TRIBUNTRENDS.COM - NASIB guru PAI bernama Akbar Sarosa kini berhadapan dengan hukum karena menghukum murid yang tak sholat.
Bahkan Akbar Sarosa dituntut Rp50 juta oleh orangtua murid.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Awalnya, kisah Akbar Sarosa viral lewat unggahan seorang guru di TikTok @deni_ali28.
Kronologi kejadian tersebut adalah seusai Akbar yang menyuruh siswanya untuk shalat berjamaah karena sudah masuk waktu zuhur.
Namun, terdapat tiga orang siswa yang enggan melakukan shalat berjamaah.
Sehingga Akbar mencoba untuk menegurnya, namun tak diindahkan.
Baca juga: Terungkap Kondisi Jessica Wongso Dipenjara, Jadi Desainer dan Guru Bahasa Inggris untuk Napi Lain
Akhirnya ketiga siswa tersebut dihukum dengan memukul telapak tangan dan pundaknya.
Usai peristiwa itu, Akbar Sarosa ternyata dilaporkan oleh orangtua murid yang tak terima anaknya dihukum.
"Pak Akbar dilaporkan oleh orangtua murid karena anaknya dihukum lantaran tidak mau disuruh shalat.
Semoga Pak Akbar mendapatkan keadilan," tulis Deni Ali dalam videonya.
Tak hanya itu saja, parahnya Akbar Sarosa bahkan dilaporkan ke polisi dan dituntut sebesar Rp 50 juta.
"Sidang ditunda sampai minggu depan, kasus Pak Akbar yang dituntut 50jt oleh orangtua murid karena anaknya dihukum lantaran tidak mau ikut sholat zuhur."
Menanggapi hal itu, akun tersebut juga mengunggah video aksi solidaritas para guru di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
"Aksi solidaritas PGRI Kab. Sumbawa Barat dan Kab. Sumbawa NTB untuk Pak Akbar.
Semoga Pak Akbar bebas dari segala Tuntutan Hukum. Aamiin," tulisnya melalui caption.
Ia juga diketahui meminta dukungan dan doa netizen agar rekan sesama guru tersebut mendapatkan keadilan.
Baca juga: Sekolahnya Terpencil, Guru di Bengkulu Sewa Mobil Rp 2 Juta, Dulu Numpang Truk Pengangkut Batu Bara
"Sedih sekali melihat keadaan Guru Saat ini. Semuanya Serba Salah," tmbahnya dalam keterangan video.
Sementara itu sebelumnya diketahui bahwa melansir dari Tribunstyle.com, Sabtu (7/10/2023) Akbar Sarosa merupakan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Negeri 1 Taliwang, Sumbawa Barat.
Guru tersebut dilaporkan oleh salah satu orang tua muridnya yang tak terima anaknya dihukum.
Pasalnya anak tersebut mangkir dari sholat berjamaan di sekolah.
Sehingga Akbar pun menghukum beberapa murid tersebut.
Tak terima anaknya mendapat hukuman, salah satu orangtua murid akhirnya melaporkan Akbar ke polisi.
Bahkan Akbar dituntut denda sebesar Rp 50 juta.*)
MIRIS! Guru SMA Bully Siswa Karena Anak Petani, Murid Lainnya Emosi: Petani Pekerjaan Halal Pak
Aksi seorang guru SMA di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, diduga melakukan bully terhadap siswa yang merupakan anak petani viral di media sosial.
Adapun salah satu akun yang membagikan video itu adalah akun Instagram @terangmedia.
Dalam keterangan unggahan itu disebut bahwa insiden itu terjadi di salah satu SMA di Takalar, Sulawesi Selatan.
“Beredar video di beberapa group whatsapp di Kabupaten Takalar memperlihatkan seorang guru membully salah satu siswanya dikarenakan hanya seorang anak petani,” isi narasi dalam keterangan unggahan itu.
Baca juga: Bocah Berkebutuhan Khusus di Balikpapan Di-bully di Masjid, Dihajar hingga Nangis, Hanya karena Foto
Dalam video yang beredar, tampak seorang guru tengah berdebat dengan seorang siswa di depan kelas.
Momen perdebatan guru dan siswa itu direkam oleh seorang siswi yang merupakan teman kelas dari siswa tersebut.
Siswi perekam video itu terdengar membela rekan kelasnya itu.
Dia tak terima temannya dibully oleh oknum guru tersebut hanya karena orangtua rekannya itu bekerja sebagai petani.
“Astagfirullah, petani pekerjaan tonji pak. Yang penting tawwa halal ji,” kata siswi perekam video.
“Kenapa ki salahkan anak petani? Tidak terima ka pak, kah temanku,” sambungnya.
Tidak lama kemudian, suasana di dalam kelas menjadi kacau.
Beberapa siswa lainnya maju ke depan kelas dan mendekati guru yang telah menggunakan kata-kata merendahkan terhadap profesi orang tua teman mereka yang bekerja sebagai petani.
Para siswa tersebut jelas menunjukkan ketidaksetujuan terhadap tindakan guru yang membully teman mereka dengan cara yang merendahkan pekerjaan orang tua mereka yang bekerja sebagai petani.
Mereka mengeluarkan protes keras dan mengungkapkan ketidaksenangan mereka dengan kata-kata guru itu.
“Pak, janganki bawa-bawa petani, mentang-mentangki guru di situ,” ucap perekam video itu.
Diketahui, bullying yang dilakukan oleh seorang guru tersebut terjadi di SMAN 3 Takalar.
Dalam keteragan unggahan itu disbeutkan bahwa guru tersebut sudah minta maaf dan menyesali perbuatannya.
Meski demikian, tindakan guru tersebut mendapat kecaman dari warganet.
Baca juga: PILU Anak Artis Di-bully di Sekolah, Mata Lebam Dilempar Batu, Kakak Murka: Hah Siapa yang Berani?
“Emang pak guru makan nasi darimana? kalau gak ada petani. Beras nya jatuh dari langit,” tulis @pganwari.
“Aah lu kaya udah gak makan nasi aja jang, emang sampean udh makan tai ya jd ngebully anak petani hmm,” tulis @tayovoyages.
“Kalo ga ada petani mati Lo gak makan beras dr padi.
Kalo gak ada guru masih bisa hidup walalu bego ttp masih bisa hidup,” tulis @aljvts02.
“Semoga jadi pelajaran buat guru2 yang lain agar tidak melakukan perbuatan yang seperti ini dan semoga guru nya tidak di pecat atau di copot,” tulis @bobenkhehe.
Murid SMA di Maluku Bully Gurunya Sendiri, Disoraki dan Kunci Motor Disembunyikan
Astaga! Para murid SMAN 15 Maluku Tengah, Maluku melakukan aksi bullying pada seorang guru bernama Yam.
Guru Yam yang menjadi korban perundungan muridnya tersebut merupakan wakil kepala sekolah di SMA 15 tersebut.
Insiden kurang menyenangkan yang dialami sang guru itu juga direkam oleh murid yang membullynya.
Tak ayal rekaman itu kemudian beredar luas di media sosial dan akhirnya viral.
Adapun akun Instagram yang membagikan video itu adalah @memomedsos.
"Seorang guru SMAN 15 Maluku Tengah, Maluku, mendapatkan tindak perundungan atau bully oleh siswanya sendiri saat berada di sekolah.
Dalam video tersebut, nampak para siswa mengambil kunci motor milik guru tersebut," isi narasi dalam keterangan unggahan itu.
Dalam video singkat dengan durasi 31 detik tersebut, terlihat seorang murid mengambil kunci sepeda motor milik guru bernama Maryam Latansa.
Saat guru mencoba merebut kunci tersebut, dia kemudian mendapat sorakan dari sekelompok siswa yang terdiri dari belasan orang.
“Seng (Tidak) bisa pulang,” sorak para siswa itu berulang kali.
Akhirnya, kunci kendaraan tersebut diberikan oleh seorang siswa setelah guru tersebut mengulangi permintaannya.
Peristiwa ini terjadi di area parkir sekolah pada hari Senin, 14 Agustus 2023, ketika para siswa tengah melakukan unjuk rasa.
Tindakan siswa ini menjadi reaksi atas sejumlah kebijakan kontroversial yang diambil oleh sekolah.
Beberapa kebijakan tersebut mencakup penunjukan ketua Osis tanpa melibatkan Majelis Perwakilan Kelas, serta larangan untuk menyampaikan pendapat.
Selain itu, juga ditegaskan bahwa pengangkatan Ketua Gudep Pramuka melanggar aturan, mengingat masa jabatan ketua Gudep yang sebelumnya masih tersisa satu tahun.
Dilansir dari Tribun Ambon, Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Maluku Tengah, Amsuddin, merasa sangat menyesal atas tindakan perundungan yang dialami oleh guru tersebut.
Dia berjanji akan segera menghubungi orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah ini.
Kejadian ini juga berdampak negatif pada reputasi sekolah, oleh karena itu, dia berharap pertemuan dengan orang tua siswa akan menghasilkan solusi terbaik.
"Saya sebagai pimpinan akan mencari solusi yang terbaik agar masalah ini bisa kita pulihkan sehingga kepercayaan masyarakat terhadap lbah lebih baik kedepan," ungkapnya.
Selanjutnya, dia berencana untuk membuat video di mana para siswa secara langsung meminta maaf kepada guru yang menjadi korban.
"Saya bersama tema-teman akan mengumpulkan data data siswa-siwa mana kemudian bersama orang tuanya, lalu kita buat semacam video permintaan maaf terhadap tindakan yang mereka lakukan terhadap ibu dan kepada publik," sambungnya.
Baca juga: PETANTANG Petenteng Bully Siswa SMP hingga Paksa Cium Kaki, Kini Pelaku Ditangkap, Hukuman Menanti
Setelah insiden ini viral, sejumlah alumnus langsung mendatangi sekolah dan menyatakan keprihatinan atas kejadian tersebut.
Mereka berjumpa dengan kepala sekolah dan dewan guru pada Rabu, 16 Agustus 2023.
Para alumnus mengutarakan rasa prihatin mereka di hadapan para guru.
Salah satu alumnus, Santi, mengakui penyesalan atas tindakan yang dilakukan oleh para siswa.
Baca juga: BANDEL Siswa SMP di Bandung, Kembali Bully Teman Usai Dimediasi, Ancam Bunuh Pakai Obeng: Gue Tunggu
Menurutnya, ada pihak yang memprovokasi siswa untuk berperilaku demikian.
Melihat dampak negatif dari video yang menjadi viral tersebut terhadap citra sekolah, mereka mendesak pihak sekolah untuk segera memberikan klarifikasi.
Para alumnus meminta agar kepala sekolah dan dewan guru menyelenggarakan konferensi pers dan meminta maaf kepada publik, khususnya kepada profesi guru di seluruh Indonesia, serta kepada guru yang menjadi korban, yaitu Ibu Yam.
Santi, yang mewakili rekan-rekan alumnus, berpesan agar para siswa tidak mengulangi tindakan serupa di masa mendatang.
Dalam tanggapannya, Kepala Sekolah, Amsuddi, berjanji akan mengundang seluruh dewan guru dan para siswa untuk mencari jalan keluar dan menyelesaikan masalah ini.
Dia menyatakan bahwa dalam waktu satu atau dua hari, akan diadakan pertemuan dengan tujuan mencari solusi, serta akan mengundang siswa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
***
(TribunSumsel.com/ Thalia Amanda Putri, TribunMedan.com)
Diolah dari artikel TribunSumsel.com dan TribunMedan