Pilpres 2024

SOSOK Mayor Teddy Indra Wijaya, Sekpri Prabowo Viral Kena Semprot: Suka Ngatur, yang Capres kan Gue

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Mayor Teddy Indra Wijaya, sekretaris pribadi Prabowo yang viral usai disemprot sang calon presiden.

TRIBUNTRENDS.COM - Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto belum lama ini meng-ulti sekretaris pribadinya, Mayor Teddy Indra Wijaya.

Sambil berkelakar, Prabowo menyebut jika sekprinya itu suka mengatur dirinya.

Menilik dari unggahan di akun Tiktok @bertold_hoover, Prabowo awalnya tampak memberikan sambutan di acara deklarasi yang digelar oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Di momen itu, Prabowo mendadak memprotes sekpri yang menyuruhnya untuk tidak berpidato terlalu lama.

Sambil berkelakar, Prabowo menyebut jika ajudannya itu sangat suka mengatur-atur dirinya.

"Ini Sekpri (sekretaris pribadi) saya selalu ngatur-ngatur, (katanya) 'Pak bapak pidato jangan terlalu lama pak'," kata Prabowo.

"(suka ngatur) yang capres kan gue," tambahnya sambil tertawa.

Baca juga: Prabowo Tanggapi Kesedihan PDIP Ditinggal Keluarga Jokowi: Kan Kita Satu Bangsa, Satu Negara

Ucapan Prabowo itupun langsung disambut tawa dan sorakan meriah dari kader PSI.

Saat disorot, Mayor Teddy pun terlihat hanya terdiam dan sedikit tersenyum.

Mayor Teddy Indra Wijaya, sekretaris pribadi Prabowo Subianto.

Lantas, siapa sebenarnya Mayor Teddy?

Mayor Teddy Indra Wijaya, masuk dalam deretan prajurit terbaik korps baret merah Kopassus.

Sebelum mendampingi Prabowo, Teddy Indra Wijaya adalah asisten ajudan Presiden Jokowi tahun 2014-2019, kala itu ia masih berpangkat letnan satu.

Setelah berpangkat Kapten, Teddy Indra Wijaya diberangkatkan ke Amerika Serikat dan berhasil memenuhi kualifikasi pasukan elite Angkatan Darat Negeri Paman Sam.

Kualifikasi ini diperuntukan bagi perwira paling fit secara mental dan fisik, presentase kelulusan peserta pun hanya 20 persen.

Tak cuma itu, alumnus Akademi Militer 2011 juga menjadi lulusan terbaik US Army Infantry School.

Deretan prestasi Internasional terus mengalir, Teddy Indra Wijaya juga berhasil menyelesaikan pendidikan United States Army Ranger School dengan keterampilan pertempuran jarak dekat.

Mengantongi banyak prestasi di Amerika Serikat, karir militer Teddy Indra Wijaya terus meroket.

Berpangkat Mayor, Teddy Indra Wijaya mendapat kepercayaan menjadi sekpri Prabowo Subianto.

Mayor Teddy Indra Wijaya, sekretaris pribadi Prabowo Subianto yang viral.

Baca juga: Ingat Neno Warisman? Dulu Kritik Jokowi & Teriak 2019 Ganti Presiden, Kini Dukung Prabowo-Gibran

Sebelumnya, Prabowo Subianto menanggapi kabar tentang kesedihan PDIP ditinggal keluarga Jokowi, sebut semuanya proses demokrasi.

Sebagaimana diketahui, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan kader PDIP kini 'menyebrang' ke kubu lawan setelah menerima pinangan Prabowo untuk menjadi cawapresnya.

Langkah Gibran menjadi cawapres Prabowo itu juga telah direstui oleh Jokowi.

Manuver politik ini disebut membuat PDIP kini dalam kondisi bersedih.

Meski begitu, Prabowo menyebut inilah yang disebut sebagai proses demokrasi.

Pasangan Prabowo dan Gibran saat mendaftar ke KPU (YouTube Kompas TV)

Ketua Umum Partai Gerindra itu lantas menyebut bahwa banyak kader partainya yang juga diambil oleh pihak lain.

Baca juga: Nasdem Senang Jokowi Undang Anies, Prabowo, Ganjar Makan Siang, Tapi PDIP Heran: Jadi Tanda Tanya!

"Ini kan proses demokrasi. Saya juga banyak kader saya juga yang diambil pihak lain," ujar Prabowo saat ditemui di Posko Pemilih Prabowo-Gibran, Gunawarman, Jakarta, Senin (30/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Di sisi lain, pria berusia 72 tahun itu mengeklaim hubungan antara dirinya dan PDIP tetap baik-baik saja selepas Gibran menjadi bacawapres-nya.

Lagipula, Prabowo mengingatkan, mereka tetap dalam satu bangsa dan negara yang sama.

"Ya kita baik-baik saja ya kan. Kan kita satu bangsa, satu negara," ucapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut partainya saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan Yang Maha Kuasa serta rakyat Indonesia atas apa yang terjadi.

Apalagi, kata Hasto, ketika DPP PDIP bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai yang paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi.

Padahal, kata Hasto, seluruh jajaran DPP PDIP hingga ranting begitu mencintai dan memberikan privilege (hak istimewa) yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga.

"Namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," ungkap Hasto dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (29/10/2023).

Pada awalnya, Hasto menyatakan seluruh kader PDIP hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi.

Namun, ternyata hal yang dikhawatirkan benar-benar terjadi.

Baca juga: Ingat Neno Warisman? Dulu Kritik Jokowi & Teriak 2019 Ganti Presiden, Kini Dukung Prabowo-Gibran

Di mana, putra sulung Presiden Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo maju menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Di sisi lain, seluruh simpatisan, anggota, dan kader partai, kata Hasto, sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari lima pilkada dan dua kali pilpres.

"Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam," jelasnya.

"Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, dan lain-lain beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami."

"Indonesia negeri spiritual. Di sini moralitas, nilai kebenaran, kesetiaan sangat dikedepankan," terang Hasto.

"Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK," tandasnya.

***

Artikel ini diolah dari TribunTrends dan Tribun-Medan.com