TRIBUNTRENDS.COM - PEDIH hati seorang perempuan muda di hari wisudanya, orangtua tak bisa datang di hari wisuda.
Akibatnya perempuan itu pun sendirian dan bersedih di momen bahagianya.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Sebuah tayangan video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang mahasiswi sedang diam diri sendirian.
Terlihat mahasiswi baru saja keluar dari acara wisudanya.
Namun, tidak seperti mahasiswa lainnya.
Ia tidak ditemani dan tak disambut oleh siapapun setelah selesai wisuda.
Baca juga: Bahagia Berubah Duka, Tangis Mahasiswi Pecah Ayah Meninggal di Hari Wisuda, Pesan Terakhir Almarhum
Dalam tayangan video berdurasi 1 menit, terlihat sang perekam menghampiri mahaiswi tersebut.
Ternyata, ia tak hanya seorang saat menghampirinya.
Perekam bersama keluarganya menghampiri si mahasiswi.
Ternyata perekam itu adalah temannya.
Ia sengaja datang dengan keluarga untuk hadir di wisuda sahabatnya.
Terlihat tangis tersedu-sedu mahasiswi itu dari kejauhan.
Saat melihat keluarga sahabatnya datang, tangisannya semakin pecah.
Dengan menggunakan toga berwarna hitam ungu, mahasiswi itu langsung menghampiri ibunda temannya.
Bahkan, saat memeluk orangtua temannya, tangisan mahasiswi itu tak henti-henti.
Satu persatu ia salami, dari ibunda hingga ayah sahabatnya.
Baca juga: Momen Pilu Suami Mewakili di Acara Wisuda, Istrinya Meninggal Dunia Setelah Melahirkan Anak
Momen bahagia yang semestinya dihadiri keluarga, namun berbeda dengan nasib mahasiswi cantik ini.
Pasalnya, dalam keterangn video tersebut, mahasiswi ini bernama Dinda.
Dinda ternyata orangtuanya sudah berpisah.
Bahkan, ayah dan ibunya tidak bisa hadir di momen spesial anaknya itu.
Diketahui, Dinda berkuliah di Universitas Lampung.
"Ini ceritaku si anak brokenhome yang bertemu dengan keluarga cemaraku hehehehe
Di hari wisuda orangtua kandungku gaada yang bisa dateng huhuhu sedihh bangett, tapi gapapa ada ayah ibu ayuk dan jeki pastinya yang bisa gantiin hadir di acara wisuda akuu
Terimakasih YaAllah, terimakasih banyak Ayah Ibu untuk segala doa, kasih sayang, nasihat, semangat.
Dan hal baik yang sudah ayah ibu berikan, Dinda udah ada di titik ini Yah Bu.
Baca juga: Fakta Mahasiswa Wisuda Sendirian karena Kesiangan, Dimarahi Orangtua yang Menunggu, Dikerjain Dosen
Semoga Dinda basi jadi orang sukses yang bermanfaat untuk banyak orang ya Yah Bu" tulisnya dalam keterangan videonya.
Video yang diunggah oleh akun Twitter @sosmedkeras banyak dikomentari netizen.
@imnameb_ : Keren banget pola pertemanan mbaknya
@Fottify : Relate, punya temen yang keluarganya baik ke kita juga another level happiness
@akbarkharirie : selamat atas wisudanya, tetap semangat masih ada kesuksesan lainnya yang menanti.
@taufikbounty : Nyesek banget pasti.. apalagi itu momen spesial*)
Kisah Farrel Mahasiswa Tunanetra Wisuda UGM, Raih IPK 3,74, Dijemput Teman di Gerbang, Ibu Menangis
Kisah haru datang dari seorang mahasiswa bernama Alexander Farrel Rasendriyo Haryono.
Pria yang akrab disapa Farrel ini merupakan mahasiswa tunanetra berprestasi.
Farrel lulus dengan IPK mengagumkan dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia menjadi salah satu dari 1.609 sarjana lulusan UGM yang mengikuti wisuda sarjana di Grha Sabha Pramana UGM, Kamis (24/8/2023).
Momen itu dibagikan sebuah akun X yang dulunya bernama twitter yang menyematkan foto dan video mahasiswa tersebut menerima ijazah.
“Ikut bangga! Farrel merupakan salah satu dari 1.609 lulusan sarjana UGM yang diwisuda di Grha Sabha Pramana UGM, Kamis (24/8/2023),” tulis akun tersebut.
Farrel mendapat nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,74.
Baca juga: SOSOK Rivaldo, Mahasiswa Viral Gegara Wisuda Sendirian, Penyebab Datang Terlambat Terungkap
Saat datang ke acara wisuda UGM, ia bersama dengan kedua orang tuanya.
Farrel pun berbagi kisah bagaimana bisa lulus dari FH UGM.
“Senang sekali, bisa selesai tepat waktu, empat tahun,” kata anak sulung dari tiga bersaudara asal Klaten ini, mengutip laman UGM.
Cara Belajar
Farrel bercerita ia tidak mengalami banyak kendala selama mengikuti perkuliahan karena para dosen selalu mengirim soft file saat kuliah daring.
Lalu, saat berlanjut kuliah tatap muka, ia selalu rajin mencatat apa yang disampaikan dosen di depan kelas.
“Kebetulan dosen-dosen selalu membagi materi pembelajaran. Selama kuliah, saya mencatat,” ujarnya.
Saat ujian, kata Farrel, ia ditempatkan dalam ruangan khusus.
Melalui sebuah aplika si khusus, ia bisa mengetahui soal-soal ujian yang ditanyakan, selanjutnya ia mengerjakan jawabannya dengan cara mengetik di laptop.
Dijemput Teman di Gerbang Kampus
Farrel mengaku bersyukur banyak dibantu oleh rekan kuliahnya sehingga tidak kesulitan untuk datang ke kampus.
Biasanya ia dari rumah ia memesan ojek daring untuk berangkat ke kampus.
Bila sudah sampai di pintu gerbang, rekan kuliahnya sudah menunggu untuk mengantarnya masuk ke dalam kelas.
“Sampai kampus janjian sama teman sudah ada yang jemput.
Lalu, saya diantar ke kelas.
Begitu juga janjian dengan dosen, selalu diantar,” kenangnya.
Begitu pun dengan pengerjaan tugas skripsi.
Farrel mengaku melakukan hal yang sama dengan mahasiswa lainnya seperti riset dan wawancara langsung dengan responden.
“Sama dengan mahasiswa yang lain, saya menulis, riset, dan wawancara,” katanya.
Tema skripsi yang dipilih Farrel berkenaan soal hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas.
“Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah diperlukan ketentuan khusus penerapan pajak penghasilan bagi penyandang difabel sebab secara ekonomi mereka memiliki pengeluaran lebih besar dibanding dengan nondifabel,” paparnya.
Baca juga: Mahasiswa UMM Wafat, Ortu Gantikan Wisuda, Lulus Tanpa Skripsi, IPK 3,93, Biaya Kuliah Dikembalikan
Sang Ibu Menangis Haru
Emil Tri R, ibunda Farrel mengaku senang dan bangga anak sulungya berhasil menyandang gelar sarjana.
Terlihat selama prosesi wisuda, ia menangis haru saat melihat Farrel dari kejauhan menerima ijazah.
“Aduh, mewek terus di atas (balkon). Pokoknya bangga. Perjuangannya sungguh luar biasa, semoga sukses terus kedepannya,” katanya.
Terkait sosok sang putra, Emil cerita sejak kecil Farrel termasuk anak yang rajin belajar dan tidak suka mengeluh.
"Ia selalu memiliki tekad kuat untuk memiliki impian yang sama dengan temannya yang normal.
Dari kecil tidak mengeluh. Pokoknya ia selalu ingin sama dengan temannya,” katanya.
Usai menyandang gelar Sarjana Hukum, Farrel mengaku berencana melamar pekerjaan yang sesuai dengan profesinya di bidang hukum.
Apalagi ia memiliki ketertarikan pada hukum pajak.
“Setelah ini, saya mau lamar kerja dulu, mungkin 2-3 tahun lagi mau daftar pendidikan S2,” pungkasnya.
(TribunnewsBogor.com/ Reynaldi Andrian, Tribunjogja.com)
Diolah dari artikel TribunnewsBogor.com dan Tribunnews.com