Berita Viral

Ibu Rela Jual Gelang Demi Laptop, Anak Menangis Tak Didampingi saat Lulusan: Itu Pesan Terakhirnya

Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangis anak saat wisuda, tak didampingi sang ibu, pesan terakhir selalu diingat.

TRIBUNTRENDS.COM - Momen wisuda sangatlah dinantikan oleh para mahasiswa yang telah lulus kuliah.

Begitu juga dengan gadis bernama Nur Ashikin Masiron yang sangat menantikan momen wisudanya ini.

Ia ingin menyambut hari bahagia tersebut bersama ayah dan ibu tercinta.

Di tengah kebahagiaan atas kelulusannya, kesedihan justru menghampiri gadis yang akrab disapa Eqin ini.

Pada bulan Desember 2022 lalu, Eqin wisuda dari kampusnya yakni Universitas Sultan Azlan Shah.

Sayang, ia hanya merayakan bersama sang ayah tanpa kehadiran ibu.

Hal ini lantaran ibunda Eqin meninggal dunia pada 21 Oktober 2021 lalu karena serangan jantung.

Baca juga: Momen Pilu Suami Mewakili di Acara Wisuda, Istrinya Meninggal Dunia Setelah Melahirkan Anak

Tangis Eqin wisuda tanpa kehadiran sosok ibu

"Saat itu saya foto berdua dengan ayah. Saya melihat banyak wisudawan yang sedang berpelukan dan dicium ayah ibu mereka. Saya langsung merasa cemburu dan menangis karena ibu sudah tidak ada. Saya berusaha menyembunyikan tangis saya," ujar Eqin.

Melihat sang anak menangis, ayah Eqin berusaha membujuknya.

"Ayah yang melihat anaknya ini menangis coba membujuk. Semakin dibujuk, saya semakin terisak karena taklagi bias sembunyikan perasaan," ujar gadis yang lulus Diploma Teknologi Maklumat ini.

Eqin sendiri sempat mengunggah sebuah video di akun TikTok miliknya.

Video tersebut diambil ketika Eqin dan keluarga saling bermaafan di Hari Raya Idul Fitri 2021 lalu.

Ucapan almarhumah ibunda Eqin dalam video tersebut sempat terekam kamera.

"Sambil cium tangan ibu, dia tanya saya 'kapan selesai kuliah? Tahun depan kan? Tak sabar lihat adik lulus nanti'," Eqin kenang ucapan ibu, seperti TribunTrends kutip dari mStar, Kamis (21/9/2023).

Sebelum meninggal dunia, ibunda Eqin bahkan sempat menelepon dan memberikan wejangannya.

"Sore sebelum ibu meninggal, beliau telepon saya. Beri pesan agar rajin belajar dan jangan tinggalkan salat. Ibu berdoa agar cita-cita saya tercapai dan bisa menjaga ayah dengan baik," kenang Eqin.

Eqin sendiri kala itu merasa aneh dengan ucapan ibunya yang hanya menyebut sang ayah.

"Saat itu saya merasa aneh mengapa ibu hanya menyebut tentang ayah. Tapi sebelum ini, ibu memang selalu memberikan pesan ke saya. Tak disangka, itu menjadi pesan terakhir yang saya terima dan paling bermakna untuk saya," tuturnya.

Baca juga: Kisah Farrel Mahasiswa Tunanetra Wisuda UGM, Raih IPK 3,74, Dijemput Teman di Gerbang, Ibu Menangis

Tangis Eqin wisuda tanpa kehadiran sosok ibu

Sebagai anak bungsu, Eqin merasa sedih setiap kali teringat ia belum sempat membalas jasa ibu jika sudah bekerja nanti.

"Saya tidak bisa lupa ketika ibu menggadaikan gelang kesayangannya hanya demi membelikan laptop untuk saya. Sangat sedih karena merasa sudah menyusahkannya," kata Eqin.

Eqin sendiri saat sudah bekerja sebagai akuntan sebuah perusahaan konstruksi.

"Ibu tidak sempat merasakan uang gaji saya. Sangat sedih tidak bisa membelikannya berbagai macam barang, sedangkan itu merupakan impian saya sebenarnya. Tapi saya hibur hati sendiri dan berpikir saya masih ada ayah yang bangga dengan pencapaian ini," ujar Eqin.

Gadis asal Johor ini juga menitipkan pesan agar orang-orang lebih menghargai orangtua mereka selagi masih ada.

"Bagi mereka yang pernah merasakan kehilangan, jangan bersedih. Masih ada yang ingin melihat kita sukses dan menyayangi kita. Saya doakan semoga semua yang sudah kehilangan ibu atau ayah lebih kuat menghadapi hari-hari yang mendatang," pungkasnya.

Mahasiswa UMM Wafat, Ortu Gantikan Wisuda, Lulus Tanpa Skripsi, IPK 3,93, Biaya Kuliah Dikembalikan

Momen haru terekam kamera saat prosesi wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Suasana haru tercipta ketika orangtua dari wisudawan Roy Inzaqhi Saputra, mahasiswa UMM, menghadiri prosesi wisuda.

Bukan untuk mendampingi, orangtua Roy Inzaqhi datang menggantikan putra mereka yang telah meninggal dunia.

Orang tua Roy menghadiri wisuda Almarhum anak yang  dinobatkan sebagai lulusan terbaik.

Roy merupakan mahasiswa di Program Studi Informatika UMM.

Ia berhasil lulus dengan IPK 3,93. Bukan hanya itu, Roy juga berhasil meraih gelar sarjana tanpa menulis skripsi. 

Almarhum lulus dengan program ekuivalensi berkat penelitiannya.

Baca juga: MENGHARUKAN Momen Rektor UGM Nyanyi Lagu Bunda saat Wisuda, Ini Kisah Menyentuh di Baliknya

Roy Inzaqhi Saputra, mahasiswa UMM meninggal jelang wisuda, jadi wisudawan terbaik

 

Adapun, Roy dijadwalkan mengikuti wisuda pada Kamis (24/8/2023) lalu.

Sayang, dirinya meninggal sebelum diwisuda.

Dikabarkan ia meninggal lantaran sakit.

Meski demikan, sang ortu tetap menghadiri undangan wisuda di UMM.

Suasana haru bercampur pilu pun tidak dapat disembunyikan.

Momen kehadiran ortu Roy dibagikan oleh akun Instagram @ummcampus.

"Roy… hari ini Bapak Ibu hadir di wisudamu. Menerima sambutan yang luar biasa dari Bapak Rektor dan tentunya menerima ijazah yang harusnya engkau terima.

Terima kasih telah berjuang di Kampus Putih. Yang mana IPK 3,93 di Prodi Informatika UMM pun berhasil kau ukir. Perjalanan indah dan bermaknamu ini akan menjadi penyejuk di hadapan Illahi.

Dalam setiap capaian, bintang-bintang di langit adalah jejak langkah yang bersinar. Waktu terus berjalan, tetapi kenangan abadimu tetap menyala. Hari ini, bukan hanya tentang kesuksesan kita, tetapi juga tentang kenangan yang tak akan pudar.

Selamat jalan, Roy," tulis @ummcampus.

Unggahan tersebut juga memperlihatkan sambutan Rektor UMM Prof Dr Fauzan.

Dalam sambutannya, Fauzan menyampaikan duka cita atas meninggalnya Roy Inzaqhi Saputra.

Saya ingin mengajak seluruh hadirin untuk menundukkan kepala, mendoakan Almarhum Ananda Roy Izhaqi

"Mari sama-sama menundukan kepala mendoakan Roy," kata Fauzan dengan suara bergetar.

Baca juga: SOSOK Asmarifatul Hidayah Siswi Lulusan Perawat, Pagi Wisuda Sore Meninggal, Sempat Foto 1 Angkatan

Roy Inzaqhi Saputra, mahasiswa UMM meninggal jelang wisuda, jadi wisudawan terbaik

Ia mengajak para wisudawan dan hadirin untuk berdoa agar Alamarhum Roy mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Pada momen tersebut, Rektor UMM Fauzan juga menyatakan akan mengembalikan seluruh biaya studi Roy selama melangsungkan studi di UMM.

"Seluruh biaya yang diberikan selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, akan kami kembalikan ke orang tuanya," katanya.

Diketahui, Roy berhasil lulus tanpa skripsi karena program ekuivalensi.

Hal itu berkat penelitiannya yang berjudul ‘Evaluation of the Usability Learning Management System during the Covid-19 Pandemic Using the Scale System’ mampu menembus jurnal terindeks.

“Itu menjadi bukti dari hasil ketekunan serta tekat yang kuat dalam menjalani proses selama proses perkuliahan untuk menjadi kebanggaan kedua orang tuanya,” ujar sang rektor.

(TribunTrends/Ninda/Surya.co.id)

 

Sebagian diolah dari artikel di Surya.co.id