Berita Viral

Mega Ternyata Sudah 3 Tahun Kumpulkan Bukti KDRT Nando, Tapi Laporannya Distop Polisi, Kini Dibunuh

Editor: Galuh Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kedua anak Nando Kusuma Wardana dan Mega Suryani Dewi, kini menangis semalaman setelah ditinggal sang ibunda tewas dibunuh. tidak bisa tidur.

TRIBUNTRENDS.COM - Mega Suryani (25) alias M ternyata sudah sempat tiga tahun lamanya mengumpulkan bukti KDRT yang dilakukan Nando (25) sebelum ia dibunuh suaminya itu.

Mega bahkan telah melaporkan Nando ke polisi pada 7 Agustus 2023 namun sayangnya laporan itu distop polisi.

Kini Mega harus berakhir dibunuh oleh Nando pada Kamis (7/9/2023) di kontrakannya di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

M dibunuh Nando menggunakan pisau di dapur rumahnya.

Kakak kandung M, Deden, mengatakan adiknya sudah sempat visum saat melaporkan Nando ke polisi.

Kedua anak Nando Kusuma Wardana dan Mega Suryani Dewi, kini menangis semalaman setelah ditinggal sang ibunda tewas dibunuh. tidak bisa tidur. (Tribun Bekasi / Facebook/Nando Kusuma Wardhana)

Namun karena Nando mengelak perbuatan yang dituduhkan M, laporan itu akhirnya dihentikan polisi.

Baca juga: Sesal Kakak Mega, Polisi Tak Lanjutkan Kasus KDRT yang Dilaporkan Adiknya, Nando juga Tak Ditahan

"Dari pihak pelaku menyayangkan dan (polisi) memutuskan untuk disetop," kata Deden dilansir TribunJakarta.com .

Pernikahan adiknya dan Nando sudah berjalan selama tiga tahun lebih dan dikaruniai dua orang anak.

Selama hidup bersama Nando, M kerap mendapatkan penganiayaan tak cuma sekali dua kali.

M akhirnya secara diam-diam mengumpulkan bukti penganiayaan yang dilakukan suaminya tersebut.

Namun Deden menyesalkan polisi tak menangkap Nando saat adiknya melayangkan laporan KDRT.

Padahal sudah ada bukti bahkan visum untuk membuktikan tindakan pelaku.

"Iya (ada) banyak (bukti), saya juga ada bukti buktinya (KDRT)," ujar Deden.

Tindakan polisi yang menyetop laporan korban juga disesalkan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti.

Laporan itu dilayangkan M ke Polres Metro Bekasi.

Motif Nando Kusuma Wardana (25) membunuh istrinya, Mega Suryani Dewi (24) dipicu karena perkataan korban. (Kolase Facebook/Ist)

"Terkait keterangan kakak korban yang menyatakan bahwa sebelumnya korban pernah melaporkan suaminya (pelaku), atas kasus KDRT di Polres Metro Bekasi, Kompolnas sangat menyesalkan hal tersebut," kata Poengky kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: FAKTA Baru Suami Bunuh Istri di Cikarang, Nando Ungkap Lokasi Habisi Mega, Bantah di Depan Anak

Poengky pun mendorong agar pengawas internal Polri dari Polda Metro Jaya menindaklanjuti dengan memeriksa penyidik yang menerima laporan tersebut.

Sebab, kata Poengky, perkara KDRT adalah sebuah kejahatan yang serius dan tidak bisa dianggap remeh.

Di sisi lain Nando menyerahkan diri ke polisi dua hari setelah peristiwa pembunuhan itu.

Diantar orangtuanya Nando menyerahkan diri ke Polsek Cikarang Barat.

Polisi lalu mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), jasad korban ditemukan terbaring di atas kasur dengan ditutupi sehelai handuk.

Akibat perbuatannya, Nando dijerat Pasal 339 dan 338 KUHPidana subsider Pasal 44 ayat 3 tentang KDRT ancaman hukuman pidana 20 tahun penjara atau seumur hidup.

Curhat Nando Sebelum membunuh

Terungkap pesan dari Dewi (41), pemilik kontrakan sebelum Nando (24) bunuh sang istri Mega Suryani Dewi (24).

Menurut Dewi, Nando dan Mega mengontrak di Jalan Cikedokan, RT01/RW04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi memang kerap terlibat cekcok dalam rumah tangga mereka.

Bahkan Dewi menyebut bahwa mengatakan, tetangga di lingkungan tempat tinggal Nando dan Mega sempat mengetahui kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Waktu awal-awal yang KDRT 7 Agustus (2023) itu dia (Mega) nangis dan di situ dia minta tolong makanya tetangga dengar," kata Dewi.

Baca juga: NANGIS Terus Nasib Dua Anak Nando dan Mega, Ibu Dibunuh Ayah di Bekasi, Tak Bisa Tidur Semalaman

Dewi bercerita jika kala itu dirinya sempat mendapat laporan salah satu penghuni kontrakannya mengalami masalah berusaha membantu, membuka kunci kontrakan dan mengantar Mega ke rumah sakit.

"Saya buka pitu kontrakan pakai kunci duplikat, saya bilang saya antar ke rumah sakit karena ada memar di dadanya," ucap Dewi.

Setelah insiden KDRT yang dilakukan suaminya, Mega lalu melapor ke polisi.

Nasib Dua Anak Nando dan Mega Setelah Ayah Bunuh Ibu Sendiri di Bekasi, Tak Sengaja Pegang Darah (Facebook Nando Kusuma Wardana)

Dia juga sempat menjalani visum untuk melengkapi berkas laporan.

Mega dan Nando juga sempat pisah ranjang, dua buah hatinya yang masih balita dibawa ke Tambun Selatan kediaman orang tua korban.

Pada saat kasus KDRT dilaporkan ke polisi, biduk rumah tangga Nando dan Mega sudah diujung tanduk.

Saat itulah Nando sempat cuhat perihal kondisi rumah tangganya.

Mendengar hal tersebut Dewi lantas meminta Nando bertobat agar tak lagi kasar terhadap istrinya.

Apalagi kala itu Nando mengaku masih sangat mencintai Mega.

"Waktu itu sempat cerita Nando, kalau dia enggak mau cerai, masih sayang sama Mega, terus saya bilang yang sabar, istighfar, jangan kasar sama Mega," tutur Dewi.

Ketika cerita, Nando nampak menyesali perbuatan kasarnya ke sang istri.

Hal tersebut bahkan berujung membuat Mega kembali bersama anak-anaknya ke kontrakan.

Kasus KDRT yang sempat dilaporkan ke polisi seolah tak lagi dilanjutkan, kedua pasangan muda itu berusaha memperbaiki rumah tangga mereka.

"Saya tahunya dia (Mega) udah balik lagi (tinggal di kontrakan), saya juga sempat ketemu ibunya (Orang tua Mega) kalau anaknya balik karena masih sayang sama anak-anaknya yang masih kecil," kata Dewi.

Akan tetapi kembalinya Mega ke pelukan Nando justru membawa petaka, Dewi pada malam kejadian Kamis (7/9/2023), tak mendengar suara gaduh atau tangis seperti sebelumnya.

Pengakuan Suami Bunuh Istri di Cikarang, Curhat Mega Ungkap Tabiat Nando, Mertua Sampai Heran (Tribun Bekasi/Facebook)

Tetangga mengetahui Mega sudah tak bernyawa setelah polisi datang ke kontrakan pada Sabtu (9/9/2023) dini hari, usai Nando menyerahkan diri ke Polsek Cikarang Barat.

"Enggak, enggak dengar (suara gaduh), cuma dengar jam 11 anaknya nangis, cuma kita kan mikirnya kalau anak kecil nangis wajar," terang dia.

Malam itu, pelaku dan korban terlibat cekcok. Nando kemudian menampar wajah korban hingga tersungkur.

Selanjutnya, tangan kiri pelaku menjambak rambut korban lalu menyeretnya ke ruangan dapur.

Tangan kanan korban lalu meraih pisau dapur yang diletakkan di dekat kompor, tanpa ampun menggorok leher sang istri hingga tewas. (Tribun Sumsel)

Diolah dari artikel di Tribun Sumsel