TRIBUNTRENDS.COM - Sisi lain Dini Sera Afrianti TikToker yang tewas dianiaya pacar, Ronald Tannur, anak anggota DPR, diungkap ketua RT.
Pak RT menyebut Dini sudah 12 tahun tak kontak dengan keluarga, namun dua bulan belakangan komunikasi mereka sempat terjalin lagi.
Bahkan Dini sempat mengatakan kangen dan ingin pulang dua bulan lalu.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Dikabarkan sebelumnya, seorang wanita asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Dini Sera Afrianti (29), tewas dianiaya kekasihnya, Gregorius Ronald Tannur (31), yang merupakan anak anggota DPR RI.
Penganiayaan tersebut terjadi di sebuah tempat hiburan malam di Jalan Mayjend Jonosewojo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (3/10/2023).
Dilansir dari TribunJabar.id, Dini merupakan warga Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Panggil Dokter Ronald Anak Anggota DPR Cemas Dini Terkulai Usai Dianiaya, Sempat Beri Napas Buatan
Ketua RT 12/RW 04 Desa Babakan, Saepudin mengatakan, Dini memiliki satu anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
"Punya anak satu, umurnya 12 tahun, sekolah SD di sini," ujar Saepudin, Jumat (10/10/2023 ).
Menurut Saepudin, Dini sudah lama meninggalkan anak dan orang tuanya, bahkan hilang kontak.
Sekira dua bulan sebelum tewas, kata Saepudin, Dini akhirnya menghubungi orang tuanya.
Dalam komunikasi tersebut, Dini mengutarakan kerinduannya kepada orang tua.
"Nah, ada kabar itu dua bulanan ke belakang, selama 12 tahun gak ada kabar."
"Bahkan, ia menyebut kangen kepada orang tuanya, sebelum kejadian ini," terangnya.
Sebelum meregangkan nyawa, Dini juga sempat mengutarakan keinginannya pulang ke Sukabumi.
"Informasi itu dari keluarga dua bulan yang lalu ada komunikasi di Surabaya dan ingin pulang ke Sukabumi."
"Ternyata sekarang pulang keadaan meninggal," ucap Saepudin.
Korban Tewas dengan Luka di Sekujur Tubuh
Dari hasil autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, ditemukan banyak luka di tubuh Dini.
Demikian disampaikan tim forensik RSUD dr Soetomo, dr Renny.
Baca juga: Bukan Dianiaya Ronald, Polisi Keluarkan Surat Kematian Dini Karena Sakit, Kuasa Hukum: Kami Laporkan
"Pada pemeriksaan luar, kami temukan luka memar pada kepala sisi belakang, kemudian pada leher kanan-kiri."
"Pada anggota gerak atas, pada dada bagian kanan dan tengah, kemudian pada perut kiri bawah pada lutut kanan."
"Tungkai kaki atau paha, kemudian pada punggung kanan dan ditemukan luka lecet pada anggota gerak atas," ujar dr Renny, Jumat (6/10/2023).
Tim forensik juga menemukan adanya pendarahan organ dalam, patah tulang hingga memar.
"Kami temukan resapan darah pada otot leher kulit kanan-kiri, patah tulang iga 2 sampai 5, ada luka memar pada organ paru dan luka pada organ hati," tandasnya.
Kronologi Penganiayaan
Peristiwa bermula saat korban dan pelaku berkunjung ke tempat hiburan malam.
Saat kejadian, diduga ada perselisihan antara pelaku dan korban sehingga memicu tindakan kekerasan terhadap korban.
Dari pengakuannya kepada polisi, Ronald sempat memukul kepala korban sebanyak dua kali menggunakan botol minuman keras.
Kemudian, saat berada di parkiran, Ronald masih melanjutkan penganiayaannya terhadap korban.
Bahkan, korban yang duduk di bangku penumpang sebelah kiri, tubuhnya sempat terseret sejauh lima meter.
Dalam kondisi sudah tak berdaya, tubuh korban dimasukkan oleh Ronald ke bagasi mobil.
Baca juga: Aniaya Dini hingga Tewas, Ronald Tannur Resmi Jadi Tersangka, Edward Tannur Siap Kawal Kasus Anaknya
Ronald lantas mengemudikan kendaraannya menuju apartemen yang berada di kawasan Surabaya Barat.
Melihat kondisi korban yang semakin lemas, Ronald sempat memberikan napas buatan.
Namun, saat itu korban sudah tidak memberikan respons.
Ronald kemudian membawa Dini ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis.
Nahas, pihak rumah sakit menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.
Diolah dari artikel TribunSolo.com.