TRIBUNTRENDS.COM - Nasib pilu seorang siswi di Vietnam berinisial YN menjadi korban bullying.
Dilansir dari Eva.vn Kamis (20/4/2023), YN merupakan siswi kelas 10 di sekolah Vinh University for the Gifted, Nghe An.
YN mengakhiri hidupnya karena tak kuat dibully teman-temannya di sekolahnya.
Publik pun mengungkapkan simpati mereka atas kepergian siswi cantik dan berbakat itu.
Mereka juga berharap pihak berwenang segera turun tangan dan mencari keadilan untuk YN.
Setelah YN meninggal, PP, bibi kandung YN tiba-tiba angkat bicara melalui akun Facebook-nya pada 17 April 2023 lalu.
Baca juga: Ibu Pilih Kasih Isi Surat Terakhir Bocah Kelas 6 SD Sebelum Akhiri Hidup, Ingin Dicintai Orangtua
"Pekerjaannya sudah selesai, hanya saja keluarga besar saya tidak lengkap lagi karena kekurangan anak.
YN adalah nama yang diberikan oleh bibi dan paman kepada anak mereka – cucu pertama harus dimanjakan.
Dia tumbuh dalam cinta dan kebanggaan keluarganya. Dia diajari dengan cermat, dari hal terkecil seperti cara makan yang sopan, cara berjalan dan berdiri... Dia pintar, pandai, pandai berbuat, ceria dan lucu.
Dia hanya memamerkan kepada keluarganya bahwa dia mendapat beasiswa.
Tapi sekarang sakit di setiap bagian perutku!... Bibi dan paman mengambil banyak foto jembatan hidungmu yang indah agar kamu bisa bangga dengan hidungmu yang bagus nanti.
Ibu dan bibi juga berjanji bahwa setelah kamu selesai kuliah, kami akan pergi keluar dan melakukan banyak hal.
Jadi, sayangku, mengapa begitu menyakitkan?" demikian postingan yang ditulis bibi YN.
PP geram melihat informasi palsu yang beredar tentang kasus keponakannya.
Dia lantas mengunggah beberapa foto YN dengan ibunya untuk mengklarifikasi.
Dia menegaskan bahwa ibu dan anak YN itu dekat, mengobrol seperti teman atau terkadang bercanda seperti
saudara perempuan.
Segera setelah dipublikasikan, postingan PP mendapat perhatian khusus dari komunitas online.
Postingan itu mendapat ribuan suka, puluhan ribu komentar, dan ratusan ribu share.
Mengenai kekerasan di sekolah, Assoc. Prof. Dr. Tran Thanh Nam, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (University of Education - Vietnam National University, Hanoi) mengatakan bahwa kekerasan di sekolah adalah masalah yang sangat mempengaruhi mental dan fisik siswa.
"Dari awal ada ancaman gesekan-gesekan kecil, harus ada kegiatan rekonsiliasi kelompok sebaya agar gesekan kecil itu bisa diselesaikan, anak-anak saling memahami, jangan sampai terjadi insiden yang serius," ujarnya.
"Bukan sekolah yang bertanggung jawab, tetapi keluarga yang bertanggung jawab.
Khususnya bagi pihak sekolah, peran wali kelas, ruang konsultasi psikologi sekolah sangatlah penting.
Semua harus bergandengan tangan untuk mengendalikan situasi kekerasan sekolah ini," imbuhnya.
Baca juga: Pesan Terakhir untuk Ibu, Mahasiswa di Banyuwangi Ini Nekat Akhiri Hidup, Ibu, Aku Minta Maaf
Dalam satu tahun terakhir, telah terjadi lebih dari 1600 kasus kekerasan antar pelajar di sekolah.
Ada setidaknya 11.000 pelajar telah didisiplinkan karena kekerasan sekolah.
Dan yang lebih serius, kekerasan tersebut telah menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah.
Berbicara kepada pers, perwakilan dari Vinh University High School for the Gifted mengatakan bahwa dewan manajemen sekolah datang untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga atas meninggalnya YN.
Mengenai penyebab pasti insiden tersebut, perwakilan sekolah mengatakan saat ini polisi sedang menyelidiki.
Sebelumnya, akun yang mengaku sebagai kerabat siswi itu memposting di media sosial: "Si siswi itu adalah yang terbaik kedua di kelasnya, tetapi siswi itu tiba-tiba keluar dan pernah memberi tahu ibunya, "Saya khawatir .. Saya takut pergi ke sekolah."
Belakangan, ketika ibunya mengetahui hal ini, dia mengetahui bahwa anaknya dipukuli, dilecehkan, dan kewalahan secara psikologis.
Ibunya pergi ke sekolah meminta anaknya pindah kelas, menemui wali kelas untuk meminta intervensi.
Sekolah tidak mengubah kelasnya, tetapi berjanji menanganinya dengan ketat, jadi saya yakin masalah itu akan segera terselesaikan ... Siapa yang mengira dia masih akan tinggal di lingkungan yang luar biasa itu berlangsung selama berbulan-bulan.
Dia berencana untuk membeli tali baru dan ketika orang tuanya pergi, dia mengunci pintu dan gantung diri. Dia berusia 17 tahun ...".
Kontak bantuan jika mengalami depresi
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
Salah satunya Kemenkes menyediakan Call Center 24 jam Halo Kemenkes di nomor 1500-567.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id
(TribunTrends/Tiara)