sang ayah membawa Awan ke rumah sakit.

Ilham sempat meminta penjelasan soal yang terjadi kepada adiknya.

Namun Usman berdalih, apa yang dilakukannya merupakan ketidaksengajaan.

"Gak sengaja katanya, ngomongnya jatoh sama saya," tutur Ilham.

"Saya sempet bersihin darah adik saya, tapi malah makin banyak. 

Akhirnya saya minta buat dibawa ke rumah sakit aja," sambungnya.

(Tribun Bogor/Tribun Jakarta)

Artikel ini diolah dari Tribun Bogor dan Tribunjakarta