Kecelakaan Maut di Tuban, Mahasiswi Asal Pati Tabrak Truk saat Perjalanan Mudik, Tewas di Tempat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Mahasiswi tewas saat perjalanan mudik lebaran

TRIBUNTRENDS.COM - Nasib pilu seorang mahasiswi asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengalami kecelakaan di Jalan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Kelurahan Sidomulyo, Tuban, Jawa Timur, Minggu (16/4/2023).

Saat perjalanan mudik lebaran, korban bernama Ikke Nur Uswatun Hasanah (22) tewas tertabrak truk boks.

Diketahui, Ikke Nur Uswatun Hasanah merupakan mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Madura yang sedang liburan kuliah dan hendak pulang ke kampung halaman.

Kepela Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Satlantas Polres Tuban, Iptu Eko Sulistiyono mengatakan, saat itu korban berboncengan dengan Rosa Putri Aprilia (19).

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Semarang-Solo, Mobil Honda CR-V Masuk ke Kolong Truk, Tewaskan 3 Orang

Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian kecelakaan yang menewaskan mahasiswa asal Pati, Jawa Tengah. (KOMPAS.COM/HAMIM)

Korban menggunakan sepeda motor dengan nomor polisi K 5202 GQ rombongan bersama teman lainnya dari Madura.

Sepeda motor yang dikendarainya beriringan dengan temannya melaju dari arah timur ke barat saat melewati traffic light perempatan Sumur Srumbung, korban mencoba mendahului kendaraan di depannya.

"Nahas, dalam waktu bersamaan, dari arah berlawanan, muncul truk fuso nopol B 9655 FXU dengan muatan ekspedisi paket yang juga ingin mendahului dan masuk jalur kanan," kata Iptu Eko Sulistiyono.

Penyebab kecelakaan maut tersebut diduga pengemudi truk memiliki pandangan yang tak bebas dan tak tersedia ruang gerak yang cukup untuk mendahului kendaraan lain yang berjalan searah di depannya.

Korban bersama temannya berboncengan ini menghantam bagian depan samping kanan truk lalu terpental dan tersungkur di jalan.

"Saat bersamaan, kendaraan sepeda motor lain yang melintas di sampingnya menyenggolnya hingga kedua kendaraan ini terjatuh," ujar dia.

Akibatnya, Ikke Nur Uswatun Hasanah meninggal di lokasi kejadian, sedangkan Rosa Putri Aprilia luka patah tulang tangan dan sejumlah luka memar di bagian kepala.

Begitu pula M Imron (52), warga Kelurahan Sukolilo, Tuban, yang juga alami luka-luka.

"Sopir truk beserta kendaraan yang terlibat sudah kami amankan untuk proses penyelidikan selanjutnya," pungkas dia.

Begini Cara Menyembuhkan Trauma Kecelakaan

Trauma akibat kecelakaan membuat seseorang mengalami depresi.

Bayangan mengerikan dari kejadian yang dialami, sulit disembuhkan, dan butuh waktu lama untuk pulih.

Selain, penyembuhan luka, korban kecelakaan perlu memulihkan kondisi psikologis. 

Korban kecelakaan biasanya akan mengalami kecemasan, berhalusinasi, dan gangguan mental yang menggangu. Aktivitas sehari-hari akhirnya terganggu dan dapat mengalami stress. 

Proses memulihkan kondisi psikologis akibat trauma.

Korban harus bangkit, tidak menyalahkan diri sendiri dan orang lain terus-menerus. Ada korban 1-2 minggu pulih, dan sampai berbulan-bulan," kata Psikolog RS UNS Rahmah Saniatuzzulfa, kepada Kompas.com, belum lama ini. 

Menurut dia, fase penyembuhan trauma itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu untuk menghapus ingatan terhadap kejadian dan terapi yang memaparkan kejadian.

Korban kecelakaan, perlu didampingi orang-orang terdekat selama masa pemulihan.

Saat itu, korban menjalani karantina untuk mampu menghapus ingatan terhadap peristiwa kecelakaan yang terjadi. 

Trauma kecelakaan itu akan sembuh jika di dalam dirinya ada semangat untuk pulih, yang ditunjukkan perubahan perilaku.

"Terapisnya dari anggota keluarga sendiri. Korban harus dijauhkan dari pikiran-pikiran negatif, ketakutan dan putus asa. Perilakunya sehari-hari dipantau, jangan dibiarkan jika dia melamun sendiri.

Bisa diajak curhat, dihibur biar tertawa lepas, untuk menutupinya perasaan traumatis," ucap Zulfa. 

Aktivitas sehari-hari yang dapat mempercepat waktu pemulihan contohnya, menonton film, dan mendengarkan musik.

"Biarkan ingatan memori kelam kejadian itu hilang sendiri.

Aktivitas sehari-hari, sementara dijauhkan dari kendaraan.

Baik sebagai pengemudi atau penumpang. Itu bisa mengembalikan ingatan korban," katanya.

Founder & Training Director Jakarta Defensive (JDDC) Driving and Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, seseorang yang pernah mengalami trauma karena kecelakaan tidak disarankan untuk berkendara atau mengemudi sampai kondisi psikologis pulih kembali. 

"Takut untuk memulai dari nol lagi itu lebih berbahaya.

Mental si korban laka itu biasanya depresi selama waktu tertentu.

Kalau dia tertekan kondisinya tambah drop, jangan sampai.

Saat bepergian seperlunya, dan biarkan adaptasi dengan kendaraan," kata Jusri. 

Diolah dari artikel Kompas.com dengan judul "Mahasiswi asal Pati Tewas Kecelakaan di Tuban Saat Perjalanan Mudik Lebaran"dan "Begini Cara Menyembuhkan Trauma Kecelakaan"