TRIBUNTRENDS.COM - Korban jiwa akibat gempa besar di Turki pada Senin 6 Febaruari 2023 terus bertambah.
Kini jumlah korban meninggal baik telah mencapai lebih dari 5000 orang.
Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay mengatakan, jumlah korban tewas akibat gempa naik menjadi 3.419 di Turki.
Sementara itu di Suriah, pihak berwenang mengatakan lebih dari 1.600 orang tewas.
Sehingga jika ditotal, jumlah korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah lebih dari 5.000 orang.
Berbicara kepada wartawan, Fuat Oktay mengatakan kondisi cuaca buruk membuat sulit untuk membawa bantuan ke daerah yang terkena dampak.
Selain itu, lanjut Oktay, operasi penyelamatan korban gempa di Turki menjadi sulit karena cuaca.
Dikutip dari Al Jazeera, Oktay juga mengatakan, hanya kendaraan penyelamat dan bantuan yang diizinkan untuk masuk atau keluar dari Hatay, Kahramanmaras, dan Adiyaman.
Operasi penyelamatan difokuskan pada tiga provinsi tersebut dan Malatya, tambah Oktay.
Bantuan Dipasok Lewat Udara
Fuat Oktay mengklaim bahwa cuaca sekarang lebih cocok bagi maskapai penerbangan untuk mendarat di kota-kota terdekat ke tempat-tempat yang terkena dampak gempa.
"71 penerbangan lepas landas dari bandara Istanbul ke bandara terdekat di wilayah tersebut, yang masih berfungsi," ujar Oktay.
Sebelumnya, negara-negara di seluruh dunia telah mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.
Namun gempabumi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga bandara di seluruh Turki, juga menimbulkan tantangan bagi pengiriman bantuan.
Dikutip dari BBC, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan tanggapan internasional, mengatakan bahwa banyak keluarga yang terkena bencana "sudah sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah di mana akses menjadi tantangan".
Uni Eropa mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan ke Turki, sedangkan tim penyelamat dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan.
Inggris mengatakan akan mengirim 76 spesialis, peralatan, dan anjing penyelamat.
Prancis, Jerman, Israel, dan AS juga telah berjanji untuk membantu.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah, seperti halnya Iran.
'Kami Pikir Kiamat' Ngerinya Gempa Turki, Semua Warga Histeris & Takut: Hidup & Mati Sangat Tipis
Gempa magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah pada, Senin (6/2/2023) pagi.
Akibat dahsyatnya gempa tersebut, sebanyak lebih dari 3.800 orang dilaporkan meninggal dunia.
Ketika gempa terjadi, warga Turki dan Suriah sangat histeris.
Sambil dilanda ketakutan dan panik, mereka berusaha menyelamatkan diri dan keluarga.
Baca juga: DIGUNCANG Gempa M 7,8, Turki Luluh Lantak, 3800 Orang Lebih Tewas, Presiden Berduka 7 Hari Berkabung
Dilansir TWT World, Erdal Bay, seorang profesor di Universitas Gaziantep, berkata ia dan keluarganya masih tidur saat gempa terjadi.
"Saya rasa batas antara hidup dan mati sangat tipis," ujar Bay kepada TWT World melalui pesan WhatsApp.
"Saya memikirkan keselamatan keluarga."
Saat merasakan gempa, Bay langsung meninggalkan gedung apartemennya bersama keluarganya.
Untungnya, apartemennya tidak terdampak parah.
Namun perbotan di rumahnya berguncang dan berjatuhan di lantai.
Bay mengingat saat-saat ia keluar dari gedung dan melihat semua orang berlarian panik ketakutan.
Baca juga: PILU Rencana Pernikahan Diguncang Gempa Cianjur, Mempelai Wanita Tewas Tertimbun Reruntuhan
"Saya mencoba membawa anak-anak saya ke tempat aman.
Ibu saya sudah tua.
Kami meninggalkan gedung setelah gempa pertama."
Bay dan keluarganya lalu mencoba meninggalkan Gaziantep dengan mobil.
"Kami berada di kendaraan kami sekarang."
"Banyak orang naik mobil."
"Ada kekacauan dan macet di mana-mana."
Mengatakan dia yakin gempa hari Senin adalah yang paling kuat yang pernah dia rasakan dalam hidupnya, Bay menambahkan:
"Ini adalah gempa yang sangat kuat."
"Saya pernah mengalami gempa bumi yang berbeda sebelumnya tetapi belum pernah merasakan gempa yang berlangsung selama ini."
Profesor itu mengatakan dia yakin gempa itu mengungkap betapa tidak siapnya dia menghadapi keadaan darurat seperti itu.
“Semua orang meninggalkan rumah tanpa persiapan."
"Kami tidak memiliki tas darurat, tidak ada kesadaran bahwa kami tidak boleh menggunakan lift," jelasnya.
Tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya
Selain kota Gaziantep, Diyarbakir juga merasakan dampak gempa yang sama.
Tulin Akkaya belum sepenuhnya terbangun saat gempa pertama.
Baca juga: BOCAH 10 Tahun Selamat dari Gempa Cianjur, 3 Hari Tertimbun Reruntuhan, Ini Kronologi Evakuasi
Sentakan kedua mengguncang rumahnya dan membuatnya bergegas keluar.
"Saya sangat takut.
Saya merasakan (gempa susulan) sangat kuat karena saya tinggal di lantai paling atas," katanya.
"Kami bergegas keluar dengan panik."
"Saya tidak bisa kembali ke apartemen saya sekarang, saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."
Mereka membutuhkan bantuanku lagi
Di kota Diyarbakir, Halis Aktemur mencari seseorang untuk diselamatkan.
Pria berusia 35 tahun itu termasuk yang pertama tiba di lokasi gedung besar pertama yang runtuh.
"Kami berhasil menyelamatkan tiga orang, tapi dua tewas," kenang Aktemur.
"Setelah gempa kedua, saya tidak bisa pergi kemana-mana."
"Saya pikir mereka akan membutuhkan bantuan saya lagi."
Seperti kiamat
Gempa besar kedua datang tepat ketika para penyintas mulai masuk kembali ke apartemen mereka untuk mengambil barang-barang.
Guncangan tanpa henti membuat bangunan yang rusak runtuh di Diyarbakir dan kota-kota terdekat seperti Kahramanmaras.
"Karena saya tinggal di zona gempa, saya terbiasa terguncang," kata jurnalis Melisa Salman yang tinggal di Kahramanmaras.
"Tapi itu pertama kalinya kami mengalami hal seperti itu," kata wanita berusia 23 tahun itu.
"Kami pikir itu adalah kiamat."
Seorang anak selamat dari reruntuhan
Televisi dan media sosial Turki diramaikan dengan berita bahwa seorang anak berhasil ditarik hidup-hidup dari bawah bongkahan besar puing beton.
Televisi NTV menayangkan seorang gadis kecil bernama Zehra, tampak agak bingung dan menanyakan ayahnya, diselimuti selimut wol dan duduk di dalam mobil sedan. (Tribunnews)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 'Update Gempa Turki: Korban Tewas di Turki dan Suriah Mencapai Lebih dari 5.000 Orang'