TRIBUNTRENDS.COM - Kecelakaan maut melibatkan mobil dan truk terjadi di KM 472 Tol Semarang-Solo tepatnya di Desa Ngampon, Kecamatan Ampel, Boyolali, Sabtu (15/4/2023) sekira pukul 15.00 WIB.
Akibat kecelakaan ini, tiga orang dikabarkan meninggal dunia.
Kecelakaan yang melibatkan Honda CR-V dan truk boks ini sempat membuat warga sekitar terkejut.
Pasalnya, suara benturan terdengar keras oleh warga di sekitar lokasi kejadian.
Baca juga: Kecelakaan Maut Ponorogo Jawa Timur, Motor Senggolan Lalu Jatuh Terlindas Mobil, Santri Tewas
Salah satunya adalah Sulastri (37).
Saat tengah masak, dia dikagetkan dengan suara benturan keras dari jalan tol yang berada di atas warung makannya.
"Saya denger-denger sudah Bledug kayak gitu. Kenceng (suara benturan)," ujarnya kepada TribunSolo.com saat ditemui di warungnya.
Dia yang awalnya tak menyangka jika suara itu adalah kecelakaan tak begitu memperhatikan.
Namun, seorang warga lainnya kemudian naik ke jalan tol dan menyampaikan jika telah tejadi kecelakaan.
"Parah, Itu masuk (mobil CRV masuk ke dalam kolong truk), " tambahnya.
Dia pun mengaku gemetar saat melihat kondisi mobil yang terlibat kecelakaan ini.
Begini Cara Menyembuhkan Trauma Kecelakaan
Trauma akibat kecelakaan membuat seseorang mengalami depresi.
Bayangan mengerikan dari kejadian yang dialami, sulit disembuhkan, dan butuh waktu lama untuk pulih.
Selain, penyembuhan luka, korban kecelakaan perlu memulihkan kondisi psikologis.
Korban kecelakaan biasanya akan mengalami kecemasan, berhalusinasi, dan gangguan mental yang menggangu. Aktivitas sehari-hari akhirnya terganggu dan dapat mengalami stress.
Proses memulihkan kondisi psikologis akibat trauma.
Korban harus bangkit, tidak menyalahkan diri sendiri dan orang lain terus-menerus. Ada korban 1-2 minggu pulih, dan sampai berbulan-bulan," kata Psikolog RS UNS Rahmah Saniatuzzulfa, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Menurut dia, fase penyembuhan trauma itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu untuk menghapus ingatan terhadap kejadian dan terapi yang memaparkan kejadian.
Korban kecelakaan, perlu didampingi orang-orang terdekat selama masa pemulihan.
Saat itu, korban menjalani karantina untuk mampu menghapus ingatan terhadap peristiwa kecelakaan yang terjadi.
Trauma kecelakaan itu akan sembuh jika di dalam dirinya ada semangat untuk pulih, yang ditunjukkan perubahan perilaku.
"Terapisnya dari anggota keluarga sendiri. Korban harus dijauhkan dari pikiran-pikiran negatif, ketakutan dan putus asa. Perilakunya sehari-hari dipantau, jangan dibiarkan jika dia melamun sendiri.
Bisa diajak curhat, dihibur biar tertawa lepas, untuk menutupinya perasaan traumatis," ucap Zulfa.
Aktivitas sehari-hari yang dapat mempercepat waktu pemulihan contohnya, menonton film, dan mendengarkan musik.
"Biarkan ingatan memori kelam kejadian itu hilang sendiri.
Aktivitas sehari-hari, sementara dijauhkan dari kendaraan.
Baik sebagai pengemudi atau penumpang. Itu bisa mengembalikan ingatan korban," katanya.
Founder & Training Director Jakarta Defensive (JDDC) Driving and Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, seseorang yang pernah mengalami trauma karena kecelakaan tidak disarankan untuk berkendara atau mengemudi sampai kondisi psikologis pulih kembali.
"Takut untuk memulai dari nol lagi itu lebih berbahaya.
Mental si korban laka itu biasanya depresi selama waktu tertentu.
Kalau dia tertekan kondisinya tambah drop, jangan sampai.
Saat bepergian seperlunya, dan biarkan adaptasi dengan kendaraan," kata Jusri.
Diolah dari artikel TribunSolo.com dengan judul Kesaksian Warga saat Kecelakaan di Tol Semarang-Solo: Dengar Benturan, Gemetar Lihat Korban CRV Mautdan Kompas.com "Begini Cara Menyembuhkan Trauma Kecelakaan"