Berita Viral

TAKUT Dicerai, WNI Susul Suami ke Singapura, Diam-diam Nyamar Pakai Cadar, Lalu Siramkan Air Panas

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi wanita siram suami pakai air panas karena takut dicerai.

TRIBUNTRENDS.COM - Tak terima akan dicerai oleh suami, seorang wanita Warga Negara Indonesia (WNI) nekat menyiram suaminya dengan air panas.

Imbas aksinya itu, wanita itu divonis penjara delapan bulan di Singapura pada Selasa (30/5/2023) lalu.

Diketahui, mulanya wanita bernama Rahimah Nisva (29) asal Batam itu membuntuti suaminya sampai ke Singapura.

Suami Rahimah sendiri merupakan warga Malaysia yang tinggal di Singapura.

Dalam aksinya, Rahimah melakukan perjalanan dari Batam ke Singapura lalu sempat menyamar dan mempelajari kebiasaan suaminya sebelum menyiramkan air panas saat suaminya lengah.

Atas tindakannya tersebut, suaminya menderita luka bakar tingkat dua di punggung atasnya.

Baca juga: BOCOR Video Sidang Cerai Desta, Wajah Tertunduk, Mata Sembab Natasha Rizky Disorot, Bengkak

Ilustrasi wanita sedih karena ingin dicerai oleh suaminya. (freepik.com)

Sang suami memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya ingin menceraikan Rahima.

Dilansir dari Mothership (4/6/2023), menurut dokumen pengadilan, Rahimah dan suaminya telah menikah sejak 2019.

Mereka mendaftarkan pernikahannya di Batam, tempat tinggal Rahimah.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang putri, yang lahir pada Januari 2023.

Kendati demikian, hubungan pasangan suami istri itu memburuk pada Desember 2022 karena sang suami merasa Rahimah terlalu posesif.

Kemudian pada 19 Maret 2023, sang suami berangkat ke Batam dari Singapura untuk menemui Rahimah dan ibunya.

Dalam pertemuan tersebut, suami Rahimah mengatakan ingin bercerai.

Saat itu Rahimah tidak menunjukkan adanya penolakan.

Tak lama kemudian suaminya kembali ke Singapura.

Selang beberapa hari Rahimah naik feri dari Batam ke Singapura bersama rekan perempuannya pada 22 Maret 2023.

Meski begitu, rekannya tidak tahu apa yang akan Rahimah rencanakan.

Rahimah mengajak rekannya ke Singapura dengan alasan untuk menemaninya liburan di Singapura.

Baca juga: Resmi Cerai, Wanita Ini Ajak Teman Pesta Sampai Teler, Bangun-bangun Celananya Terbuka: Kok Sakit

Menyamar dan memantau suami

Mereka tiba di Singapore Cruise Centre sekitar pukul 6 sore hari itu.

Setibanya di Singapura, Rahimah mengatakan kepada rekannya bahwa dia perlu bertemu dengan suaminya untuk mendapatkan beberapa dokumen.

Rahimah tahu bahwa suaminya tinggal di area Blok 23, Baran Road, MacPherson, jadi dia pergi ke sana untuk melihat kebiasaan suaminya sebelum dia melancarkan aksinya.

Rahimah menyamar dengan berganti pakaiannya dengan gaun hitam dan mengenakan niqab, yaitu penutup kepala wanita Muslim yang hanya memperlihatkan matanya saja.

Dengan mengenakan penyamaran, Rahimah pergi ke sekitar tempat tinggal suaminya dan mengintai daerah tersebut.

Baca juga: Penjual Rendang Ini Ternyata Orang Tua Artis, Putranya Sempat Heboh KDRT Istri hingga Nyaris Cerai

Kronologi penyiraman air panas

Setelah melakukan pengintaian dan penyamaran, Rahimah bermalam di sebuah hotel di Geylang.

Pada keesokan harinya, sekitar pukul 06.30 pagi, Rahimah melakukan check out dari hotel tersebut dengan membawa termos yang telah diisinya dengan air mendidih.

Dia kemudian mengatakan kepada rekannya bahwa dia ingin bertemu dengan suaminya sebelum mereka kembali ke Batam.

Rahimah kemudian mengenakan penyamaran yang sama seperti yang dilakukan sebelumnya untuk menyembunyikan identitasnya.

Ia menunggu untuk menyergap suaminya di luar rumah sekitar pukul 07.20 pagi.

Lalu, sekitar 10 menit kemudian, suaminya keluar dari rumahnya dan duduk di kursi di luar unitnya.

Pada saat suami Rahimah sedang mengikat tali sepatunya, kemudian Rahimah berlari ke arahnya dan menyiramkan air mendidih ke punggung suaminya.

Suaminya pun menjerit kesakitan dan berdiri sambil mencoba melepaskan bajunya.

Sementara itu, Rahimah kabur dari tempat kejadian.

Setelah itu, anggota keluarga suaminya segera menelepon polisi untuk meminta bantuan.

Rahimah ditangkap setelah upaya pelarian diri

Usai penyerangan, Rahimah menemui rekannya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Setelah itu, keduannya menuju ke Singapore Cruise Centre.

Mereka naik kapal feri keluar dari Singapura ke Batam pada pukul 09.30 pagi hari itu.

Kendati demikian, rekan Rahimah masih belum menyadari apa yang telah dilakukannya.

Setelah kapal feri meninggalkan Singapura dan dalam perjalanan ke Batam, petugas dari Polisi Penjaga Pantai mencegat dan menghentikan feri. Setelah berusaha kabur, Rahimah akhirnya ditangkap.

Menurut dokumen pengadilan, sang suami pergi ke Singapore General Hospital setelah tersiram air panas.

Korban menderita luka bakar tingkat dua dengan lepuh dan kehilangan kulit di punggung atasnya.

Selain itu, luka bakar tersebut meluas ke bagian belakang leher dan sebagian lengan kanannya.

Dia diberi cuti medis selama 16 hari.

Baca juga: Tak Dinafkahi Selama Nikah, Istri Aktor jadi Pengajar Gym & Jualan Kue, Tinggal Tunggu Putusan Cerai

Ilustrasi dipenjara. (ohbulan.com)

Menangis mohon dibebaskan

Setelah berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian, jaksa penuntut menyatakan bahwa pelanggarannya disengaja dan direncanakan dan menuntut Rahimah dengan hukuman tujuh sampai sembilan bulan penjara.

"Terdakwa sengaja mengenakan pakaian yang akan menyembunyikan identitasnya, dan secara khusus menunggu di luar rumah korban sebelum menyergapnya.

Dia juga telah mengunjungi lokasi ini sehari sebelumnya, untuk membiasakan diri dengan daerah tersebut," kata jaksa penuntut.

Jaksa menambahkan bahwa Rahimah dengan sengaja mengatur waktu serangannya ketika suaminya dalam posisi rentan atau membungkuk sambil mengikat tali sepatunya.

Hal itu membuat korban tidak dapat menghindari air panas yang dia siramkan padanya.

Rahimah juga mencoba melarikan diri dari Singapura setelah melakukan pelanggaran tersebut.

Dikutip dari Shin Min Daily News, Rahimah menangis di pengadilan dan memohon kepada hakim untuk mengizinkannya kembali ke suami dan anak-anaknya dengan alasan dia masih menyusui putrinya.

Dia berkata bahwa dia malu dengan apa yang telah dia lakukan.

Rahimah juga mengaku selama di rutan, dia bisa mendengar tangisan bayi perempuannya setiap malam.

(*)

Artikel ini diolah dari Kompas.com